Demak adalah kota yang penuh dengan sungai. Dimana-mana sepanjang jalan yang kita lewati kita akan berdampingan dengan sungai-sungai. Ada yang besar, ada yang kecil. Sungai-sungai ini kebanyakan merupakan peninggalan penjajah Belanda yang dipergunakan untuk mengairi sawah-sawah didaerah Demak. Sungai-sungai ini oleh penduduk dimanfaatkan sebagai sumber mata air. Ada yang untuk mandi, mencuci dan yang lebih parahnya lagi untuk membuang hajat. Sungai-sungai ini dulunya indah pada masa kecilku. Airnya bening mengalir dan juga bersih. Aku ingat aku suka mandi sambil berenang di sungai. Tapi itu dulu, sekarang sungai-sungai itu sudah berubah warna. Tak lagi indah seperti dulu. Airnya kotor dan banyak sampah bertebaran di mana-mana.Sedih hatiku melihatnya.Lima tahun mendatang mungkin sudah seperti Ciliwung adanya.Sungai yang malang.
Sungai yang harusnya dijaga sebagai sumber kehidupan telah diperlakukan semena-mena. Padahal sungai itu masih merupakan kebutuhan vital akan sumber air bagi warga desa. Tetapi akibat kurangnya kesadaran terutama dalam hal pengelolaan sampah membuat sungai kesayanganku ini bertambah fungsi. Jadi tempat pembuangan sampah. Akibatnya bisa diduga. Air sungai menjadi tercemar. Padahal air yang tercemar dapat membahayakan kesehatan kita. Mulai dari gangguan sistem pencernaan sampai kepada gangguan ginjal, kanker dan sebagainya. Mulai dari yang bersifat akut hingga kronis. Dan gangguan kesehatan ini dapat menimpa siapa saja. Mulai dari kanak-kanak hingga orang dewasa. Pencemaran air bersifat akut, maksudnya dampak yang ditimbulkan akanmuncul dalam hitungan jam, hari, atau bahkan langsung terasa begitu kita mengkonsumsi air yang tercemar. Yang seperti ini umumnya air tercemar oleh mikroorganisme seperti bakteri atau virus penyebab sakit perut. Sedangkan dampak kronis baru akan terasa beberapa bulan atau beberapa tahun mendatang. Yakni gangguan yang disebabkan bahan-bahan kimiaberbahaya yang berpotensi memunculkan penyakit seperti kanker, gangguan ginjal, hati dan sebagainya.
Air merupakan unsur terpenting yang dibutuhkan tubuh bagi proses metabolisme. Sebanyak 60 % isi tubuh kita adalah air. Bila sampai tubuh kekurangan air jangan heran kalau sistem metabolisme tubuh akan terganggu.Yang selanjutnya akan membuat kita jatuh sakit.Harus kita sadari kita memang masih lemah dalam hal pengelolaan sampah.Kurangnya kesadaran dan semakin sempitnya lahan menjadi hambatan tersendiri bagi warga untuk mengelola sampah yang dihasilkannya.Pada jaman dulu saat pekarangan masih luas, warga biasa membuat lubang tempat pembuangan sampah. Kemudian sampah-sampah itu dibakar atau diurug tanah untuk kemudian membuat lubang yang baru.Tapi untuk saat sekarang ini dengan semakin sempitnya lahan, hal itu tidak mungkin lagi dilakukan. Akibatnya warga memilih jalan pintas untuk membuang sampah mereka ke sungai.
Sungguh sangat disayangkan. Padahal sampah-sampah itu bisa dipilah untuk kemudian didaur ulang sehingga bisa menghasilkan. Prinsip reduce (kurangi), reuse (gunakan lagi), recycle (daur ulang), dan replant (tanam lagi) agaknya perlu diadopsi untuk menyelamatkan bumi ini dari sampah. Perangi sampah!
Foto: Koleksi Pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar