Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan
Tampilkan postingan dengan label Kab. Demak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kab. Demak. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Oktober 2015

Pameran Buku Murah Kabupaten Demak 2015


Mulai tanggal 15 Oktober 2015 sampai nanti tanggal 21 Otober 2015 akan ada pameran buku murah di Alun-Alun kota Demak. Tepatnya di Depan Masjid Agung Demak. Bakalan asyik nih kayaknya. Sudah lama tidak ada pameran buku di kota Demak.

Pameran Buku Murah ini diselenggarakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Demak yang bekerja sama dengan E.O Netral. Selain acara Pameran Buku banyak juga lomba-lomba yang digelar seperti Lomba Rebana, Lomba Pildacil, Lomba Tahfizd, Lomba Karaoke Pop Religi, Lomba Puisi, Lomba Menggambar dan Mewarnai, Lomba Bercerita serta Lomba Fashion Show. Selain lomba-lomba, ada juga lho kupon door prize yang akan dibagikan nanti pas penutupan. Kupon bisa diperoleh setelah melakukan pembelanjaan minimal 20ribu rupiah. Door prizenya seperti sepeda gunung, kompor gas, dispenser, kipas angin, dan hadiah menarik lainnya. Wah, aku jadi seperti tukang iklan nih.

Yang pasti pameran buku murah ini sayang sekali untuk dilewatkan. Untuk memeriahkan acara pameran, tiap satuan pendidikan di kota Demak, diundang untuk berkunjung ke Pameran. Kunjungan dilakukan secara bergilir. Pukul 9 pagi watu berkunjung untuk anak-anak TK, pukul 10 untuk anak SD, sebelas untuk anak-anak SMP, dan pukul 1 untuk anak-anak SMA. Lumayan ramai juga kayaknya.


Aku sendiri hampir tiap hari menyambangi pameran. Lumayan banyak juga buku yang aku beli. Jadi lapar mata lihat buku-buku bagus dijual dengan harga murah. Sebagai penulis kita tentunya sedih juga buku kita diobral murah. Tapi ada juga sisi positifnya. Degan diobral murah berarti buku kita lebih banyak menjangkau berbagai kalangan. Aku sendiri senang mampir ke stan Citra Pelajar. Di stan it novel kerennya Tere Lye dan Andrea Hirata Cuma dihargai 25ribu. Padahal di stan lain harga masih di atas 50-an ribu. Aku sendiri sempat kaget, dan sedikit gelo. Kemarin beli novelnya Tere Liye di stan lain seharga 60ribu, eh di Stan Citra Pelajar harganya Cuma 30ribu. Separo kenanya. Tapi yach gitu, rejeki jan dibagi-bagi. Yang pasti stan Citra Pelajar ini benar-benar cocok dengan namanya, jadi harga yang ditawarkan cocok juga dengan kantong para pelajar.

Aku sendiri mulai dari hari pertama pameran mencoba untuk mencari-cari bukuku. Siapa tahu ikutan nampang dipamerin. Kagak nemu. Tapi kemudian nemu satu bukuku terbita Citra Risalah yang berjudul Follow Aisyah Open Your Heart. Wah, serasa exiting. Tapi stock buku tinggal 1 dan kondisi buku juga sudah lecek. Tapi di hari lain aku menemukannya di stan lain, dan jumlahnya masih banyak juga sih.

Dan yang paling membuaku exiting, akhirnya aku menemukan bukuku Kisah Seru Bintang Sepak Bola Muslim, ikutan mejeng bersama buku olah raga lainnya. Wah, padahal kemarin aku telusuri nggak ada. Jadi serasa nemu emas segunung. Jadi kumat narsisnya. Dan stock bukunya tinggal 2 biji saja. Mudah-mudahan sih laris manis yach.

Gak sabar nunggu pameran buku lagi. Kendati untuk itu mesti siap-siap dana tambahan buat borong buku. Kapan lagi? Kan mumpung murmer, murah meriah.

Baca Selengkapnya....!

Selasa, 05 Maret 2013

AGENDA PERPUSDA DEMAK

Dalam rangka menyambut hari jadi kota Demak yang ke-510 Kantor Perpustakaan dan Arsip Kab Demak menyelenggarakan beberapa agenda khusus. Di antaranya selama bulan Maret 2013 Perpustakaan Umum dan Arsip Kabupaten Demak akan membuka layanan pada hari Minggu mulai pukul 08.30 s.d 12.30 WIB.

Selain itu Perpusda Kab Demak juga akan menyelenggarakan berbagai macam lomba antara lain, mewarnai gambar untuk anak TK/RA yang akan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 Maret 2013. Tempat pelaksanaan di aula Kantor Perpusda Kabupaten Demak. Pendaftaran paling lambat tanggal 18 Maret 2013, gratis. Syaratnya hanyalah sudah terdaftar sebagai anggota Perpusda. Akan tetapi bila merupakan perwakilan dari sekolah, pendaftar tidak perlu memiliki kartu anggota perpus.

Selain lomba mewarnai Perpusda juga juga menyelenggarakan lomba penulisan puisi untuk masyarakat umum yang bisa diikuti mulai dari siswa SD, SMP, SMA, Mahasiswa, dan Masyarakat umum. Syarat utama pendaftaran sudah terdaftar sebagai anggota perpusda. Pelaksanaannya hari Rabu, tanggl 20 Maret 2013 jam 13.30-14.30 WIB. Kayaknya asyik juga nih. Teringat dengan puisi-puisi jadul yang pernah aku tulis. Dulu awal-awal suka nulis juga mencoba bikin puisi. Kayaknya kudu daftar nih.


Perpusda Dema k memang oke. Buku-bukunya juga selalu update. Bahkan buku terbaru seperti Habibie dan Ainun juga sudah bisa didapatkan di sana. Kalau pun buku yang kita inginkan tidak ada, kita bisa request, untuk nantinya dicarikan. Benar-benar tempat bersantai yang asyik. Jadi jangan lewatkan ya.
Baca Selengkapnya....!

Senin, 22 Oktober 2012

NONTON AKSI LUMBA-LUMBA DI GREBEG BESAR DEMAK

Hari Selasa ini, anak-anak TK Muslimat NU Demak berkesempatan untuk menyaksikan aksi lumba-lumba yang digelar di lapangan tembiring dalam rangka memeriahkan acara Grebeg Besar. Grebeg besar selalu diadakan menjelang lebaran Idul Adha dengan kemeriahan pasar rakyat di kota wali. Dan untuk tahun ini pasar rakyat grebeg besar dimeriahkan dengan kehadiran aksi lumba-lumba yang didatangkan dari Ancol.


Jadi kami seneng sekali. Karena gak perlu capek jauh-jauh ke Ancol untuk menyaksikan aksi si lumba-lumba. Hanya saja tiketnya kayaknya kemahalan nih buat kantong kita-kita. Untuk hari-hari biasa tiket dijual seharga 25 ribu. Sedangkan hari Santu dan Minggu tiket dipatok dengan harga 30 ribu. Gak kebayang kan kalau dalam satu keluarga ada empat atau lebih anggota keluarga. Berapa duit yang mesti dikeluarkan hanya untuk menonton aksi lumba-lumba. Belum lagi pengeluaran yang lain. Tiket masuk kali ini pun jadi mahal banget. Untuk masuk lokasi saja tiket dijual seharga 3000 rupiah untuk hari-hari biasa. Dan 4000 rupiah untuk hari Santu dan Minggu. Nggak heran deh kalau mendekati hari H lokasi besaran masih saja sep. hal ini disebabkan harga tiket masuk yang kelewat mahal. Belum lagi saat ini kota Demak sedang musim paceklik. Sawah-sawah mengering tak tertanami karena tidak ada air. Lha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sulit, bagaimana mau bersenang-senang nonton grebeg dengan tiket seabreg?


TK Muslimat pun tadinya sempat pikir-pikir dulu. Perlu nggak ya mengajak anak-anak nonton pagelaran lumba-lumba. Mengingat harga tiket yang mahal itu tadi. Dengan jumlah murid 165 berapa duit yang mesti dikeluarkan untuk menonton lumba-lumba? Sempat ada usulan untuk menarik iuran dari wali murid, akan tetapi sempat tarik ulur pendapat juga. Mengingat selama ini kami jika mengadakan suatu pagelaran tidak pernah menarik iuran secara khusus. Karena semua sudah terprogram dalam iuran tahunan. Dan pagelaran lumba-lumba ini sama sekali tidak teragendakan dalam program tahunan. Karena memang tidak tiap tahun ada pentas lumba-lumba. Tahun kemarin tidak ada pentas lumba-lumba. Dan tahun sebelumnya ada.



Dan dengan adanya masukan dari berbagai pihak, akhirnya kami memutuskan untuk mengajak anak-anak nonton lumba-lumba. Masalah pembiayaan diambil solusi tengah-tengah. Yakni separo dari harga tiket disubsidi dari pihak sekolah. Dan separo lagi dimintakan iuran dari wali murid. Setelah disosialisasi, para wali murid pun setuju. Apalagi untuk pagelaran ini jika nonton secara rombongan khusus untuk anak sekolahan hanya dikenakan tiket seharga 15.000 rupiah. Tentu saja banyak wali murid yang setuju. Soalnya kalau nonton sendiri bakalan terkena tiket harga normal, 25 sampai 30 ribuan. Jadi lebih hemat.


Maka diseakatilah hari Senin kami bakalan berangkat nonton lumba-lumba. Hampir semua anak ikut daftar. Bahkan juga sebagian wali murid yang ingin mengantar putranya. Akan tetapi yang terjadi kami tidak jadi nonton hari Senin, karena ternyata di hari keberangkatan, peserta tiba-tiba membludak 2 x lipat. Para orang tua banyak yang ikutan daftar. Total peserta terakhir 275. Dan ternyata ketika konfirmasi ke panitia pelaksaan lumba-lumba, untuk pertunjukan jam sembilan pagi, tiket udah kebooking semua. Jadi tempatnya telah penuh, kagak muat kalau nambah segitu banyak. Akhirnya setelah berdiskusi dengan wali murid, nonton lumba-lumba diundur hari Selasa.


Kendati sempat kecewa sedikit, namun anak-anak tetap antusias. Jadinya hari Selasa kami berangkat rame-rame menuju lapangan tembiring. Kami ke sana dengan berjalan kaki karena sekolah kami cukup dekat dengan lokasi grebeg besar.


