Libur telah tiba…libur telah tiba.
Tak bisa dipungkiri kalau saat-saat liburan merupakan saat-saat yang menyenangkan. Bukan hanya bagi anak sekolah saja yang suka liburan. Guru-gurunya sendiri juga suka kalau liburan telah tiba. Ngaku saja dech. Termasuk saya juga.
Refresing melepaskan diri dari rutinitas kerja sehari-hari agar tidak bosan dan juga berganti suasana baru agar nantinya dapat memulai hari baru dengan lebih baik lagi.
Nah sudah liburan, tentunya sudah tersusun rencana dengan rapi mau apa liburan kali ini? Jalan-jalan, berkunjung ke sanak keluarga, menuntaskan hobby yang sekian lama terbengkalai karena tidak kebagian waktu, membaca buku, mengejar rating ngisi blog, asyikk main facebook, semua sah-sah saja dilakukan. Selama bisa menghibur diri, mambawa kesenangan dan tidak lupa diri. Nah liburan bagi yang berkantong tebal, jalan-jalan bisa menjadi pilihan. Namun menghabiskan liburan tidak harus berjalan-jalan ke tempat yang jauh. Menyambangi kota kelahiran asyiik juga dilakukan. Apalagi bersama anak-anak dan mendengarkan celoteh mereka. Asyiik sekali.
Di bawah ini adalah daftar tempat-tempat liburan di kota Demak yang patut dikunjungi. Tak perlu uang banyak. Bagi saya yang bermukim di kota Demak, hehehee.
Nah, apa saja yang asyiik dikunjungi selama liburan ya??
1. Perpustakaan Daerah
Ini adalah tempat pertama yang ingin saya kunjungi di agenda liburan saya. Kendati sudah hamper tiap minggu saya rutin mengunjunginya, namun liburan kali ini akan lebih intent lagi. Dan tetnu saja menyenangkan. Karena saya akan mengajak anak-anak. Perpustakaan daerah merupakan tempat yang paling mneyenangkan untuk dikunjungi. Kita bisa baca buku, bisa pinjam buku gratis, dan bisa pula main internet gratis. So tunggu apa lagi….
2. Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Masjid ini memiliki nilai historis yang sangat penting bagi penyebaran agama Islam di Indonesia, khususnya pu;lau Jawa. Di masjid ini dipercayai sebagai tempat berkumpulnya para wali dalam mengatur strategi menyebarkan ajaran Islam.
Masjid Agung Demak di bangun pada tahun 1428. Luas keseluruhannya berukuran 31 X 31 meter persegi, serambi berukuran 31 X 15 meter dengan panjang keliling 35 X 2,35 meter, tatak rambat ukuran 25 X 3 meter dan ruang bedug berukuran 3,5 X 2,5 meter. Keseluruhan bangunan ditopang 128 soko, empat di antaranya soko guru yang menjadi penyangga utama bangunan masjid. Jumlah tiang penyangga masjid 50 buah, sebanyak 28 penyangga serambi dan 34 tiang penyangga tatak rambat, sedang tiang keliling sebanyak 16 buah. Masjid Agung Demak yang berdiri di tengah kota menghadapkan alun-alun luas, diyakini masyarakat muslim sebagai pusat kegiatan kemasyarakatan dan keumatan. Berdasarkan pola pembangunan kota-kota di Jawa yang diawali dari Dinasti Demak Bintoro, menjadi satu kesatuan antara masjid, kraton dan sarana-sarana pendukungnya termasuk alun-alun di bagian tengah. Atas dasar itu diperkirakan bekas kraton Demak Bintoro kira-kira di sebelah selatan tidak jauh dari kawasan alun-alun dan Masjid Agung Demak sekarang.
Atap bersusun tiga menjadi perlambang bagi setiap orang yang beriman dimulai dari tingkat mukmin, muslim dan muhsin atau iman, islam dan ihsan Demikian halnya dengan lima buah pintu yang menghubungkan satu bagian dan bagian yang lain, diharapkan mengingatkan setiap manusia akan adanya rukun Islam yang lima yakni syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Sedang enam jendelanya melambangkan rukum iman yakni percaya kepada Allah SWT, percaya kepada rasul-rasulNya, percaya kepada kitabNya, percaya kepada malaikatNya, percaya akan datangnya kiamat dan qada qadar.
Demikian halnya dengan kolam air yang menghubungkan bagian luar dan masjid, selain diharapkan sebagai sarana untuk mensucikan diri, juga mengandung sejumlah perlambang agar masyarakat selalu membersihkan diri dari berbagai kotoran yang menempel dalam diri dan hati.
3. Museum Masjid Agung Demak

