Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan
Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Maret 2018

Sudah Punya Abaca tapi Bosan, Simak Triknya

BUAH HATI KU SUDAH PUNYA ABACA

Tapi BOSAN

Yuk intip- intip trik n tips dari bunda Nila..


Apabila anak bosan main abaca


Dan apabila bunda ingin anak nya lebih nyantel dengan kosa kata yg dipelajari saat ini

...


1.Adakan permainan "Pegangkan Aku"

Atur semua kartu boleh diacak...

Dan anak diminta berlomba "pegangkan ba!!!!

Anak menyentuh ba...

Kita pun ikut dalam perlombaan ini

Biar asyik...

Anak serasa ada lawan main...

Tapi kita pura2 kalah


2.Susun kartu/jejer kartu

Minta anak berlomba dengan anak lain

Susunkan bunda" ma ta"

Anak berlomba2 menyusun kata "ma ta"


3.Dikte kata...

Kita bisa diktekan kata yg dipelajari hari ini...


4.baca suku kata yg kemaren

Misal hari ini kita belajar fa...

Maka suku kata yg kmaren di ulang lagi

A,ba,ca...


5.Lingkari aku

Buat kata misal hari ini kita belajar ma

Maka buat kata


Mata

Mana

Maka


Minta anak melingkari suku kata ma


Semoga bermanfaat


SERU KAN??????

Gak ada yang rewel....

Wajah mereka semua berbinar binar....


Mau?

085867486151 ya

Sri Wahyuti
Baca Selengkapnya....!

Sabtu, 02 Maret 2013

SEMINAR HYPNOPARENTING

Hari Sabtu ini saya berkesempatan menghadiri seminar Hypnoparenting yang diadakan oleh Yayasan Az Zahra Kabupaten Demak. Yayasan yang menaungi KBIT-TKIT-SDIT-SMPIT Az Zahra ini selain mengadakan seminar Hypnoparenting juga melakukan launching Penerimaan Siswa Baru (PSB) untuk tahun ajaran 2013/2014. Sebuah acara yang kreatif dan inovatif. Selain acara inti Seminar Hypnoparenting dan Launching PSB, juga dibarengi dengan pentas seni dan Bazaar oleh dewan guru Yayasan Az Zahra.

Kali ini saya hadir selaku perwakilan dari sekolah. Sebuah kesempatan langka yang patut disyukuri. Banyak ilmu yang diperoleh selama seminar. Terutama tentang mendidik anak dengan baik.


Seminar yang mengusung tema “Sukses Mendidik Anak dengan Hipnoterapi, Menjadi Orang Tua yang Sugestif dan Persuasif dengan Hypnosis” dengan pembicara Bapak Didik Hermawan, MCH, Cht selaku pakar Hypnoterapi dari Mind Power Institute yang berbasis di Laweyan Solo. Pembicara lumayan menarik dengan materi yang juga cukup menarik.

Dalam mendidik anak seringkali kita menemukan banyak masalah. Mulai dari anak yang dirasa bandel oleh orang tuanya, anak malas belajar, anak tidak mau menurut kata orang tua, anak penakut, cemas, manja dan segudang permasalahan lainnya. Dan semua permasalahan itu sebenarnya timbul bukan dari faktor anak. Penelitian menyimpulkan bahwa lebih dari 90 % permasalahan anak disebabkan oleh kesalahan atau ketidaktahuan orang tua akan cara berkomunikasi yang efektif terhadap anak. Bagi kebanyakan orang tua, anak seringkali diperlakukan seperti “robot” yang bisa diperintah serta menjalankan perintah sesuai dengan kehendak orang tua. Banyak orang tua melupakan bahwa seorang anak adalah individu yang juga memiliki perasaan, keinginan, dan tindakan. Dan semua itu membutuhkan bimbingan dan juga arahan dari orang tua. Namun seringkali terjadi para orang tua kurang sabar dalam menghadapi anak yang berperilaku kurang sesuai dengan keinginan orang tua.