Jam sepuluh pagi pertunjukan dimulai. Acara dibuka dengan penampilan sepasang linsang bernama Timbul dan Maryati. Si Timbul dan Maryati ini menghibur anak-anak dengan kelucuannya. Menaikkan bendera, membuang sampah ke keranjang sampah, mendorong gerobak bakso, memasukkan bola ke dalam keranjang, joget dangdut, ma berjalan di rolling log. Sesudah itu anak-anak dihibur dengan aksi singa laut bernama Jono. Wah, cukup besar juga singa laut ini. Baru lihat realnya. Biasanya cuma lihat di televisi. Singa laut ini juga sangat menghibur anak-anak dengan sikap lucunya. Tepuk tangan, main bola, berdiri dengan kaki depannya sampai menjawab pertanyaan berhitung.


Dan terakhir adalah aksi yang paling ditunggu-tunggu. Yakni sepasang lumba-lumba. Saya lupa siapa namanya. Seru dan menghibur. Bisa juga foto dicium lumba-lumba. Hanya saja harganya mahal banget. Tiga puluh ribu untuk sekali foto dicium lumba-lumba dengan ukuran 5 R. Mahal banget.


Menyaksikan aksi lucu si lumba-lumba, sempat juga tergelitik tanya. Tuh air yang dipakai air laut asli kagak, ya? Atau hanya air biasa yang di campur garam ma zat kimia? Kan mereka butuh air banyak banget. Karena kolamnya lumayan besar. Sesuai nggak ya sama habitat aslinya? Capek nggak sih si lumba-lumba dan temennya itu mesti beraksi tiap hari begitu. Kasihan juga ya.


Baca Selengkapnya....!

Selasa, 05 Juli 2011

DEMAK EKSPO DI LAPANGAN TEMBIRING

Usai menikmati kawasan car free day, kami melanjutkan perjalanan ke terminal. Rencana mau membelikan keperluan sekolah untuk si sulung. Tapi kejutan lain kami terima. Saat melewati Lapangan Tembiring suasana lumayan ramai. Tak tahunya lagi ada pameran pembangunan, alias Demak Ekspo. Kami pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Banyak produk di pajang di Demak Ekspo. Tujuan kami sih hendak melihat-lihat saja. Maklum semua tak terencana. Tapi yang namanya melihat produk dengan harga miring so pasti hati tergoda juga. Sulungku meminta joystick buat main game. Karena kebetulan stik yang lama sudah tak terpakai. Dapat barang dengan harga 55 ribu double stick. Padahal kemarin baru Tanya di took computer harganya mencapai 85 ribu. Wah lumayan nih.

Lalu kami terus berkeliling. Tak sengaja ketemu counter sepatu Pak Tukiyono. Wah kebetulan lagi nih. Pak Tukiyono ini adalah pembuat sepatu yang berasal dari Desa Ngelowetan Mijen Demak. Kemarin aku SMS dia mau pesan sepatu. Tapi nomer lamanya tidak bisa dihubungi. Mungkin beliaunya ganti nomer. Jadi kebetulan dong kalau aku ketemu beliau di sini. Lagi-lagi nyari harga miringnih. Kan lumayan. Namanya juga emak-emak, kalau beli-beli harus diperhitungkan dong. Kalau dapat harga yang miring dengan kualitas sama, why not? Kami pun dapat kontak yang baru. Mudah-mudahan besok aku sempat berkunjung ke stand beliau di rumah.

Lepas dari counter sepatu, eh aku lihat kerudung bagus buat putrid cantikku. Yah lapar mata lagi. Dan lagi-lagi dapat harga miring. Lumayan, bertambah lagi koleksi jilbab putriku.

Lelah berkeliling, tapi lapangan tembiring tambah ramai. Rupa-rupanya rombongan peziarah yang hendak melakukan wisata religi di kabupaten Demak. Bulan apa ya ini? Tadi kami berjumpa dengan bus pariwisata banyak sekali.

Usai dari Tembiring aku mengajak suamiku menengok ke Kadilangu. Aku hendak mengambil beberapa photo untuk keperluan menulis antologi KAmus tentang wisata religi. Untuk Masjid Demak aku sudah punya koleksinya. Tapi untuk Makam Kadilangu, aku sama sekali belum punya.

Sampai di sana, wah, keadaan ramai sekali. Sampai penuh sesak oleh para peziarah. Akhirnya niatan untuk masuk pun kami batalkan. Biarlah lain kali saja. Member kesempatan untuk pengunjung dari luar daerah. Akhirnya yang kephoto hanya gerbang masuknya saja. Habis melihat kerumunan orang yang menyemut rasanya sudah capek duluan.

Dan kami pun meluncur pulang. Sampai jumpa lain waktu. See U.
Baca Selengkapnya....!

SUNDAY, DEMAK CAR FREE DAY

Hari Minggu pagi kemarin kami sekeluarga jalan-jalan ke kota Demak. Ketika hendak memasuki kawasan alun-alun, kami tiba-tiba dihentikan sama polisi. Kami sempat kaget. Ada apa? Mungkin ada operasi Lalulintas. Tapi suamiku yang merasa semua surat jalan telah komplit, dengan tenang berhenti. Oleh polisi kami diminta memarkir kendaraan kami jika hendak memasuki kawasan alun-alun. Katanya hari Minggu adalah waktunya car free day untuk kawasan wisata religius alun-alun Masjid Agung Demak.

Rupa-rupanya aksi car free day dalam rangka menyambut hari lingkungan hidup tgl 5 Juni kemarin masih terus berlanjut. Bagus deh kalau begitu. Pantas saja, tadi di sepanjang jalan Sunan Kalijaga kendaraan macet banget. Karena untuk bis-bis besar yang dari terminal dilewatkan di situ. Kan melebihi kapasitas lebar jalan, jadinya macet.

Rupa-rupanya perlu dicarikan jalur alternative yang lain sehingga aksi car free day tidak menimbulkan dampak yang lain, seperti kemacetan. Lucu juga dong aksi car free day kan untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor sehingga dengan demikian diharapkan berkurang juga emisi gas buang kendaraan ke udara. Lha kalau terjadi kemacetan ya sama saja tak ada pengaruh karena kemacetan sendiri kan menumpuk gas buangan kendaraan.

Tapi asyik juga melihat kawasan alun-alun bebas kendaraan bermotor. Banyak anak berlalu lalang. Ada yang jogging, sekedar jalan kaki, bersepeda, bahkan ada yang main skate board dan line skating. Ayo nak, mumpung free , kapan lagi?

Baca Selengkapnya....!

Sabtu, 02 Juli 2011

MENGGAMBAR UNTUK HIASAN DINDING SEKOLAH

Waktu libur tak terasa sudah berjalan separo. Sepertinya belum merasakan liburan bener-bener. Soalnya waktu libur pun diisi dengan kegiatan menggambar untuk menghias dinding sekolah. Eh, ternyata aku bisa juga ya menggambar. Walaupun untuk modelnya harus mencari tiruan gambar dari sana-sini. Untuk berimajinasi sendiri rasanya masih jauh.

Tapi dipandang-pandang gambarku ternyata okey juga. Hkhk, sekali-kali memuji hasil karya sendiri. Maaf ya, tak ada maksud menyombongkan diri. Tapi semua belum lengkap karena tidak semua tema selesai kugambar. Bertahap kali, ya.

Ini nih hasil karyaku selama liburan akhir tahun:

1. Diri Sendiri


2. Lingkungan


3. Binatang


4. Tanaman


5. Rekreasi

a. Rekreasi 

  a. Kendaraan







  6. Air, Api, Udara


  7. Tanah Airku


8. Alam Semesta


Baca Selengkapnya....!

Senin, 20 Juni 2011

AJANG SILATURAHIM GURU DAN WALI MURID

Pada hari Sabtu kemarin merupakan hari penerimaan rapor bagi siswa-siswi di TK, SD, SMP, dan SMA. Pada hari itu para orang tua siswa diharuskan mengambil hasil laporan perkembangan anaknya selama satu semester duduk di bangku sekolah. Moment itu sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai ajang silaturahmi antara guru dan orang tua wali. Guru-guru dapat mengkomunikasikan perkembangan belajar anak. Dan wali murid juga dapat berkonsultasi dan bertukar pikiran dengan guru untuk menemukan pemecahan masalah, jika anak yang bersangkutan mengalami hambatan dalam belajarnya.

Namun tidak semua sekolah mengharuskan orang tua sendiri yang mengambil hasil raport. Banyak dari sekolah, terutama sekolah-sekolah dasar yang ada di desa. Hal ini aku alami sendiri karena ketika saya bertanya kepada anak saya apakah saya disuruh mengambil raport? Anak saya mengatakan kalau rapor akan di bagikan langsung kepada anak. Saya tidak tahu kenapa sekolah melakukan hal ini. Padahal saya sangat menanti-nanti pertemuan ini. Apakah guru tidak mau repot berkomunikasi dengan orang tua murid perihal permasalahan anak didik yang tengah diampunya? Atau mungkin pihak sekolah merasa khawatir merepotkan orang tua yang harus meninggalkan pekerjaan demi mengambil rapor si anak? Entahlah. Tapi perlu juga disadari bahwa hal itu sudah seharusnya menjadi kewajiban para orang tua.

Banyak sekali hal yang dapat kita lakukan dengan hari pengambilan rapor ini. Selain orang tua dan guru dapat berkomunikasi tentang pendidikan anak, silaturahim juga akan terjalin erat. Dan siapa tahu ada juga rejeki nomplok berupa bingkisan untuk Bu Guru yang telah dianggap berjasa karena telah mendidik anak dengan baik. Tapi semua itu jadi tidak berarti lagi karena ajang pertemuan ini telah diputus secara sepihak oleh sekolah. Sebagai orang tua ssaya pernah mengusulkan hal ini. Namun tidak ada tanggapan yang berarti. Jadi sangat sayang sekali.

Hal-hal yang dapat dipetik dari pelibatan orang tua terhadap pendidikan anak disekolah misalnya,

1. Orang tua merasa puas karena telah dilibatkan dalam kegiatan pendidikan anak di sekolah.
2. Orang tua mendapat gambaran tentang kegiatan anak di ekolah sehingga orang tua bisa mendukung dan memfasilitasi kegiatan belajar anak dengan lebih baik.
3. Rasa kepemilikan orang tua terhadap lembaga pendidikan anak juga akan meningkat jika merasa diri dilibatkan. Apalagi jika kontribusi orang tua berbanding dengan prestasi belajar anak.
4. Rasa mencintai terhadap lembaga pendidikan anak akan semakin tinggi setelah dilibatkan dalam kegiatan anak. 5. Rasa keinginan untuk mendukung setiap program sekolah akan semakin besar.
6. Rasa percaya diri dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak juga akan semakin baik.
7. Merupakan investasi dan peluang bisnis bagi sekolah karena jika pelayanan sekolah itu bagus maka orang tua tentu akan dengan senang hati memasukkan anak berikutnya ke dalam lembaga pendidikan tersebut.

