Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Kamis, 30 September 2010

PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA PENDIDIKAN

Di sekitar kita banyak sekali terdapat barang-barang bekas yang tidak terpakai. Namun barang itu masih dapat kita gunakan lagi, diantaranya kita ubah fungsi barang bekas itu sebagai alat peraga/media pembelajaran.

Barang apa saja yang dapat kita manfaatkan? Yuk sama-sama kita cari.
1. Kardus bekas susu  
Dapat kita ubah menjadi kartu suku kata. Caranya kita potong-potong kardus bekas susu tersebut kemudian kita tulisi dengan kata atau juga suku kata. Tulislah dengan krayon warna-warni sehingga menarik. Dapat pula ditambahkan dengan gambar.
Pembelajarannya:
a. Kartu kata: mencari padanan kata yang sama, mengelompokkan kata-kata yang sejenis.
b. Kartu suku kata: mengelompokkan suku kata awal atau akhir yang sama.

2. Kardus bekas Mi Instan


Dapat digunakan untuk mengenalkan konsep kasar halus pada anak. Caranya potonglah kardus mi instan, bentuklah seperti boneka, bagilah menjadi beberapa bagian. Sobek bagian kardus yang halus sehingga nampak bagian yang kasar. Namun jangan di robek semua. Sisakan juga bagian yang halus.
Pembelajarannya: anak dapat meraba permukaan kardus tadi dan mengenal konsep kasar-halus.

3. Sedotan plastik
Dapat kita gunakan sebagai alat untuk membuat lukisan tiup. Teteskan tinta/pewarna pada kertas gambar kemudian tiup dengan sedotan. Maka akan terbentuk lukisan abstrak yang cantik. Sedotan dapat pula digunakan sebagai media menganyam.

4. Gelas bekas minuman seperti ale-ale atau semacamnya.
Anak-anak biasanya gemar mengkonsumsi minuman seperti ale-ale dan sejenisnya. Bekal gelasnya dapat kita gunakan untuk:  


a. Tirai penghias jendela: potong gelas bekas minuman ale-ale sehingga terbentuk lembaran. Sisakan ring bagian atas dan bawahnya. Lembaran tadi kita lipat menjadi dua, satukan dengan staples kemudian gambari dengan bentuk yang kita suka. Misalnya ikan, bunga atau buah-buahan. Bisa juga alpabet. Lubangi dengan evaporator, kemudian rangkai dengan benang. Rangkaian tersebut dapat digunakan untuk menghias jendela.


b. Ring bekas gelas bagian atas dapat kita gunakan dalam permainan fisik motorik kasar yang dipadu dengan berhitung. Sebelumnya rapikan dulu ring yang telah kita gunting. Kemudian siapkan tiang kecil dari kayu atau bambu. Usahakan tiang dapat berdiri. Berilah angka pada tiang tersebut.
Pembelajarannya: suruh anak menghitung ring bekas gelas dengan melemparkannya pada tiang pancang yang telah disiapkan.



c. Bagian bawahan gelas yang telah di potong kita tulisi dengan huruf atau angka. Tulislah dengan spidol permanen agar tulisannya tidak hilang.
Pembelajarannya: dapat digunakan untuk membuat kata-kata dengan menyusun huruf demi huruf.

d. Di buat berbagai macam permainan seperti teropong, telpon-telponan, dan lain-lain.



5. Kalender atau majalah bekas.
Dapat digunakan untuk meronce. Caranya potong-potong kertas majalah atau kalender dengan bentuk segitiga misalnya dengan ukuran 3 cm dengan tinggi 10 cm. ukuran bisa sesuai selera. Gulung kertas guntingan dengan alas segitiga terlebih dahulu. Kemudian lem bagian atasnya. Dalam membuat gulungan sisakan lubang untuk tempat memasukkan benang.

6. Botol bekas sampoo atau minyak angin atau minyak wangi.
Dapat kita dandani untuk dibentuk sebagai boneka. Botol-botol ini dapat digunakan untuk mengenalkan berbagai aroma/macam-macam bau kepada anak.