Dalam hal ini Hypnoparenting hadir untuk menjembatani masalah komunikasi antara orang tua dan anak. Hypnoparenting berasal dari kata hypnosis dan parenting. Hypnosis berarti upaya mengoptimalkan pemberdayaan energi jiwa bawah sadar (dalam hal ini untuk berkomunikasi) dengan mengistirahatkan energi jiwa sadar pada anak (komunikasi mental) maupun pada pembinanya (komunikasi astral). Sedangkan parenting berarti segala sesuatu yang berurusan dengan tugas-tugas orang tua dalam mendidik, membina, dan membesarkan anak. Pembinaan pada anak ini mencakup tiga bidang, yakni fisik, mental, dan spiritual yang dilakuakn sejak mulai orang tua merencanakan kelahiran sampai masa remaja oleh orang-orang di sekitar anak (orang tua, wali, guru, dsb).

Dengan demikian hypnoparenting dapat diartikan sebagai pembinaan anak dengan memperhatikan pengaruh hypnosis untuk selalu menanamkan rekaman/sugesti positif pada jiwa bawah sadar anak. Anak-anak cenderung belum mampu untuk berpikir secara logis. Mereka cenderung memberikan respon terhadap stimulus yang diterima tanpa pertimbangan yang matang. Kata-kata, tindakan, dan sikap orang tua akan terekam masuk pikiran bawah sadar tanpa disaring. Untuk itu para orang tua perlu berhati-hati dalam berkata-kata maupun bertindak. Berikan sugesti/kalimat positif pada anak setiap harinya. Maka anak akan tumbuh dengan baik.
 

Kondisi stress pada orang tua juga akan memberikan pengaruh negatif pada anak-anak. Untuk itu sebelum orang tua melakukan terapi pada anak-anak yang dianggap bermasalah, maka terlebih dahulu orang tua melakukan terapi terhadap dirinya sendiri. Ingatlah, anak melakukan kesalahan karena ketidaktahuan mereka. Respon positif orang tua terhadap kesalahan yang dilakukan anak akan ber-efek luar biasa terhadap tumbuh kembang anak.


Hal penting yang perlu diperhatikan dalam hypnoparenting:

1. Who am I as a parent:

Mengenali diri sendiri selaku orang tua. Ada berbagai type orang tua, yaitu:

- Perfeksionis : menetapkan standar yang tinggi, banyak mengkritik.
- Easy going : serba boleh, tidak mau ambil pusing.
- Ambivalent: tidak konsisten, moody
- Overprotective: terlalu cemas, melindungi
- Mature: stabil, komunikatif, adaptif.

2. Knowing abaout your children:

- Mengetahui potensi dan kemampuan anak
- Mengetahui minat, kesukaan, kebiasaan, harapan, cita-cita, keinginan, tujuan hidup tanpa harus membedakan (comparing) dan memberi stempel (labeling)

3. Manage your mind, body, and soul in a balance

- Beri kesempatan diri untuk rileks, sehat, dan tetap produktif

- Cukup aktif, cukup istirahat, cukup dapat mengembangkan minat pribadi maupun minat sosial serta memiliki nilai spiritual

4. Kenali tumbuh kembang anak, masa transisi dalam perkembangan serta mampu melakukan deteksi dini melalui berbagai media seperti buku, majalah, tabloid, seminar, dll. Karena tidak ada sekolah khusus untuk menjadi orang tua.

5. Lakukan relaksasi

- Alamiah sehar-hari: olah raga, musik, tari, shopping, perawatan diri, dan rekreasi bersama
- Relaksasi terprogram: relaksasi otot, npas, pikiran yang dikemas dalam berbagai program

6. Program positif

- Bersikap positif dalam menyikapi masalah
- Orientasi pada solusi
- Mau belajar dari pengalaman
- Optimistik
- Pengertian dan toleran

Demikian yang dapat saya serap dalam mengikuti seminar parenting kali ini. Selain materi seminar, para peserta diajak relaksasi dengan aneka game seperti kenali diri sendiri, peka terhadap lingkungan, dan juga senam otak. Oleh-oleh yang komplit untuk anak-anak dan teman guru yang tidak dapat hadir. Selain juga doorprize cantik sebagai peserta yang datang paling awal. Semoga bermanfaat.
Baca Selengkapnya....!