Jadi sungguh sangat disayangkan jika ada pihak sekolah yang tidak mau memanfaatkan ajang silaturahmi dalam proses pengambilan rapor peserta didiknya.

Baca Selengkapnya....!

Kamis, 16 Juni 2011

KEGIATAN AKHIR TAHUN

Hari ini, Kamis, 16 Juni TK Muslimat NU Demak mengadakan penyerahan raport dan ijasah bagi peserta didiknya. Acara dimulai pukul setengah delapan dan berlangsung sampai pukul sebelas siang.

Wali murid berdatangan silih berganti untuk mengambil rapot disertai sedikit konsultasi tentang perkembangan anak didik dengan ibu guru kelas masing-masing. Alhamdulillah semua berjalan lancar. Penyelesaian administrasi berlangsung cepat dan ada juga bingkisan kejutan untuk ibu guru dari wali murid. Alhamdulillah, dapat jilbab putih.

Ada sedikit keresahan dari para wali murid perihal kemampuan membaca anak. Mereka dilanda kecemasan karena menjelang naik ke TK besar anaknya belum lancar membaca. Sampai ada yang meminta ibu guru agar mau memberikan les tambahan pada saat liburan. Sehingga diharapkan ketika mereka mulai belajar di TK besar mereka sudah lancar calistung. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk masuk ke SD favorit. Luar biasa! Padahal anak-anak ini baru empat tahun. Mereka masih senang-senangnya bermain dan menjelajah. Bahkan mereka juga masih sulit diajak untuk duduk diam menyimak penjelasan guru. Tapi mereka sudah terbebani dengan keinginan orang tua agar mereka selekas mungkin bisa membaca dan menulis.

Saya ada sedikit cerita menarik tentang anak didik saya. Tiap kali pelajaran dia tidak mau duduk diam. Tapi selalu berputar di dalam kelas dan bermain seenaknya sendiri. Tapi anehnya anak ini mengerti apa yang disampaikan guru. Sepertinya dia tidak peduli tapi sebetulnya dia menyimak dengan baik. Si anak ini hanya mau duduk diam saat saya membacakan cerita. Dan semua anak juga. Mereka senang sekali mendengarkan saya bercerita. Saya jadi punya senjata andalan, heheheheh.

Kembali pada keresahan para orang tua peserta didik. Menilik pelajaran yang ada di kelas satu SD dan adanya tes masuk ke SD yang diselenggarakan oleh sekolah-sekolah favorit memang patut jika membuat orang tau resah. Jika terus menerus seperti ini, pendidikan di sini sepertinya sudah salah kaprah sekali. Tidak lagi menghiraukan nilai-nilai perkembangan anak. Tapi lebih menuruti ambisi sebagian orang demi sebuah sebutan anak pintar karena telah lancar membaca dan menulis.

Tidak apa-apa mengenalkan membaca dan menulis. Yang terpenting adalah cara-cara yang ditempuh. Bagaimana proses sebuah pembelajaran membaca diterapkan kepada anak sehingga mereka merasa senang dan tertarik untuk belajar. Unutk itu para guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan aneka media dan metode agar anak tertarik untuk belajar membaca.

Karena raport telah dibagikan maka anak-anak pun mulai diliburkan. Siap-siap mengisi kegiatan libur. Sudah banyak rencana menanti.
Baca Selengkapnya....!

Senin, 06 Juni 2011

PIKNIK BARENG TK LARASATI

Hari Selasa kemarin saya berkesempatan piknik akhir tahun bersama anak-anak dan rekan guru dari TK Larasati. Tujuan piknik ke Yogyakarta, yakni ke Museum Dirgantara, Kebun Binatang Gembira Loka, dan Malioboro. Biar pikniknya asyik aku daftarkan saja sekalian anak-anak dan suamiku. Habis rasanya tidak tega bersenang-senang sendirian, sementara suami dan anak-anak diam di rumah. Beruntunglah aku karena kursi bis masih ada yang tersisa sehingga ada tempat untuk suami dan anak-anakku.

Yang namanya anak kecil, tahu kalau mau diajak jalan-jalan mereka sudah senang duluan. Tiap hari dihafalin mau diajak mamah piknik. Tadinya sempat ragu akan jadi berangkat atau tidak, karena menjelang hari H, tiba-tiba kami sekeluarga jatuh sakit semua. Bergiliran ceritanya. Mulai dari anak sulungku yang batuk, terus aku dan papanya hampir bersamaan, dan juga si bungsu yang semula tidak terpengaruh eh, ikutan sakit juga. Syukurlah, menjelang H-1 semua kembali sehat sehingga kami jadi pergi piknik.

Asyik sekali lho jalan-jalan sama anak-anak dan suami. Biar saja terkesan ndeso, tapi kami happy. Biasanya kan cuma jalan-jalan di seputar kota Demak. Kali ini kami berkesempatan keluar kota. Siap-siap bawa bekal di perjalanan. Terutama buat ngatasin si sulung yang suka mabuk kalau berkendara dengan mobil. Jadi siapin kantong plastik yang banyak dan juga obat anti mabuk.

Hari Selasa, jam enam kami sudah siap-siap karena sepertinya anak-anak sudah tidak sabaran. Dan kami sudah di sms kalau bis sudah meluncur dari Bandungrejo. Kami hanya akan menunggu bis di tempat kami. Capek bo kalau harus ikutan kumpul di sana. Setelah menunggu lebih dari setengah jam akhirnya bis yang akan membawa kami melanglang Yogyakarta datang juga. Bis Nusantara berwarna merah. Melihat banyak sekali teman-teman kecilnya putriku langsung saja heboh. Kami kebagian tempat duduk di dekat pintu belakang. Yah, nasib orang datang belakangan…

Baru beberapa menit bis berjalan, aku merasakan ketidaknyamanan. Pak sopir ini membawa bis-nya kasar sekali. Suka ngerim mendadak dan membuat bis oleng kanan kiri dan melompat-lompat tak menentu. Bikin mual dan pusing kepala. Tak heran kalau banyak penghuni bis pada mabuk. Wuekkk. Benar-benar perjalanan yang tidak menyenangkan dari pak sopir yang satu ini.

Padahal Nusantara kan terkenal pengelola bis profesional ya, entah kenapa pak sopir kali ini sangat jauh dari profesional. Benar-benar awal perjalanan yang kurang menyenangkan. Aku sempat kawatir sulungku akan mabuk. Tapi kelihatannya dia baik-baik saja. Dia enjoy menikmati perjalanan ini dan guyon dengan sepupunya yang kebetulan juga ikut piknik. Walau begitu aku selalu wanti-wanti dia kalau ingin muntah hendaknya segera siapin kantong plastik. Heheheh, maklum nih anak udah gak mau duduk sama mama papanya, tapi dia lebih memilih dudukberdesakan di jok belakang bersama sepupunya, dan juga teman-teman lainnya. Sepanjang perjalanan itu aku sangat kawatir akan anak sulugnku. Tapi ternyata justru bungsuku yang malah mabuk. Mungkin dia belum terbiasa jalan jauh. Lihat pohon-pohon berjalan kan bikin pusing kepala. Alhasil aku tutupi matanya pakai sapu tangan. Alhamdulillah enggak mabuk lagi. Namun sayang, dia jadi tidak bisa menikmati perjalanan ini. Padahal bisanya bungsuku ini enggak pernah mabok lho, entahlah kenapa kali ini justru dia yang mabok perjalanan.

Setelah menempuh hampir setengah hari perjalanan dalam guncangan berkendara dari pak sopir yang amat tidak mengenakkan, kami akhirnya sampai juga di museum dirgantara Yogyakarta. Wah, lihat pesawat tempur beneran pada parkir di hanggar, anak-anak heboh bukan main. Begitu juga saat melihat-lihat display di ruang diorama, mereka senang sekali. Maklumlah baru sekali ini lihat pesawat beneran. Kan ceritanya kita dari udik. Jadi maklum lah ya .

Setelah dari museum dirgantara, perjalanan dilanjutkan ke Kebon Binatang Gembira Loka. Sepertinya kebon binatang ini sedang berbenah. Dan hewan-hewan koleksinya juga bertambah. Tahun lalu taman margasatwa ini sepi. Tapi sekarang lumayan ramai oleh pengunjung. Anak-anak heboh melihat harimau, singa, ular, kuda nil, buata, dan ikan arwana yang segede bantal guling. Senang sekali melihat mereka gembira dan bahagia. Hanya saja karena perjalanan sangat tidak mengenakkan, badan rasanya pegal semua. Dan sangat capai. Sehingga niat hendak meluncur di outbond dengan mencoba wahana flying fox kami batalkan. Kaki rasanya dah tidak kuat diajak jalan. Dan kondisi fisik benar-benar error karena perjalanan bis yang tidak mengenakkan. Lepas dari Gembira Loka, kami menuju pusat oleh-oleh. Biasalah geplak sama bakpia. Setelah itu kami transit di Malioboro karena banyak dari peserta penasaran dengan nama jalan yang legendaris itu. Di samping itu hari juga menjelang Maghrib. Jadi sekalian shalat Maghrib di sana. Dan ketika duduk-duduk di emperan mushala, wah, bros kerudungku lepas tanpa aku menyadarinya. Waduh, kenang-kenangan saat wisuda di Jakarta raib. Karena aku baru menyadarinya saat sampai di dalam bis. Huaaaaaa….terpaksa diikhlasin. Ikhlas kok terpaksa ya.

Heran sama jalan Malioboro ini. Ramainya bukan main. Semakin malam bis yang terparkir semakin banyak. Mungkin karena setiap yang datang ke Yogya selalu menjadikan Malioboro sebagai tujuan akhir kunjungan, jadi semakin malam semakin ramai. Seperti juga halnya toko-toko penjual baju yang selalu ramai. Apalagi kalau bukan berburu kaos I Love Jogya.

Lepas dari Malioboro, perjalanan kami lanjutkan menuju ke pusat oleh-oleh salak pondoh. Kali ini langsung datang ke pengepulnya. Namun harga yang ditawarkan lumayan mahal juga. Sembilan ribu rupiah per kilo. Padahal tadi di Malioboro ada pedagang nawarin sepuluh ribu tiga kilo. Tapi salaknya kecil-kecil jadi males beli. Kok di sini di tingkat pengepul malah mahal, ya? Setelah tanya-tanya ternyata di sini kualitas terjamin. Di tanggung mantap. Karena kita boleh nyicip samapi puas. Setelah tawar-menawar akhirnya terjadi kesepakatan harga delapan ribu rupiah perkilo, namun kita tidak boleh milih barang. Gak apa-apalah, orang salaknya manis semua. Aku ja beli sampai 6 kilo. Untuk oleh-oleh.