7. Kulit kerang
Cat dengan warna-wari menarik atau dapat juga dibiarkan tetap alami. Kulit kerang dapat digunakan untuk mengelompokkan benda-benda berdasarkan ukuran, warna , menyortir ataupun berhitung.

8. Biji-bijian
Tempatkan biji-bijian ini pada suatu kantong kain. Anakdapat melemparkan biji-bijian ini seperti melempar dan menangkap bola. Selain itu biji-bijian yang dicampur dapat digunakan untuk pembelajaran tentang klasifikasi/menyortir. Suruh anak menyortir biji-bijian berdasarkan bentuknya. Anak senang sekali melakukannya. Dapat juga dimasukkan ke dalam botol bekas aqua, lalu goyangkan. jadilah dia marakas. anak-anak senang bernyanyi dengan iringan marakas buatan sendiri.

9. Sisir dan sikat bekas
Dapat digunakan untuk melukis dengan cara memercik. Siapkan pewarna cair. Ambil suatu bentuk yang unik, misal daun ketela, daun waru atau dapat juga kertas yang telah digunting sebagai model. Letakkan bentuk tadi pada kertas gambar kemudian ambillah sisir bekas. Letakkan di atas gambar. Ambil peawrna dengan sikat bekas kemudian sikatkan pada sisir. Maka tinta akan memercik pada buku gambar. Angkatlah obyek yang diletakkan pada buku gambar. Akan tampak pola yang indah.

10. Piring ucapan selamat makan dari kertas
Gambari dengan karakter orang, misalnya gambar wajah ayah, ibu dan anak. Pasangi belakang piring dengan stik es krim yang direkatkan dengan selotip. Jadilah wajah. Alat ini dapat digunakan untuk bermain sandiwara ataupun penunjang dalam bercerita.

11. Kaos kaki bekas
Bentuk seperti boneka. Kaos kaki bekas dapat digunakan sebagai alat peraga saat guru bercerita.

12. Tutup botol.


Dapat dibuat menjadi alat musik kecrek. Anak-anak senang sekali bermain dengan alat musik ini.

Dan masih banyak lagi bahan limbah yang bisa di sulap menjadi alat peraga pembelajaran. Tergantung kreativitas dan kreasi guru. Selamat mencoba danberkreasi. 
Baca Selengkapnya....!

Selasa, 28 September 2010

PEMBINAAN RUTIN IGTKI PGRI KECAMATAN KARANGANYAR DEMAK

Hari ini Selasa, 28 September 2010, IGTKI-PGRI Kecamatan Karanganyar Demak mengadakan pembinaan rutin di Gedung Perpustakaan SD Wonorejo. Acara yang diadakan rutin tiap bulan tersebut sempat mengalami kekacauan perihal tempat penyelenggaran. Semula pertemuan akan ditempatkan di TK desa Ketanjung. Namun karena sesuatu dan lain hal acara dipindahkan ke Gedung KPRI “Jujur”. Namun setelah aku meluncur kesana acara pertemuan ternyata pindah lagi ke gedung perpustakaan SD Wonorejo, karena KPRI “Jujur” digunakan untuk pembuatan draft kurikulum.

Setelah berputar-putar perihal tempat akhirnya acara pertemuan dimulai juga. Dan acara pertemuan kali ini terbilang istimewa karena dihadiri oleh Ketua GOPTKI Kecamatan Karanganyar yang baru, yakni Ibu Sakti istri dari Sekcam Karanganyar. Selain itu acara juga dihadiri oleh Pengawas PNF Bapak Darmo Sugito, S.Pd, M.H. Dalam sambutannya Ibu Ketua GOPTKI mengatakan bahwa dirinya sangat tertarik dengan dunia ke-TK-an. Karena masih baru beliau mengaku awam dalam dunia ke-TK-an. Namun beliau berjanji untuk terus belajar tentang bidang tugas yang baru dijabatnya tersebut.