Sabtu, 29 Desember 2012

GAYA BELAJAR ANAK

Belajar dan Pembelajaran Visual, Auditori, Kinestetik
Dalam buku Quantum Learning dipaparkan 3 modalitas belajar seseorang yaitu :

“modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing2 dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modlaitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya”.
1. Visual (belajar dengan cara melihat)
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat.
Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
Ciri-ciri gaya belajar visual :
1. Bicara agak cepat
2. Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
3. Tidak mudah terganggu oleh keributan
4. Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
5. Lebih suka membaca dari pada dibacakan
6. Pembaca cepat dan tekun
7. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
8. Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
9. Lebih suka musik dari pada seni
10. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya


Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :

1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta
2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)

Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang2 saja.

Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
 

Ciri-ciri gaya belajar auditori :

1. Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
2. Penampilan rapi
3. Mudah terganggu oleh keributan
4. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
5. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
6. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
7. Biasanya ia pembicara yang fasih
8. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
9. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
10. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
11. Berbicara dalam irama yang terpola
12. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :

1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.

3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat.

Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :

1. Berbicara perlahan
2. Penampilan rapi
3. Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
4. Belajar melalui memanipulasi dan praktek
5. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
6. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
7. Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
8. Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
9. Menyukai permainan yang menyibukkan
10. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
11. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:

1. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam
2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
5. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.

Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Bagaimana dengan gaya belajar anak Anda?

Wallahu’alam

dikutip dari http://nuritaputranti.wordpress.com
Baca Selengkapnya....!

Rabu, 09 November 2011

10 CARA CERDAS MENDIDIK ANAK

10 CARA CERDAS MENDIDIK ANAK

by INSPIRASI MENDIDIK ANAK on Wednesday, November 9, 2011 at 6:24am

Sebagai orang tua yang selalu sibuk dengan rutinitas kerja yang padat. Membuat waktu kita sangat terbatas untuk anak kita. Padahal inginnya kita bisa terus menerus dekat dengan si buah hati. tapi kira-kira bisa ngga ya waktu kita yang terbatas itu menjadi berkualitas ? dan … mungkin ngga ya kita bisa menjadi orantua yang efektif ?

Menurut psikolog selama kita bisa memanfaatkan waktu , orang tua yang sibuk pasti tetap bisa membesarkan anaknya dengan baik. Karena belum tentu juga anak yang orangtuanya mempunyai seratus persen waktu di rumah, bisa memiliki kualitas fisik, jiwa dan psikologis yang lebih baik dibandingkan anak yang orangtuanya banyak waktunya habis di tempat kerja. Karena tumbuh kembang anak tidak bergantung pada lama waktu alias kuantitas orang tua bersama anaknya. Tetapi lebih kepada kualitasnya.

Ibu yang setiap hari di rumah, tapi tidak terlalu care pada tumbuh kembang anaknya, misalnya ibu asyik menonton televisi sendiri, sementara anaknya dibiarkan bermain sendiri tanpa bimbingan darinya. Tidak akan sebanding dengan ibu yang bekerja namun memanfaatkan waktunya yang terbatas secara maksimal untuk mengikuti dan membimbing tumbuh kembang anaknya.

Siapapun pasti ingin bisa menjadi orang tua yang baik. Dan untuk menjadi orang tua memang butuh belajar. Namun sayangnya, sekolah untuk menjadi orang tua belum ada. Bagaimana sebaiknya memanfaatkan waktu menjadi orang tua dengan efektif ? berikut tipsnya.

1. Dekati anak, pahami karakternya
Orangtua yang baik berusaha memahami karakter anaknya. Ada anak yang sejak awal menunjukan karakter pemalu, periang. Introvert, extrovert atau penuh percaya diri. Sebaiknya perlakukan mereka sesuai dengan karakternya, dan jangan memaksakan anak untuk menjalani karakter lain. Atau memaksanya melakukan sesuatu yang dia belum merasa siap. Misalnya memaksa anak yang pemalu untuk maju ke panggung, sementara dia belum siap. Orang tua dan guru hanya bisa menyiapkan mentalnya, namun yang bertarung mempersiapkan mental itu adalah anak itu sendiri. Daripada ‘berkelahi’ dengan anak di belakang panggung. Lebih baik beri dia waktu untuk mengelola perasaan. Di kesempatan lain, dia mungkin jadi lebih berani. Jika dipaksa, anak bisa terbebani dan stress.