Lepas dari pengepul salak, hari telah mejelang malam, karena jarum jam telah menunjukkan pukul 19.30. wow, kapan kita nyampe Demak nih? Dah terlanjur capai. Padahal kita harus mampir dulu untuk makan malam nih. Habis makan malam kami terjebak macet selama hampir satu jam di ruas jalan kota Magelang. Lelah, capai, mana aku harus membopong putri kecilku yang tertidur di lenganku, hih, sampai kesemuitan rasanya. Untung suamiku baik hati mau ikut menyangga lenganku hingga aku pun tidak terlalu capai deh…

Lepas dari kemacetan, pak sopir menjalankan mobil dengan gila-gilaan. Sampai-sampai bisa rasanya melompat-lompat. Kepala seperti di ayun-ayun. Perut seperti dikocok. Puih, aku mengkawatirkan sulungku. Kulihat dia mulai payah menahan puyeng. Dan tak ayal, untuk pertama kalinya dia muntah dalam perjalanan ini. Untunglah dia sigap menyiapkan kantong plastik. Hahahaha. Benar-benar not amazing story of my journey. Pak sopir, pak sopir, kira-kira dong…. Masa jalan di jalan tol juga bis seperti melompat-lompat? Mungkin karena saking kencengnya dia nginjak gas. Kan dia udah terlambat banget masuk garasi. Tapi sekali lagi kira-kira dong…

Jam 1 dinihari barulah kami memasuki Demak. Benar-benar full of capek…
Baca Selengkapnya....!

Senin, 30 Mei 2011

UNDANGAN PIKNIK PERPISAHAN

Besok pagi Selasa, 31 Mei aku mendapat undangan piknik perpisahan dari TK Larasati. Aku setuju untuk hadir. Dan tadi aku pun telah meminta ijin pada Kepala Sekolahku yang baru. Syukurlah, Ibu Hartini tidak keberatan. Besok pagi insyaallah aku bahkan mengajak anak-anak dan suamiku.

Tujuan piknik adalah ke Jogyakarta. Wah, pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu. Masih seperti dulu tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna… terhanyut aku akan nostalgia… Jadi teringat dengan lagunya Katon Bagaskara.

Menurut informasi yang kudengar, tujuan piknik adalah ke Taman Kyai Langgeng, Taman Pintar di Jogyakarta dan Jalan-jalan di Malioboro. Wah, asyik banget tuh. Walau untuk ke Kyai Langgeng rasanya sudah bosan karena berkali-kali ke sana. Tapi anak-anak terutama yang bungsu belum pernah ke sana. Jadi demi anak-anak deh.

Mudah-mudahan perjalanan besok akan lancar. Dalam artian anakku sulung gak akan mabuk perjalanan.

Sotoy banget lho liburan ngurusi anak mabuk. Tapi itu resiko dari sononya kali. Yogya, aku datang, cerita komplitnya insyaallah besok, ya.
Baca Selengkapnya....!

Senin, 16 Mei 2011

NGUMPUL BARENG TEMAN SMA DI ALUN-ALUN DEMAK

Harpitnas tanggal 16 Mei yang kemudian menjadi cuti bersama, seorang teman kami pulkam dari Jakarta. Dia langsung woro-woro pingin ketemuan dengan kita-kita yang masih ada di demak. Kemudian disepakati hari Minggu sore kita ngumpul di alun-alun Demak. Wah senengnya.

Dengan diantar suami aku meluncur ke alun-alun. Mulanya sempat cemas karena tepat pukul 2 siang hujan turun deras sekali. Bisa batal pertemuan ini. Tapi untungnya ketika jarum jam menunjukkan pukul 3, hujan telah reda kendati mendung masih menyaput sebagian angkasa raya.

Memasuki kota Demak HP berdering tanda SMS masuk. Ternyata temanku Kiswatinignsih Prasetyo yang punya hajat pulkam telah sampai duluan di alun-alun. Maka kami pun segera meluncur ke sana. Tak sulitlah mencarinya di alun-alun. Setelah bersalam-salaman suamiku lantas pulang karena dalam pertemuan ini gak ada bapak-bapaknya bo. Tentu saja dengan janji ntar harus jemput aku lagi.

Tak lama menunggu 2 teman kami yang lain yakni Uci Siswati dan Rosa yang telah bersepakat ketemu datang juga. Suasana jadi rame karena masing-masing membawa momongan. Kiswatiningsih dengan dua putra-putrinya, Dinda Dira yang biar pun baru kelas satu SMP tapi bongsor banget karena tingginya hampir nyamain maminya. Dan ada juga Dimas Haryo yang baru kelas empat SD. Uci membawa dua anaknya yang juga cowok dan cewek. Satu baru kelas dua SD, dan yang satu baru tiga tahun. Sebaya dengan putri kecilku yang kubawa. Sedang Rosa membawa dua gadis kecilnya dan seorang jagoannya yang masih dalam gendongan karena baru beberapa bulan dilahirkan. Suasana jadi rame. Kangen-kangenan. Maklum selama ini hanya ketemuan lewat facebook. Rosa bahkan mengatakan kalau sejak lulus SMA sama sekali tak bertemu dengan kami. Kalau aku mah beberapa kali ketemua sama Uci. Dan masih sering berhubungan dengan Ning melalui surat ketika dia masih kuliah. Namun setelah dia marid aku sama sekali kehilangan kabar dari sahabatku yang satu itu.

Biar pertemuan tambah asyik kami pun nongkrong sambil menikmati bakso di trotoar alun-alun. Lumayan seru juga kalau ibu-ibu pada ngumpul. Serasa kembali ke masa SMA. Bertambah sore suasana alun-alun Demak bertambah rame. Banyak anak yang berolah raga dengan bermain sepak bola. Ada juga yang jogging. Selain aneka jajanan, banyak juga aneka permainan yang ditawarkan untuk anak-anak. Mulai dari naik kereta api, mandi bola, main di istana busa, atau yang ingin menguji nyali bisa juga naik ATV. Murah lho tiketnya. Cuma lima ribu rupiah kita bisa naik ATV lumayan lama. Kalau gak berani sendiri bisa juga minta ditemani. Saya jadi teringat putraku yang telah lama ingin mencoba naik ATV. Tapi belum kesampaian. Habis kami jarang nongkrong di alun-alun sih. Mugkin lain kali aku akan mengajak putraku kemari.

Rumpian baru bubar ketika adzan Maghrib berkumandang. Lagi pula aku juga telah dijemput sama suamiku. Jadilah kami berpisah ke rumah masing-masing. Sampai bertemu lagi teman-teman.
Baca Selengkapnya....!

Sabtu, 07 Mei 2011

PIKNIK AKHIR TAHUN TK MUSLIMAT NU DEMAK


Kemarin tanggal 5 Mei 2011 TK Muslimat NU Demak mengadakan piknik akhir tahun. Tujuan piknik kali ini adalah ke kota Jepara. Yakni mengunjungi Tiara Park, Museum Kartini dan ke Pantai Kartini Jepara. Rombongan terdiri dari lima bis. Berangkat dari Demak pukul 7.30 WIB.

Sebenarnya dalam undangan trtulis waktu keberangkatan pukul 6.30 WIB. Tapi yang namanya jam karet tuh ada di mana-mana. Bagaimana ya cara menghapus budaya jam karet pada bangsa kita. Akibatnya waktu jadi tersia-sia. Jadwal yang telah disusun rapi pun jadi berantakan.

Pukul 06.00 WIB aku berangkat dari rumah. Karena takut terlambat aku minta diantar sama suami. Sampai di sana pukul 06.10 WIB kelima bis Symphoni yang akan kami tumpangi telah standby dengan rapi. Para guru juga sudah siap menyambut kedatangan peserta didik. Satu dua ada juga peserta didik yang telah datang. Tapi seluruh peserta baru komplit ketika jarum jam telah menunjukkan angka tujuh lebih. Wow, alhasil jam 07.30 kami baru bisa berangkat.

Piknik bareng anak-anak selalu menjadi hal yang mengasyikkan. Rame, heboh mendengar celotehan mereka semua. Maklumlah, mereka dalam tahapan usia di mana rasa keingintahuan mereka sungguh besar. Apa saja yang mereka lihat pastilah dikomentari. Rumah, pohon-pohon, tanaman padi di sawah, sungai yang lebar, semua tak luput dari perhatian dan pengamatan mereka.


Lokasi pertama yang kami tuju adalah Waterboom Tiara Park. Kami akan bersenang-senang di sini sampai pukul 2 siang. Jadwalnya seperti itu.

Setelah acara seremonial pelepasan peserta didik, wahana pertama yang dituju adalah area outbond. Di area outbond anak-anak diajak berpetualan menyusuri halang rintang mulai dari merangkak di terowongan, menyeberang balok titian, merangkak di bawah tali, melewati jembatan tali, menyeberangi tali, dan terakhir berayun di wahana flying fox. Wah, anak-anak senang sekali dengan fying fox ini. Karena hampir semua anak mau meluncur di wahana yang lumayan memacu adrenalin ini. Waktu satu jam yang dialokasikan di outbond jadi mundur karena wahana flying fox ini cukup menyita waktu.




Para kakak-kakak pengawas harus memasang tali satu demi satu, meluncurkan anak, dan melepas tali-talinya lagi. Tapi anak-anak sangat senang. Mereka mengaku deg-degan tetapi senang. Wah, bu guru juga ingin nyoba nih. Tapi untuk bu guru disarankan ber-flying fox di dalam area waterboom saja. Di sana lebih menantang karena lebih tinggi. Sementara di area outbond memang dipersiapkan untuk anak-anak. Di sini bisa juga naik motor APV dengan biaya tambahan Rp. 10.000,-. Sementara untuk paket outbond Rp.15.000,- Hanya saja nih keamanan dalam area flying fox masih harus diperhatikan. Karena untuk area tunggu di atas sebelum anak meluncur tak berpagar. Padahal tempat itu cukup tinggi. Yang namanay anak bisa saja lengah. Mereka kan belum begitu memikirkan resiko.