Ibu Sakti juga mengatakan sangat salut atas kekompakan, kedisiplinan, dan kebersamaan yang terjalin pada anggota IGTKI Karanganyar. Namun beliau merasa sangat prihatin karena menurutnya bidang ke-TK-an rupanya sangat minim perhatian dari pemerintah, terutama dalam maslah pandanaan, sehingga ketika menjalankan organisasi GOP beliau juga merasa tersendat-sendat karena minimnya dana. Padahal suatu organisasi dapat berjalan baik kalau didukung oleh dana. Untuk itu beliau mengatakan salut pada guru TK yang bisa bertahan kendati minim perhatian.

Sedangkan Bapak Pengawas PNF juga mengatakan salut atas kekompakan dan kepatuhan guru TK. Beliau membandingkan seandainya guru SD yang mengalami ketidakjelasan informasi maslah pertemuan maka bisa dipastikan pertemuan itu tidak akan jalan. Alias bubar. Kalau menurut saya, kepatuhan yang dilakukan oleh guru-guru TK ini karena faktor ciut nyali atau ketidakberanian mengungkapkan pendapat. Alias manut-manut saja apa kata atasan. Mungkin takut salah, takut dilecehkan, takut disepelekan, takut diintimidasi atau bentuk-bentuk ketakutan yang lain yang terkait dengan input SDM yang terjun ke dunia ke-TK-an.

Mohon maaf, selama ini kualitas masukan guru TK memang tergolong rendah. Memang tidak perlu pintar untuk menjadi guru TK, yang terpenting kesabaran menghadapi anak. Tetapi alangkah baiknya kalau guru TK juga pintar bukan? Tetapi kalau kita balik lagi, mana mau orang pintar jadi guru TK, ya kan? Mending kalau pintar jadi dosen saja, kan? Karena masa depan guru TK itu sendiri sangat tidak menjanjikan. Abu-abu banget. Terutama yang masih berstatus wiyata bhakti. Atau mungkin karena terjun ke dunia TK karena sudah tidak ada pilihan. Saya rasa banyak yang seperti itu, kalau mau mengaku? Termasuk diriku?? It’s all up to you. Oleh karena itu para petinggi GOPTKI dan IGTKI yang mewadahi para guru-guru TK ini, tolong perjuangkan nasib para guru TK ini.

Namun demikian pertemuan ini tak kurang juga memberikan berkah. Karena ketika pertemuan usai ternyata ada pula bingkisan syukuran dari rekan guru TK yang berniat menjalankan ibadah haji ke tanah suci Mekah Al Mukaromah. Alhamdulillah, semoga menjadi haji mabrur.
Baca Selengkapnya....!

Senin, 27 September 2010

THE LOVELY TREMBESI

Tiap kali melintasi jalanan Demak-Kudus untuk menuju ke kantor Dinas, entah mengapa hati ini serasa senang mengamati jajaran pohon termbesi yang pesat berkembang. Angankupun melayang setahun lagi tentu pohon-pohon ini akan tumbuh besar dan teduh menaungi jalan. Tentu sangat senang sekali ketika melintasi jalanan ini tak akan lagi merasa kepanasan. Dan perjalanan dengan dipayungi keteduhan pohon trembesi tentu akan menjadi romansa yang amat menyenangkan.

Namun ada sedikit kegalauan juga manakala menyaksikan beberapa batang trembesi cantik nampak merana kesepian. Tumbuh dengan amat menyedihkan . Mungkin karena kurangnya perawatan. Beberapa pohoon tampak melengkung dan hampir patah. Bahkan ada yang mati ketika kemarin diadakan pengedukan kali. Sangat disayangkan sekali. Bahkan yang lebih iseng lagi ada yang sengaja dipetik oleh awak truk yang mogok di tepi dan digunakan sebagai penanda bagi si mogok itu. Sayang sekali.

Sebagaimana kebanyakan yang menjadi karakter masyarakat kita. Untuk pertama penanaman memang terkesan menggebu-gebu, penuh semangat, tapi setelah sekian waktu berjalan semangat menggebu-gebu itupun perlahan mengendur dan bahkan bisa hilang tak berbekas. Tak tahu lagi terbang ke mana.