Waktu serta tenaga yang anda berikan pun terbuang percuma. Untuk memahami anak, anda tentu harus dekat dengan mereka. Dan menjadikan diri anda sebagai orang dekat hingga jadi tempat curhat juga perlu trik. Jika anak sedang bermasalah, berikan rasa empati dan perhatian. Tunjukan bahwa anda peduli dan ingin dia kembali ceria. Jika karakter anak anda tertutup jangan paksa dia untuk segera to the point menceritakan masalahnya.

Anak malah semakin bungkam. Dekati sedikit demi sedikit, ajak dia ngobrol dari hati ke hati, dari situ anda bisa masuk ke pokok masalnya. Meski sibuk, jadilah pendengar yang aktif. Jangan pura-pura mendengarkan padahal tidak dan masih bekerja. Alihkan konsentrasi ke dia atau minta untuk menunda pembicaraan sesaat lagi.

2. POSITIVE PARENTING
Terapkan positive parenting yaitu menghargai setiap perilaku baik anak sebanyak-banyaknya dan usahakan untk menghukumnya sesedikit mungkin. Jika anak melakukan kesalahan, jangan langsung dimarahi. Tapi gali alasan dia melakukannya, serta ajak dia berpikir apakah itu baik atau tidak. Bersikaplah tenang, karena pada dasarnya setiap perilaku anak adalah proses menemukan jatidiri atau identitas dirinya. Dengan cara ini, anak mengerti dan anda bebas stress. Anak usia satu sampai dua tahun adalah usia yang segala perilakunya msaih bersifat eksplorasi. Maka berikanlah kesempatan itu, karena ini sangat bermanfaat untuk perkembangan otaknya.

3. LIBATKAN DAN AJAK DISKUSI
Ingin anak yang pemberani dan punya sifat memimpin ? libatkan dalam diskusi keluarga, dengarkan dan hargai pendapatnya. Lakukan itu sejak dia kecil, agar ingatan itu tertancap di memorinya. Diskusikan banyak hal dengannya mulai dari memilih makanan, baju, berwisata ke mana, sampai sekolahnya sendiri. Hal ini penting untuk membentuk rasa percaya dirinya. Dengan kebiasaan ini, anak juga akan terbiasa dengan penyelesaian masalah secara demokratis. Mulailah melibatkan mereka ke dalam tugas-tugas rumah tangga sehari-hari, tentunya dengan menyesuaikan dengan usianya mereka. Anak biasanya akan merasa senang, jika ia merasa dibutuhkan oleh orang lain dan berguna bagi orang lain.

4. MANFAATKAN SETIAP KESEMPATAN
Jika anda adalah orangtua bekerja, maka pintar-pintarlah mempergunakan kesempatan terbatas untuk berkomunikasi dengan anak anda seefektif mungkin. Sambil bercanda, usahakan mendapatkan pembicaaan yang ‘berisi’. Misalnya, ajaklah anak mengobrol dengan santai tentang berbagai hal ketika anda mengantar dia ke sekolah. Gunakan juga kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai positif ketika anda menemani dia menonton televise. Mengajak diskusi selalu bisa diawali dengan pertanyaan-pertanyaan yang unik danmungkin bikin dia geli. Missal.” Nak, kenapa ya manusia itu kadang-kadang sakit? Apa kuman itu juga bisa sakit ya ?”

5. SEDIAKAN WAKTU KHUSUS
Meluangkan waktu khusus untuk berdua dengan anak merupakan hal yang penting untuk menumbuhkan ikatan batin antara anda dan anak. Manfaatkan kesempatan berdua untuk memahami dan mendekatkan diri dengan anak. Anda bisa memanfaatkan waktu tersebut mulai dari saat membangunkan atau mengantarkannya tidur, bermain bersama, menonton televisi bersama, pergi bersama ke tempat-tempat menarik, dan banyak lagi. Usahakan setiap hari ada waktu khusus untuk setiap anak. Akan lebih baik jika waktu libur dimanfaatkan untuk bersama keluarga.