Lepas berkotor-kotor ria di area outbond, anak-anak bebas bermain air di waterpark. Selain berenang. Anak-anak bisa juga bermain guyur air dari ember raksasa. Bisa juga bermain seluncur. Bisa pilih yang rendah atau yang tinggi. Adu nyali. Selain itu ada juga wahana flying fox. Di sini flying fox-nya lebih menantang karena lebih tinggi. 16 meter dari permukaan. Dan aku pun tergoda untuk mencoba adu nyali di sini. Terpengaruh sama ibu-ibu guru yang lainnya. Mulanya takut juga. Terutama pasa saat akan meluncur. Tapi begitu sudah meluncur rasanya asyik. Gak takut lagi. Lepas dari wahana air rombongan kemudian nonton film 3D max. hanya sayangnya nih gak kebagian tempat duduk dan kacamata. Jadi kurang asyik nontonnya. Ana-anak yang kebagian kaca mata sih pada menjerit-jerit. Mungkin ngeri lihat film Shrek versi 3D.



Lepas dari nonton film jadwal berikutnya adalah naik kereta wisata. Nah dibagian ini nih yang ngeselin. Udah keretanya butut, nunggunya lama banget. Karena rombongan kami tak mungkin berangkat secara bersama-sama. Keretanya tak muat lah yaw. Waktu kami jadi tersita hanya untuk menunggu kereta berikutnya. Akibatnya waktu kunjungan kami ke obyek wisata berikutnya menjadi terhambat. Wisata naik kereta putar-putar belanja pakaian sama souvenir monel. Bagiku sama sekali tidak mengasyikkan.

Setelah itu rombongan meluncur ke museum Kartini di pusat kota Jepara. Di Museum Kartini anak-anak dipandu oleh seorang guide yang menceritakan benda-benda di museum. Yang manarik di museum ini tersimpan kerangka ikan paus yang ditemukan mati terdampar di Pulau Karimunjawa. Ikan yang dinamai Joko Tuwo itu memiliki panjang kurang lebih 16 meter. Subhanallah. Terasa Amazing sekali. Task terbayangkan ada makhluk sebesar itu. Ingatanku pun langsung melayang ke jaman dinosaurus. Dan membayangkan makhluk super besar dari jaman prasejarah itu.

Selesai berkeliling di Museum Kartini, kami segera meluncur ke Pantai Kartini di utara Kabupaten Jepara. Sampai di sana hari sudah sore. Wah tentunya indah sekali menyaksikan sunset di laut. Hanya sayangnya waktu itu matahari enggan bersinar. Dia lebih memilih bersembunyi di balik awan. Sehingga kami pun harus memendam kekecewaan karena batal menyaksikan sunset di tepi pantai. Di sini aku sedikit kesal dengan sikap penjaga loket yang kurang ramah. Dia sampai marah-marah karena salah satu dari panitia terlambat melakukan registrasi kunjungan. Weh, apa dipikirnya kami tidak akan mau membayar? Ramah sedikit, kenapa?



Lepas maghrib rombongan meninggalkan Pantai Karini untuk kembali ke Demak. Capek setelah seharian berkeliling. Namun lumayan senang. Apalgi saat melihat anak-anak juga sangat senang. Hanya saja wisata kali ini tak ada oleh-oleh menarik yang bisa dibeli. Jadi uang jajannya bisa utuh lah yaw. See You Jepara…^_*
Baca Selengkapnya....!

Jumat, 29 April 2011

KKG GUGUS TANJUNG KECAMATAN DEMAK

Hari ini untuk pertama kalinya saya mengikuti KKG di tempat kerja yang baru. KKG dilaksanakan di TK Pamekar Budi Demak. Dalam KKG itu hadir pula pengawas TK/SD Dabin 2 yakni Bpk Muhtarom. Pada kesempatan ini selain memberikan pembinaan kedinasan, Bapak Muhtarom juga mengajak guru-guru semua untuk melakukan instrospeksi diri menjelang hari Pendidikan asional yang jatuh pada tanggal 2 Mei.

Bapak Muhtarom berpesan sebagai guru hendaknya selalu bertanya pada diri sendiri apa yang telah guru berikan pada dunia pendidikan. Dan bukan bertanya apa yang telah dunia pendidikan berikan kepada saya selama melakukan pengabdian ini. Sebuah pesan moral yang sarat makna. Mengajak guru-guru terutama yang masih berstatus wiyata bakti ini untuk menanamkan sikap ikhlas dalam bekerja. Sebab dengan ikhlas, seorang guru akan lebih all out dalam menjalankan pekerjaan profesinya. Dengan bermodalkan ikhlas Allah akan membalas setiap perbuatan manusia dengan balasan yang tidak dapat diduga darimana datangnya. Dan Allah juga akan menerima amalan seseorang tergantung dari niatnya.

Sebentar lagi adalah tanggal 2 Mei. Yang selalu kita peringati sebagai hari Pendidikan Nasional. Sudahlah pendidikan di negeri ini berhasil dengan baik? Dalam arti sudahkah pendidikan kita berhasil mengangkat derajat manusia di hadapan Allah? Sebab Allah hanya akan mengankat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Dan untuk itu pendidikan agama penting / mutlak diperlukan untuk menjadikan generasi mendatang lebih baik dari pada generasi saat ini.

Untuk menciptakan generasi yang lebih baik sesuai dengan harapan perlu dilakukan:
1. Dimulai dengan mendidik diri kita selaku orang tua. Sebab perkembangan jiwa anak akan terpengaruh dengan apa yang didengar, apa yang dilihat, apa yang dirasa, dan apa yang diraba olah anak dari dunia yang terdekatnya. Maka penting bagi orang tua dan guru untuk mendidik dirinya sendiri.
2. Berilah makan anak-anak kita dari makanan yang halal. Makanan yanghalal mempengaruhi pertumbuhan fisik (jasmani) dan psikis (rohani) anak.

Selain itu Bapak Muhtarom juga mengingatkan guru-guru agar tabah dalam menghadapi setiap cobaan. Sebab cobaan itu akan mendidik manusia unutkmenjadi lebih bijaksana dalam menyikapi kehidupan. Dan orang yang tidak pernah dicoba akan membuatnya menjadi lengah dan kufur terhadap nikmat Allah. Dari setiap cobaan, Allah juga akan selalu menolong dengan memberikan kemudahan. Berupa jalan keluar bagi orang-orang yang bertakwa.

Sikap yang paling baik adalah agar para guru selalu berusaha menebarkan kebaikan. Namun janganlah kita selalu mengingat-ingat kebaikan yang telah kita lakukan. Ingatlah selalu pada perbuatan buruk yang telah kita lakukan. Dan usahakan untuk tidak mengulanginya lagi. Selain itu ingatlah Allah selalu pada saat sedang berbahagia. Agar Allah juga selalu ingat pada kita pada saat kita sedang ditimpa kesusahan.

Sebuah nasehat yang bagus di hari Jum’at ini. Hanya sayangnya beliau tidak bisa berpanjang kata karena harus melakuakn tugas beliau selaku khatib hari Jum’at di Masjid Agung Demak. KKG kali ini benar-benar bermakna bagiku.

Selmat berintrospeksi diri, para guru Indonesia.
Baca Selengkapnya....!

Kamis, 21 April 2011

PERINGATAN HARI KARTINI DI TK MUSLIMAT NU DEMAK


Hari ini tepat tanggal 21 April 2011, TK Muslimat NU mengadakan peringatan Hari Lahir Kartini. Peringatan yang dihadiri oleh TK dan Paly Group Muslimat ini dibuka dengan upacara Bendera. Setelah itu anak-anak yang sebelumnya telah dipesan untuk memakai busana adat mengadakan pentas keserasian berbusana dan Lomba keluwesan. Ada juga lomba menyanyi lagu Ibu Kita Kartini yang diwakili oleh tiap kelas.

Wah lucu sekali melihat anak-anak ini didandani dengan busana adat. Mereka tampak ceria. Walau beberapa ada juga yang tampaknya kurang senang. Pas peragaan busana ada yang kenes, ada yang luwes, ada yang kemayu, ada yang tomboy dan banyak gaya sampai-sampai selop hak tinggi yang dipakai patah. Haduw, seru sekali acaranya. Banyak tawa, terutama bagi para orang tua menyaksikan kelucuan mereka.


Para guru sendiri diharuskan memakai kebaya. Seru juga. Kebaya saya yang hanya keluar pas wisuda dulu kini berfungsi kembali. Kapan lagi, yach. Walau ada juga ibu guru yang dateng tetap memakai celana panjang karena harus naik motor dan kemudian bermetamorfosis di sekolah dengan berkebaya. Asyik juga.

Walaupun saya sendiri rada nggak ngerti kenapa Kartini begitu dihebohkan dan diperingati seperti itu.

Kalau di pikir-pikir apa sih yang telah dilakukan Kartini kecuali menulis surat-surat yang merupakan pemikiran beliau kepada seorang sahabatnya itu. Tapi sepertinya kita telah didoktrinasi tentang ketokohan Kartini. Bahkan sejak jaman kita SD. Yah, seperti ini diharuskan memakai busana adat terus jalan berlenggok seperti peragawati, lomba ketrampilan, dan semacamnya. Dan seperti hari ini peringatan Kartini di TK Muslimat lumayan seru.


 

Empat hari di sini, saya merasa enjoy. Teman-teman kolega pada baik banget. Ada Bu Himatul Millah, teman saya waktu kuliah D2 dulu, ada Bu Musdalifah, ada Bu Hartini sang kepala sekolah, ada Bu Ning yang ternyata teman sekolah tetangga saya, ada Bu Yar yang bu nyai, ada Bu Tutik yang pandai bernyanyi karena sering ikutan lomba pop singer, ada Bu Yah yang paling sepuh sendiri, dan ada pula Bu Lis. Di tambah saya semua ada sembilan pengajar di sini. Harusnya sepuluh karena selain saya da juga guru baru yang satunya. Namun sampai sekarang bu guru yang satu belum juga berangkat. Total peserta didik di sini ada kurang lebih seratus lima puluhan lah. Banyak banget.

Untuk acara selanjutnya piknik akhir tahun yang rencananya mau ke Tiara Park Waterboom di Jepara. Inginnya sih ke WBL Lamongan. Tapi kasihan anak-anak. Jadi cari yang dekat saja. Let’s go piknik!!

Baca Selengkapnya....!

Minggu, 06 Maret 2011

PILBUP DEMAK

Hari ini Minggu, 6 Maret 2011, rakyat Demak menghadapi pesta demokrasi pemilihan Bupati dan Wakil Bupat untuk periode 2011-2016. Sedari seminggu lalu HP dah bunyi terus nerima SMS kampanye. Jaman cyber nih, kampanye lewat HP.

Rada malas juga pergi ke TPS. Ngantuk menanti perubahan ke arah yang lebih baik. Dari hari ke hari Demak tetap gitu-gitu saja. Menjadi daerah kategori miskin di Jawa Tengah. Lihat saja tetangganya, Semarang, Kudus, Jepara, bahkan daerah Grobogan yang dulu biasa saja menggeliat dengan pembangunan. Lhah Demak gimana?