Sebagaimana nasib termbesi cantik itu, aku tidak tahu masihkah suka dicek oleh penanamnya? Ataukah dibiarkan tumbuh sendiri apa adanya tanpa adanya perawatan? Semoga mereka dapat bertahan untuk tumbuh menjadi besar dan memberikan kesejukan untuk mengurangi pemanasan global sebagaimana awal mula dicanangkan penanamannya.
Baca Selengkapnya....!

Sabtu, 25 September 2010

HALAL BI HALAL DI UPTD DIKPORA KARANGANYAR DEMAK





Hari ini Sabtu, 25 September 2010 kantor UPTD Dikpora menggelar acara Halal Bi Halal yang dihadiri oleh para guru mulai dari guru TK sampai SMA, para Staf dan Karyawan kantor UPTD serta tamu undangan. Untuk acara Mauidhol Hasanah diundanglah Kiai Budi Harjono dari Semarang. Acara yang mengusung tema “Dengan Halal Bi Halal Kita Tingkatkan Ukhuwah Islamiah dan Ukuwah Basyariyah” ini sedianya akan dihadiri oleh Bupati Demak, Bapak Tafta Zani. Namun beliau batal hadir karena ada kepentingan lain yang tidak bisa ditinggalkan.

Di samping acara inti yang akan disampaikan oleh Bapak Kiai Budi, acara juga dimeriahkan oleh grup Rebana Ibu-ibu Dharma Wanita Kecamatan Karanganyar. Sekedar informasi grup rebana yang mengambil nama Mutiara Azizi ini sudah pernah meraih juara pertama tingkat kecamatan dalam lomba rebana. Tidak terlalu buruk untuk grup yang baru saja berdiri.

Dalam acara ini hadir pula para tamu undangan yakni Kepala Dikpora Kabupaten Demak, Bapak Afhan Noor, Camat Karanganyar Bapak Muh Ridhotin, Kepala Polsek Karanganyar serta Bapak Sekda yang mewakili Bupati Demak. Tak lupa pula Kepala UPTD Dikpora kecamatan Karanganyar selaku tuan rumah yakni Bapak Haji Muhhamad Natsir, S.Ag, M.Pd, MM yang merangkap sebagai Ketua PGRI Kabupaten Demak.

Banyak hikmah yang dapat kita petik dari nasehat-nasehat yang disampaikan oleh bapak-bapak tersebut. Diantaranya bahwa selaku guru dalam mendidik anak harus didasari dengan rasa cinta yang tulus. Tanpa cinta yang tulus maka apa yang kita lakukan tidak dapat optimal.

Disampaikan pula oleh Bapak Afhan, bahwa selaku guru tidak terdapat perbedaan antara guru PNS dan Non PNS. Karena hanya ada satu sebutan untuk guru yakni guru bangsa.

Harusnya memang begitu. Namun dalam kenyataannya tetap saja perbedaan itu ada. Untuk hari inipun perbedaan itu sangat kentara. Karena dalam acara ini untuk guru PNS diwajibkan memakai seragam PGRI. Sedangkan guru Non PNS memakai pakaian bebas rapi. Sudah saatnya guru Non PNS juga menjadi anggota PGRI. Kapan itu terealisasi?

Disamping hal-hal tersebut diatas, Bapak Afhan juga menyampaikan visi yang diangankannya tentang menonjolkan ciri khas Demak yang bernuansa agamis denganmemasukkan pendidikan keagamaan lebih banyak ke dalam muatan lokal. Semoga bisa terealisasi dengan baik. Bapak Afhan mengatakan pula hal tersebut dilakukan untuk membendung dasyatnya degradasi moral yang terjadi pada kalangan remaja kita. Dengan pendidikan agama yang baik setidaknya anak-anak memiliki benteng pertahanan dalam menghadapi serangan budaya yang bersifat merugikan pada era global ini.

Dan juga jika seseorang sudah comith untuk menjadi guru hendaklah jangan dilakukan secara setengah-setengah. Karena sesuatu yang setengah-setengah tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Jangan sampai kita mendengar ada guru yang keluyuran di tengah pasar pada saat jam mengajar. Jangan sampai kita melihat ada guru yang mengajar tanpa perencaan yang baik. Semoga.