6. TEGAKKAN DISIPLIN
Jika anak sedari kecil dibiasakan untuk disiplin, maka dia akan menjadi pribadi yang teratur setelah dewasa. Terapkan mulai dari hal-hal yang kecil. gosok gigi, cuci kaki, merapikan tempat tidur setelah bangun pagi, sangat baik untuk membiasakan hidup mereka lebih teratur setelah dewasa. Terapkan disiplin secara konsisten. Jika anak melalaikannya, tidak ada salahnya anda memberikan sanski. Tak perlu sambil marah-marah, malah bagus jika anda dan anak melakukannya sambil tertawa. Berikan sanksi yang bersifat mendidik, misalnya menyuruhnya untuk mengerjakan tugas rumah dan perlu diingat. Jangan berikan sanksi di beberapa kelalaian pertamanya. Berikan jika anak berulang-ulang melakukan kesalahan yang sama.

7. BERILAH CONTOH YANG BAIK
Anak adalah peniru ulung, maka berhati-hatilah dalam bertingkah laku dan menjalankan kebiasaan.
Anak usia emas (0-5 Tahun) memiliki daya ingat yang sangat kuat, jadi apapun yang anda lakukan bisa menjadi modalnya dalam berprilaku di saat dewasa. Dia belajar berprilaku melalui pengamatannya pada perilaku orang tuanya.
Maka berperilakulah yang baik dan hindarkan kata-kata kotor, karena apa yang kita ucapkan dan kita lakukan merupakan modal bagi anak kita dalam berperilaku dan berucap.

8. UNGKAPKAN KASIH SAYANG
Setiap orang tua pasti menyayangi anaknya, begitu pula sebaliknya. Namun tak jarang orang tua menganggap hal itu tidak penting. Padahal, mendapatkan kasih sayang adalah hak setiap anak. Termasuk dalam bentuk verbal. Seperti ‘ mama sayang kamu’. Ini berpengaruh sangat besar kepada anak.Karena merasa diperhatikan dan disayang. Sehingga anak memiliki kedekatan emosi yang dalam terhadap orangtuanya anak juga memiliki perasaan yang halus, lembut dan penuh kasih sayang terhadap sesama.Ungkapan kasih sayang dengan ucapan sayang. Belaian pelukan dan ciuman dalam setiap kesempatan.

9. KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Komunikasikan dengan jelas dan lembut. Ketika anda memberikan perintah kepada anak.
Berikan perintah yang spesifik dengan kalimat yang jelas untuk menghindari kebingungannya.
Stop memberikan ceramah, memarahi atau mengomeli anak dengan panjang lebar apalagi dengan teriak-teriak.
Sebaliknya seringlah mengajak mereka berdiskusi. Jangan sekali-kali berbicara dengan keras dan kasar terhadap anak. Kalau anda tak ingin mereka meniru.

10. SAAT MARAH, ANAK JANGAN DIJADIKAN PELAMPIASAN
Perilaku anak kadang membuat orangtua kesal dan jengkel. Apalagi kalau pekerjaan dan kekalutan di kantor di bawa kerumah. Jika anda mengalami hal ini, jangan sekali-kali menjadikan anak sebagai pelampiasan kekesalan.
Karena marah, anak menjadi objek omelan, luapan emosi atau bahakan sampai membuat kita tak menghiraukan dan memperhatikannya. Saat marah, control diri memang cenderung lebih rendah tapi jangan sekali-kali melampiaskannya kepada anak. Di depan mereka, tetaplah bersikap seperti biasa. Sempatkan waktu luang sejenak untuk berpikir dan introspeksi diri. Ambil napas panjang dan coba berpikir untuk mencari solusi terbaik bagi masalah anda.

Satu hal yang penting : orang tua yang efektif juga butuh waktu untuk dirinya sendiri.


Sumber : http://www.facebook.com/notes/inspirasi-mendidik-anak/10-cara-cerdas-mendidik-anak/298667896818095
Baca Selengkapnya....!