Kalau dipikir Demak itu banyak juga orang pinternya. Tapi kenapa gak bangun-bangun ya. Usut punya usut nih, ternyata putra-putra terbaik Demak, dalam hal ini teman-teman almamater saya yang pandai-pandai di kelas, hampir semua hengkang dari Demak. Mereka enjoy membangun karir di luar daerah Demak. Kenapa bisa begitu sih? Mungkin saja mereka tidak terfasilitasi dengan baik di daerah asalnya. Jadi ya pilih sama yang bisa memberi fasilitas. Dan mungkin juga jalan hidup kali. Pasrah banget…

Saya jadi teringat juga sama acara Kick Andy yang saya tonton. Tentang putra-putra terbaik Indonesia yang justru berkarir di luar negeri. Ada Dr Joni Setiawan yang menemukan planet yang berkarir di jerman. Penemu generasi 4G yang berkarir di Jepang. Mereka semua dari Indonesia. Wah jadi hampir mirip,ya. Demak potret mini-nya Indonesia?

Mudah-mudahan pilbup kali ini menghasilkan pemimpin yang lebih baik. Yang lebih amanah dan lebih serius memikirkan kemajuan daerah Demak. Semoga.
Baca Selengkapnya....!

Senin, 20 Desember 2010

LIBURAN ASYIIIK DI KOTA DEMAK

Libur telah tiba…libur telah tiba.

Tak bisa dipungkiri kalau saat-saat liburan merupakan saat-saat yang menyenangkan. Bukan hanya bagi anak sekolah saja yang suka liburan. Guru-gurunya sendiri juga suka kalau liburan telah tiba. Ngaku saja dech. Termasuk saya juga.

Refresing melepaskan diri dari rutinitas kerja sehari-hari agar tidak bosan dan juga berganti suasana baru agar nantinya dapat memulai hari baru dengan lebih baik lagi.

Nah sudah liburan, tentunya sudah tersusun rencana dengan rapi mau apa liburan kali ini? Jalan-jalan, berkunjung ke sanak keluarga, menuntaskan hobby yang sekian lama terbengkalai karena tidak kebagian waktu, membaca buku, mengejar rating ngisi blog, asyikk main facebook, semua sah-sah saja dilakukan. Selama bisa menghibur diri, mambawa kesenangan dan tidak lupa diri. Nah liburan bagi yang berkantong tebal, jalan-jalan bisa menjadi pilihan. Namun menghabiskan liburan tidak harus berjalan-jalan ke tempat yang jauh. Menyambangi kota kelahiran asyiik juga dilakukan. Apalagi bersama anak-anak dan mendengarkan celoteh mereka. Asyiik sekali.

Di bawah ini adalah daftar tempat-tempat liburan di kota Demak yang patut dikunjungi. Tak perlu uang banyak. Bagi saya yang bermukim di kota Demak, hehehee.

Nah, apa saja yang asyiik dikunjungi selama liburan ya??

1. Perpustakaan Daerah


Ini adalah tempat pertama yang ingin saya kunjungi di agenda liburan saya. Kendati sudah hamper tiap minggu saya rutin mengunjunginya, namun liburan kali ini akan lebih intent lagi. Dan tetnu saja menyenangkan. Karena saya akan mengajak anak-anak. Perpustakaan daerah merupakan tempat yang paling mneyenangkan untuk dikunjungi. Kita bisa baca buku, bisa pinjam buku gratis, dan bisa pula main internet gratis. So tunggu apa lagi….




2. Masjid Agung Demak


Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Masjid ini memiliki nilai historis yang sangat penting bagi penyebaran agama Islam di Indonesia, khususnya pu;lau Jawa. Di masjid ini dipercayai sebagai tempat berkumpulnya para wali dalam mengatur strategi menyebarkan ajaran Islam. Masjid Agung Demak di bangun pada tahun 1428. Luas keseluruhannya berukuran 31 X 31 meter persegi, serambi berukuran 31 X 15 meter dengan panjang keliling 35 X 2,35 meter, tatak rambat ukuran 25 X 3 meter dan ruang bedug berukuran 3,5 X 2,5 meter. Keseluruhan bangunan ditopang 128 soko, empat di antaranya soko guru yang menjadi penyangga utama bangunan masjid. Jumlah tiang penyangga masjid 50 buah, sebanyak 28 penyangga serambi dan 34 tiang penyangga tatak rambat, sedang tiang keliling sebanyak 16 buah. Masjid Agung Demak yang berdiri di tengah kota menghadapkan alun-alun luas, diyakini masyarakat muslim sebagai pusat kegiatan kemasyarakatan dan keumatan. Berdasarkan pola pembangunan kota-kota di Jawa yang diawali dari Dinasti Demak Bintoro, menjadi satu kesatuan antara masjid, kraton dan sarana-sarana pendukungnya termasuk alun-alun di bagian tengah. Atas dasar itu diperkirakan bekas kraton Demak Bintoro kira-kira di sebelah selatan tidak jauh dari kawasan alun-alun dan Masjid Agung Demak sekarang.
Atap bersusun tiga menjadi perlambang bagi setiap orang yang beriman dimulai dari tingkat mukmin, muslim dan muhsin atau iman, islam dan ihsan Demikian halnya dengan lima buah pintu yang menghubungkan satu bagian dan bagian yang lain, diharapkan mengingatkan setiap manusia akan adanya rukun Islam yang lima yakni syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Sedang enam jendelanya melambangkan rukum iman yakni percaya kepada Allah SWT, percaya kepada rasul-rasulNya, percaya kepada kitabNya, percaya kepada malaikatNya, percaya akan datangnya kiamat dan qada qadar. Demikian halnya dengan kolam air yang menghubungkan bagian luar dan masjid, selain diharapkan sebagai sarana untuk mensucikan diri, juga mengandung sejumlah perlambang agar masyarakat selalu membersihkan diri dari berbagai kotoran yang menempel dalam diri dan hati.

3. Museum Masjid Agung Demak


Letak Museum Masjid Agung Demak berada dalam komplek Masjid. Di museum ini utamanya disimpan bagian-bagian soko guru yang rusak (sokoguru Sunan Kalijaga, sokoguru Sunan Bonang, sokoguru Sunan Gunungjati, sokoguru Sunan Ampel), sirap, kentongan dan bedug peninggalan para wali, dua buah gentong (tempayan besar) dari Dinasti Ming hadiah dari Putri Campa abad XIV, pintu bledeg buatan Ki Ageng Selo yang merupakan condrosengkolo berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani yang berarti angka tahun 1388 Saka atau 1466 M atau 887 H, foto-foto Masjid Agung Demak tempo dulu, lampu-lampu dan peralatan rumah tangga dari kristal dan kaca hadiah dari PB I tahun 1710 M, kitab suci Al-Qur’an 30 juz tulisan tangan, maket masjid Demak tahun 1845 – 1864 M, beberapa prasasti kayu memuat angka tahun 1344 Saka, kayu tiang tatal buatan Sunan Kalijaga, lampu robyong masjid Demak yang dipakai tahun 1923 – 1936 M. Museum ini buka tiap hari dari Senin hingga Minggu jam kerja (08.00-16.00) dengan mengisi kas untuk pemeliharaan koleksi secara sukarela.

4. Naik Andong Keliling Kota


Andong merupakan kereta yang ditarik oleh kuda. Menaikinya bersama anak-anak sangat menyenangkan. Apalagi bayarannya cukup murah. Hanya 5000 rupiah. Kita bisa menemui pangkalan andong ini di terminal pariwisata Tembiring. Dari sini andong biasanya digunakan sebagai sarana transportasi menuju Masjid Agung Demak oleh para peziarah.

5. Taman Ria.


Di taman Ria Demak kita bisa mengajak anak-anak menikmati aneka hiburan dan permainan antara lain boom-boom car, kereta api, dan masih banyak lagi. Ada juga kolam renang murah meriah.

6. Pantai Morosari Sayung


Pantai morosari terletak di Sayung Demak. Keberadaannya memang belum sebeken pantai Marina (Semarang), pantai Kartini (Rembang) maupun pantai Bandengan (Jepara). Namun bukan berarti, pantai ini sepi pengunjung.
Setiap kawasan wisata, tentu mempunyai daya tarik sendiri-sendiri untuk menarik minat masyarakat agar berkunjung. Tak terkecuali di pantai Morosari ini. Di sini, pengelola menawarkan berbagai macam fasilitas untuk para pengunjung. Mulai dari Jetsky, Speedboat, Perahu Naga, Kayak Kano dan Becak Air. Anak-anak bisaanya paling suka naik Perahu Naga yang bentuknya unik atau naik Becak Air. Kalau tidak begitu, mereka main pasir atau bermain air bersama orang tua atau saudaranya.
Setelah lelah bermain atau mengisi waktu dengan melihat panorama pantai yang ada, para pengunjung bisa mencicipi berbagai masakan di restoran yang ada. Mulai dari yang seharga Rp. 15.000/ porsi sampai yang paketan seharga Rp.115.000. Eit, tunggu dulu. Jangan salah. Memasuki kawasan pantai Morosari ini, tidak harus bayar mahal. Cukup dengan seribu perak, kamu bisa menikmati panorama pantai dengan keluarga atau pun dengan orang yang kamu cintai. Yang paling mengasyikkan di Pantai Morosari adalah pada saat senja hampir tiba, karena kita dapat menyaksikan keindahan matahari terbenam dari tepi pantai. Untuk memasuki kawasan Pantai Morosari, anda dikenakan retribusi Rp.2 ribu.

7. Berburu ikan murah di Pantai Moro Bonang.



Nah bagi yang suka sama santapan ikan, sekali-kali berburu ke tempat pelelangan di mana ikan-ikan masih dalam kondisi segar baru saja diturunkan dari perahu nelayan. Kalau beruntung kita bisa memperoleh harga murah banget. Dan bagi yang hobby berperahu, asyik juga naik perahu menyusuri pantai Moro Bonang ini.

8. Berenang di Amala Pool



Nah bagi yang punya hobby berenang bisa menyambangi Amala Pool yang terletak di jalan Sunan Kalijaga. Kolam ini mempunyai ukuran cukup besar. Dan ada pula kolam untuk anak-anak.

9. Nongkrong di alun-alun
Nah bila malam tiba kita bisa menghabiskan waktu menikmati aneka jenis jajanan di seputaran alun-alun Demak. Mulai dari Bakso, mie goreng Jawa, bubur kacang hijau, aneka olahan kerang mulai dari yang goring samapi bakar, jagung bakar, siomay, martabak, pokoknya komplit. Dan harganya juga murah meriah.