Letak Museum Masjid Agung Demak berada dalam komplek Masjid. Di museum ini utamanya disimpan bagian-bagian soko guru yang rusak (sokoguru Sunan Kalijaga, sokoguru Sunan Bonang, sokoguru Sunan Gunungjati, sokoguru Sunan Ampel), sirap, kentongan dan bedug peninggalan para wali, dua buah gentong (tempayan besar) dari Dinasti Ming hadiah dari Putri Campa abad XIV, pintu bledeg buatan Ki Ageng Selo yang merupakan condrosengkolo berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani yang berarti angka tahun 1388 Saka atau 1466 M atau 887 H, foto-foto Masjid Agung Demak tempo dulu, lampu-lampu dan peralatan rumah tangga dari kristal dan kaca hadiah dari PB I tahun 1710 M, kitab suci Al-Qur’an 30 juz tulisan tangan, maket masjid Demak tahun 1845 – 1864 M, beberapa prasasti kayu memuat angka tahun 1344 Saka, kayu tiang tatal buatan Sunan Kalijaga, lampu robyong masjid Demak yang dipakai tahun 1923 – 1936 M. Museum ini buka tiap hari dari Senin hingga Minggu jam kerja (08.00-16.00) dengan mengisi kas untuk pemeliharaan koleksi secara sukarela.
4. Naik Andong Keliling Kota

Andong merupakan kereta yang ditarik oleh kuda. Menaikinya bersama anak-anak sangat menyenangkan. Apalagi bayarannya cukup murah. Hanya 5000 rupiah. Kita bisa menemui pangkalan andong ini di terminal pariwisata Tembiring. Dari sini andong biasanya digunakan sebagai sarana transportasi menuju Masjid Agung Demak oleh para peziarah.
5. Taman Ria.
Di taman Ria Demak kita bisa mengajak anak-anak menikmati aneka hiburan dan permainan antara lain boom-boom car, kereta api, dan masih banyak lagi. Ada juga kolam renang murah meriah.
6. Pantai Morosari Sayung

Pantai morosari terletak di Sayung Demak. Keberadaannya memang belum sebeken pantai Marina (Semarang), pantai Kartini (Rembang) maupun pantai Bandengan (Jepara). Namun bukan berarti, pantai ini sepi pengunjung.
Setiap kawasan wisata, tentu mempunyai daya tarik sendiri-sendiri untuk menarik minat masyarakat agar berkunjung. Tak terkecuali di pantai Morosari ini.
Di sini, pengelola menawarkan berbagai macam fasilitas untuk para pengunjung. Mulai dari Jetsky, Speedboat, Perahu Naga, Kayak Kano dan Becak Air.
Anak-anak bisaanya paling suka naik Perahu Naga yang bentuknya unik atau naik Becak Air. Kalau tidak begitu, mereka main pasir atau bermain air bersama orang tua atau saudaranya.
Setelah lelah bermain atau mengisi waktu dengan melihat panorama pantai yang ada, para pengunjung bisa mencicipi berbagai masakan di restoran yang ada. Mulai dari yang seharga Rp. 15.000/ porsi sampai yang paketan seharga Rp.115.000.
Eit, tunggu dulu. Jangan salah. Memasuki kawasan pantai Morosari ini, tidak harus bayar mahal. Cukup dengan seribu perak, kamu bisa menikmati panorama pantai dengan keluarga atau pun dengan orang yang kamu cintai. Yang paling mengasyikkan di Pantai Morosari adalah pada saat senja hampir tiba, karena kita dapat menyaksikan keindahan matahari terbenam dari tepi pantai. Untuk memasuki kawasan Pantai Morosari, anda dikenakan retribusi Rp.2 ribu.
7. Berburu ikan murah di Pantai Moro Bonang.

Nah bagi yang suka sama santapan ikan, sekali-kali berburu ke tempat pelelangan di mana ikan-ikan masih dalam kondisi segar baru saja diturunkan dari perahu nelayan. Kalau beruntung kita bisa memperoleh harga murah banget. Dan bagi yang hobby berperahu, asyik juga naik perahu menyusuri pantai Moro Bonang ini.
8. Berenang di Amala Pool
Nah bagi yang punya hobby berenang bisa menyambangi Amala Pool yang terletak di jalan Sunan Kalijaga. Kolam ini mempunyai ukuran cukup besar. Dan ada pula kolam untuk anak-anak.
9. Nongkrong di alun-alun
Nah bila malam tiba kita bisa menghabiskan waktu menikmati aneka jenis jajanan di seputaran alun-alun Demak. Mulai dari Bakso, mie goreng Jawa, bubur kacang hijau, aneka olahan kerang mulai dari yang goring samapi bakar, jagung bakar, siomay, martabak, pokoknya komplit. Dan harganya juga murah meriah.
Nah tunggu apa lagi. Ayo kita isi liburan seru kali ini..
Baca Selengkapnya....!