Nah tunggu apa lagi. Ayo kita isi liburan seru kali ini..
Baca Selengkapnya....!

Jumat, 12 November 2010

GREBEG BESAR TELAH MULAI


Telah menjadi tradisi di kota Demak, bahwa tiap memasuki bulah Haji Dzulhijah atau lebih terkenal dengan nama Besar maka di kota Demak akan ada keramaian yang biasa disebut Grebeg Besar. Acara yang dimulai jauh sebelum Lebaran Haji itu ramai diisi oleh berbagai macam pasar rakyat dan puncaknya akan ada kirab atau upacara pencucian pusaka keraton Demak yang akan diadakan di Kadilangu.

Pasar rakyat Grebeg Besar 2010 secara resmi dibuka Bupati Demak Drs H Tafta Zani MM, Jumat (29/10) malam. Sebelumnya, terlebih dulu dilakukan ziarah di makam Sunan Kalijaga dan Sultan-Sultan Demak.

“Tradisi Grebeg Besar merupakan ikon budaya masyarakat Kota Wali yang wajib dilestarikan. Tradisi ini menjadi agenda pariwisata tahunan yang berpotensi meningkatkan kesejehteraan masyarakat Demak,” kata bupati, disela acara pembukaan pasar rakyat.

Setiap tahun, Kabupaten Demak menyelenggarakan kegiatan Grebeg Besar yang rutin dilakukan dalam rangka memelihara kebudayaan leluhur. Kegiatan tersebut mampu membangkitkan semangat dan kebanggaan warga Kabupaten Demak, karena pada saat itu, terpancar kejayaan Kerajaan Demak pada masa lalu.

Catatan sejarah Kabupaten Demak memang tidak bisa lepas dari perjuangan para Wali Sanga sebagai penyebar agama Islam di pulau Jawa yang melakukan aktivitasnya pada abad XV. Figur utamanya adalah Sultan Fatah dan Sunan Kalijaga yang diakui merupakan tokoh besar dan berpengaruh dalam lintas sejarah Kabupaten Demak. Sehingga tidak mengherankan jika kemudian ada beragam acara dan kegiatan ritual yang diperkenalkan oleh kedua tokoh itu masih berlangsung sampai saat ini dan menjadi semacam ritual yang selalu di nantikan orang, tidak hanya oleh warga Kota Wali sendiri tetapi juga oleh masyarakat luar daerah.

Menurut data sejarah, tradisi grebeg besar sebenarnya pada awalnya tidak hanya sekali setahun pada saat Idul Adha. Semula ada empat Grebeg Besar, yaitu Grebeg Maulid, Grebeg Dal, Grebeg Syawal, dan Grebeg Besar. Kegiatan yang masih berlangsung adalah Grebeg Besar yang sampai sekarang masih menjadi bagian tradisi bernilai jual.

Sementara itu, di luar Kabupaten Demak juga dikenal perayaan sejenis. Solo, Yogyakarta, dan Cirebon, dengan latar belakang sejarah masing-masing daerah yang berbeda, tetapi pada intinya adalah bentuk penghargaan terhadap para pendahulu yang telah berjasa kepada daerah ini.

Sebuah fenomena yang sangat menarik karena merupakan suatu gambaran yang nyata peristiwa menyatunya pejabat dengan rakyat dalam satu tempat sehingga tampak sebuah kerukunan dan kebersamaan langkah untuk menggapai cita- cita.

Bila zaman dahulu diadakan ritual mampu menghilangkan marabahaya, maka untuk saat ini kita perlu mengubah pandangan tersebut menjadi sebuah konsep yang modern, yaitu mencari alternatif penyelesaian masalah dengan cara koordinasi dan konsolidasi pemerintah dengan masyarakat. Ini bisa menjadi lebih baik dan membawa kemajuan Kota Wali. Betapa besar arti Grebeg Besar bagi Kabupaten ini.

Watak Religius Inilah watak religius masyarakat Kabupaten Demak yang selalu menghormati ajaran dan tradisi leluhur, khususnya para Wali tentang keimanan dan ketaqwaan. Bukan hanya sekadar menjalankan ajaran wajib dalam agama tetapi juga tradisi dan budaya Islami yang di kembangkan para Wali untuk menarik perhatian dan membawa masyarakat waktu itu untuk mengikuti ajaran yang mereka sebarkan. Seandainya pelaksanaannya tidak bersamaan dengan Idul Adha mungkin tidak seramai sekarang.

Grebeg Besar bagi pemerintah Kabupaten Demak juga memiliki arti penting, yakni sebagai salah satu sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah), melalui biaya sewa kapling-kapling tanah yang disewakan selama perayaan Grebeg. Hal ini ditambah pemasukan dari hasil penjualan tiket masuk ke area keramaian Grebeg Besar.

Sementara itu, bagi warga Kota Wali, Grebeg Besar merupakan kesempatan yang luas untuk mendapatkan tambahan penghasilan dengan keterlibatannya dalam kegiatan, seperti mempromosikan aneka hasil pertanian, kerajinan serta industri kecil lainnya. Demikian besar arti Grebeg Besar bagi Kabupaten Demak sehingga kita perlu membuat inovasi-inovasi kreatif agar mampu meningkatkan kualitasnya. Perubahan- perubahan untuk perbaikan perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah bagi peningkatan pendapatan Kabupaten Demak. Perlu daya tarik agar mampu membangkitkan kebanggaan setiap warga.

Demak merupakan kerajaan Islam pertama dipulau jawa dengan rajanya Raden Fatah. Disamping sebagai pusat pemerintahan, Demak sekaligus menjadi pusat penyebaran agama Islam dipulau Jawa. Bukti peninggalan sejarah masih berdiri dengan kokoh sampai sekarang, yaitu Masjid Agung Demak.

Penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dimulai pada abad XV dan dipelopori oleh Wali Sanga, bahkan salah satu wali tersebut bermukim sampai akhir hayatnya dan dimakamkan di Kadilangu Demak, yaitu Sunan Kalijaga. Menurut cerita, Kadilangu semula adalah daerah perdikan sebagai anugrah dari Sultan Fatah kepada Sunan Kalijaga atas jasa-jasanya dalam mengembangkan agama Islam dan memajukan kerajaan Demak.

Berbagai upaya dilakukan oleh para Wali dalam menyebarluaskan agama Islam. Berbagai halangan dan rintangan menghadang, salah satu diantaranya adalah masih kuatnya pengaruh Hindu dan Budha pada masyarakat Demak pada waktu itu. Pada akhirnya agama Islam dapat diterima masyarakat melalui pendekatan pendekatan para Wali dengan jalan mengajarkan agama Islam melalui kebudayaan atau adat istiadat yang telah ada. Setiap tanggal 10 Dzulhijah umat Islam memperingati Hari Raya Idul Adha dengan melaksanakan Sholat Ied dan dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban. Pada waktu itu, dilingkungan Masjid Agung Demak diselenggarakan pula keramaian yang disisipi dengan syiar-syiar keagamaan, sebagai upaya penyebarluasaan agama Islam oleh Wali Sanga. Sampai saati ini kegiatan tersebut masih tetap berlangsung, bahkan ditumbuh kembangkan.

Prosesi Grebeg Besar Demak
• Ziarah ke makam Sultan-Sultan Demak & Sunan Kalijaga
Grebeg Besar Demak diawali dengan pelaksanaan ziarah oleh Bupati, Muspida dan segenap pejabat dilingkungan Pemerintah Kabupaten Demak, masing-masing beserta istri/suami, ke makam Sultan-Sultan Demak dilingkungan Masjid agung Demak dan dilanjutkan dengan ziarah ke makam Sunan Kalijaga di Kadilangu. Kegiatan ziarah tersebut dilaksanakan pada jam 16.00 WIB; kurang lebih 10 (sepuluh) hari menjelang tanggal 10 Dzulhijah.
• Pasar Malam Rakyat di Tembiring Jogo Indah
Untuk meramaikan perayaan Grebeg Besar di lapangan Tembiring Jogo Indah digelar pasar malam rakyat yang dimulai kurang lebih 10 (sepuluh) hari sebelum hari raya Idul Adha dan dibuka oleh Bupati Demak setelah ziarah ke makam Sultan-Sultan Demak dan Sunan Kalijaga.
Pasar malam tersebut dipenuhi dengan berbagai macam dagangan, mulai dari barang barang kebutuhan sehari-hari sampai dengan mainan anak, hasil kerajinan, makanan/minuman, permainan anak-anak dan juga panggung pertunjukkan /hiburan.
• Selamatan Tumpeng Sanga
Selamatan Tumpeng Sanga dilaksanakan pada malam hari menjelang hari raya Idul Adha bertempat di Masjid Agung Demak. Sebelumnya kesembilan tumpeng terebut dibawa dari Pendopo Kabupaten Demak dengan diiringi ulama, para santri, beserta Muspida dan tamu undangan lainnya menuju ke Masjid Agung Demak. Tumpeng yang berjumlah sembilan tersebut melambangkan Wali Sanga. Selamatan ini dilaksanakan dengan harapan agar seluruh masyarakat Demak diberikan berkah keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat dari Allah SWT. Acara selamatn tersebut diawali dengan pengajian umum diteruskan dengan pembacaan doa. Sesudah itu kepada para pengunjung dibagikan nasi bungkus. Pembagian nasi bungkus tersebut dimaksudkan agar para pengunjung tidak berebut tumpeng sanga. Sejak beberapa tahun terakhir tumpeng sanga tidak diberikan lagi kepada para pengunjung dan sebagai gantinya dibagikan nasi bungkus tersebut. Pada saat yang sama di Kadilangu juga dilaksanakan kegiatan serupa, yaitu Selamatan Ancakan, selamatan terebut bertujuan untuk memohon berkah kepada Allah SWT agar sesepuh dan seluruh anggota Panitia penjamasan dapat melaksanakan tugas dengan lancar tanpa halangan suatu apapun juga serta untuk menghormati dan menjamu para tamu yang bersilaturahmi dengan sesepuh.
• Slolat Ied
Pada tanggal 10 Dzulhijah Masjid Agung dipadati oleh umat Islam yang akan melaksanakan Sholat Ied, pada saat-saat seperti ini Masjid Agung Demak sudah tidak dapat lagi menampung para jamaah, karena penuh sesak dan melebar ke jalan raya, bahkan sebagian melaksanakan sholat di alun-alun. Pada kesempatan tersebut Bupati Demak beserta Muspida melaksanakan sholat di Masjid Agung Demak dan dilajutkan dengan penyerahan hewan qurban dari Bupati Demak kepada panitia.
• Penjamasan Pusaka Peninggalan Sunan Kalijaga
Setelah selesai Sholat Ied di makam Sunan Kalijaga, Kadilangu, dilaksanakan penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga. Kedua pusaka tersebut adalah Kutang Ontokusuma dan Keris Kyai Crubuk. Konon Kutang Ontokusumo adalah berujud ageman yang dikiaskan pegangan santri yang dipakai sunan kalijaga setiap kali berdakwah. Penjamasan pusaka-pusaka tersebut didasari oleh wasiat sunan kalijaga sebagai berikut””agemanku, besuk yen aku wis dikeparengake sowan engkang Maha Kuwaos, salehna neng duwur peturonku. Kajaba kuwi sawise uku kukut, agemanku jamas ana.” Dengan dilaksanakan penjamasan tersebut, diharapkan umat Islam dapat kembali ke fitrahnya dengan mawas diri/mensucikan diri serta meningkatkan iman dan taqwa Kepada allah SWT.
Prosesi penjamasan tersebut diawali dari Pendopo Kabupaten Demak, dimana sebelumnya dipentaskan pagelaran tari Bedhoyo Tunggal Jiwo. Melambangkan “Manunggale kawula lan gusti”, yang dibawakan oleh 9 (sembilan) remaja putri. Dalam perjalanan ke Kadilangu minyak jamas dikawal oleh bhayangkara kerajaan Demak Bintoro “Prajurit Patangpuluhan” dan diiringi kesenian tradisional Demak. Bersamaan dengan itu Bupati beserta rombongan menuju Kadilangu dengan mengendarai kereta berkuda.

Penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga dilaksanakan oleh petugas dibawah pimpinan Sesepuh Kadilangu di dalam cungkup gedong makam Sunan Kalijaga Kalijaga. Sesepuh dan ahli waris percaya, bahwa ajaran agama Islam dari Rasulullah Muhammad SAW dan disebar luaskan oleh Sunan Kalijaga adalah benar. Oleh karena itu penjamasan dilakukan dengan mata tertutup. Hal tersebut mengandung makna, bahwa penjamas tidak melihat dengan mata telanjang, tetapi melihat dengan mata hati. Artinya ahli waris sudah bertekad bulat untuk menjalankan ibadah dan mengamalkan agama Islam dengan sepenuh hati.

Dengan selesainya penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga tersebut, maka berakhir pulalah rangkaian acara Grebeg Besar Demak.

Sumber : Demak.go.id
Baca Selengkapnya....!

Senin, 27 September 2010

THE LOVELY TREMBESI

Tiap kali melintasi jalanan Demak-Kudus untuk menuju ke kantor Dinas, entah mengapa hati ini serasa senang mengamati jajaran pohon termbesi yang pesat berkembang. Angankupun melayang setahun lagi tentu pohon-pohon ini akan tumbuh besar dan teduh menaungi jalan. Tentu sangat senang sekali ketika melintasi jalanan ini tak akan lagi merasa kepanasan. Dan perjalanan dengan dipayungi keteduhan pohon trembesi tentu akan menjadi romansa yang amat menyenangkan.

Namun ada sedikit kegalauan juga manakala menyaksikan beberapa batang trembesi cantik nampak merana kesepian. Tumbuh dengan amat menyedihkan . Mungkin karena kurangnya perawatan. Beberapa pohoon tampak melengkung dan hampir patah. Bahkan ada yang mati ketika kemarin diadakan pengedukan kali. Sangat disayangkan sekali. Bahkan yang lebih iseng lagi ada yang sengaja dipetik oleh awak truk yang mogok di tepi dan digunakan sebagai penanda bagi si mogok itu. Sayang sekali.

Sebagaimana kebanyakan yang menjadi karakter masyarakat kita. Untuk pertama penanaman memang terkesan menggebu-gebu, penuh semangat, tapi setelah sekian waktu berjalan semangat menggebu-gebu itupun perlahan mengendur dan bahkan bisa hilang tak berbekas. Tak tahu lagi terbang ke mana.

Sebagaimana nasib termbesi cantik itu, aku tidak tahu masihkah suka dicek oleh penanamnya? Ataukah dibiarkan tumbuh sendiri apa adanya tanpa adanya perawatan? Semoga mereka dapat bertahan untuk tumbuh menjadi besar dan memberikan kesejukan untuk mengurangi pemanasan global sebagaimana awal mula dicanangkan penanamannya.
Baca Selengkapnya....!

Sabtu, 25 September 2010

HALAL BI HALAL DI UPTD DIKPORA KARANGANYAR DEMAK





Hari ini Sabtu, 25 September 2010 kantor UPTD Dikpora menggelar acara Halal Bi Halal yang dihadiri oleh para guru mulai dari guru TK sampai SMA, para Staf dan Karyawan kantor UPTD serta tamu undangan. Untuk acara Mauidhol Hasanah diundanglah Kiai Budi Harjono dari Semarang. Acara yang mengusung tema “Dengan Halal Bi Halal Kita Tingkatkan Ukhuwah Islamiah dan Ukuwah Basyariyah” ini sedianya akan dihadiri oleh Bupati Demak, Bapak Tafta Zani. Namun beliau batal hadir karena ada kepentingan lain yang tidak bisa ditinggalkan.

Di samping acara inti yang akan disampaikan oleh Bapak Kiai Budi, acara juga dimeriahkan oleh grup Rebana Ibu-ibu Dharma Wanita Kecamatan Karanganyar. Sekedar informasi grup rebana yang mengambil nama Mutiara Azizi ini sudah pernah meraih juara pertama tingkat kecamatan dalam lomba rebana. Tidak terlalu buruk untuk grup yang baru saja berdiri.

Dalam acara ini hadir pula para tamu undangan yakni Kepala Dikpora Kabupaten Demak, Bapak Afhan Noor, Camat Karanganyar Bapak Muh Ridhotin, Kepala Polsek Karanganyar serta Bapak Sekda yang mewakili Bupati Demak. Tak lupa pula Kepala UPTD Dikpora kecamatan Karanganyar selaku tuan rumah yakni Bapak Haji Muhhamad Natsir, S.Ag, M.Pd, MM yang merangkap sebagai Ketua PGRI Kabupaten Demak.

Banyak hikmah yang dapat kita petik dari nasehat-nasehat yang disampaikan oleh bapak-bapak tersebut. Diantaranya bahwa selaku guru dalam mendidik anak harus didasari dengan rasa cinta yang tulus. Tanpa cinta yang tulus maka apa yang kita lakukan tidak dapat optimal.

Disampaikan pula oleh Bapak Afhan, bahwa selaku guru tidak terdapat perbedaan antara guru PNS dan Non PNS. Karena hanya ada satu sebutan untuk guru yakni guru bangsa.

Harusnya memang begitu. Namun dalam kenyataannya tetap saja perbedaan itu ada. Untuk hari inipun perbedaan itu sangat kentara. Karena dalam acara ini untuk guru PNS diwajibkan memakai seragam PGRI. Sedangkan guru Non PNS memakai pakaian bebas rapi. Sudah saatnya guru Non PNS juga menjadi anggota PGRI. Kapan itu terealisasi?

Disamping hal-hal tersebut diatas, Bapak Afhan juga menyampaikan visi yang diangankannya tentang menonjolkan ciri khas Demak yang bernuansa agamis denganmemasukkan pendidikan keagamaan lebih banyak ke dalam muatan lokal. Semoga bisa terealisasi dengan baik. Bapak Afhan mengatakan pula hal tersebut dilakukan untuk membendung dasyatnya degradasi moral yang terjadi pada kalangan remaja kita. Dengan pendidikan agama yang baik setidaknya anak-anak memiliki benteng pertahanan dalam menghadapi serangan budaya yang bersifat merugikan pada era global ini.

Dan juga jika seseorang sudah comith untuk menjadi guru hendaklah jangan dilakukan secara setengah-setengah. Karena sesuatu yang setengah-setengah tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Jangan sampai kita mendengar ada guru yang keluyuran di tengah pasar pada saat jam mengajar. Jangan sampai kita melihat ada guru yang mengajar tanpa perencaan yang baik. Semoga.

Sedangkan untuk Bapak Kiai Budi beliau mengajarkan tentang cinta yang universal. Bagaimana kita mencintai alam, mencintai sesama, mencintai anak didik dan untuk semua itu akan menggapai cinta yang lebih besar yakni mencintai Allah sang pencipta cinta.

Acara berlangsung dengan meriah. Kendati di langit mendung menggumpal kian tebal dan angin bertiup kian kencang yang mengabarkan hari akan turun hujan, tak mampu mengurangi kemeriahan suasana. Semua antusias menyimak uraian yang disampaikan oleh Bapak Kiai. Dan terakhir sebagai penutup acara Bapak Kiai Budi memperagakan tarian Sufi. Boleh juga. Sampai berjumpa pada halal bi halal tahun berikutnya. Semoga kita masih diberi panjang umur untuk bersua.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H. Minal aidzin wal Faizin. Mohon maaf lahir dan bathin.
Baca Selengkapnya....!

Sabtu, 18 September 2010

SIANG-SIANG ADA MINI TORNADO


Kala itu jam menunjukkan pukul 14.00 WIB. Langit di atas tempatku tinggal lumayan cerah. Bahkan matahari bersinar cukup terik. Namun di sebelah barat tak seberapa jauh dari tempatku cuaca tampak sangat kontradiktif. Di sebelah barat sana tampak mendung menggumpal sedemikian tebal. Yang tak lama kemudian hujanpun tampak turun. Kelihatannya cukup deras jika menilik gumpalan mendung yang menghitam.

Aku yang waktu itu tengah istirahat siang, tiba-tiba dikejutkan suara ribut anak-anak yang meneriakkan “Ole, ole, ole.” Ramai sekali. Akupun menengok keluar. Rupa-rupanya anak-anak itu berteriak karena melihat pusaran angin yang oleh orang Jawa sering di sebut dengan istilah ole-ole. Menurut cerita kalau ada angin lesus diteriaki ole-ole katanya anginnya akan bubar dan tidak jadi membesar. Lucu juga pikirku. Apa bisa berpengaruh?

Dan benar saja, waktu aku menengok ke langir barat, disana ada pusaran angin yang lumayan besar. Meliuk berputar. Kadang membesar kadang kecil. Akupun berlari mengambil kameraku untuk mengabadikan peristiwa yang baru kali ini aku lihat secara langsung. Biasanya Cuma lihat di TV sama di film-film. Alhasil beberapa gambar dan video sempat aku peroleh.





Subhanallah, Tuhan Maha Kuasa. Semoga tidak ada kerusakan berarti bagi wilayah yang dilaluinya.
Baca Selengkapnya....!