Sedangkan untuk Bapak Kiai Budi beliau mengajarkan tentang cinta yang universal. Bagaimana kita mencintai alam, mencintai sesama, mencintai anak didik dan untuk semua itu akan menggapai cinta yang lebih besar yakni mencintai Allah sang pencipta cinta.

Acara berlangsung dengan meriah. Kendati di langit mendung menggumpal kian tebal dan angin bertiup kian kencang yang mengabarkan hari akan turun hujan, tak mampu mengurangi kemeriahan suasana. Semua antusias menyimak uraian yang disampaikan oleh Bapak Kiai. Dan terakhir sebagai penutup acara Bapak Kiai Budi memperagakan tarian Sufi. Boleh juga. Sampai berjumpa pada halal bi halal tahun berikutnya. Semoga kita masih diberi panjang umur untuk bersua.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H. Minal aidzin wal Faizin. Mohon maaf lahir dan bathin.
Baca Selengkapnya....!

PENANTIAN PANJANG MENJELANG WISUDA (Norak.com)

Akhir bulan September iseng-iseng berselancar membuka homepage UT. Iseng pula membuka layanan Mahasiswa. Nyari informasi seputar hasil nilai ujian, barangkali sudah keluar. Walau tak begitu berharap. Ee, alhamdulillah, ternyata nilai ujian terakhir dah keluar. Dan alhamdulillah pula nilainya bagus. Mentok 4.

Saya langsung kepikiran, wah, kapan nih wisuda? Pingin juga segera menulis S.Pd di belakang nama saya. Norak? Biar saja.

Namun angan saya langsung menciut ketika saya teringat nasib teman-teman saya yang sudah yudisium duluan. Ohya, saya mundur satu semester karena semester terakhir ujian mata kuliah saya ada yang bentrok karena saya ikut seleksi tes CPNS. Pingin jadi PNS juga lagi. Namun rupanya Tuhan belum mengijinkan. So Here I am. Still guru Wiyata Bhakti. PNS gak dapet, eh lulus tertunda. By the way, mungkin Tuhan punya rencana lain buatku. I’ll be waiting for it.

Oh ya, teman-teman seangkatan saya yang gak ikutan CPNS bulan Desember baru yudisium bulan Agustus, terus baru wisuda ntar tanggal 2 Nopember di Jakarta. Terus UPI (Upacara Penyerahan Ijasah) di UPBJJ Semarang entah kapan? So kapan giliran aku? Norak banget gak sih.

Gak tahu kenapa tahun ini UT lamban banget. Biasanya gak begitu amat. Ada yang tahu gak nih, what happen?

Mudah-mudahan gue segera yudisium and wisuda so pasti. Dan mudah-mudahan gue bisa ngelanjutin S2. (Nganyal.com). Kata temanku, ntar kebanyakan S bisa pilek. Ada-ada saja.
Baca Selengkapnya....!

GONJANG-GANJING INPASSING

Saat ini mendekati hari terakhir bulan September. Dan sebentar lagi sang bulan ke-9 pun tutup usia untuk berganti dengan bulan baru. Oktober 2010. Tepatnya 1 Oktober 2010. Ada apa dengan 1 Oktober? Bukan hanya kita memperingat Hari Kesaktian Pancasila saja yang menjadikan hari itu begitu istimewa. Melainkan karena pada tanggal itu adalah batas akhir pengajuan usulan inpassing bagi guru Non PNS sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 47 Tahun 2007 tentang inpassing dan jabatan fungsional guru.

Apa sih inpassing itu? Ternyata masih banyak yang bingung tentang apa dan bagaimana inpassing itu. Baik tentang prosedur maupun tata cara pengusulannya banyak yang masih simpang siur. Tak terkecuali dinas PMPTK kabupaten masih simpang siur dalam menanggapi tentang inpassing itu.

Pengertian inpassing secara sederhana adalah proses penyetaraan gaji pokok bagi guru Non PNS yang sudah lulus sertifikasi,kalo belum sertifikasi hanya penyamaan golongan dengan PNS. Karena guru yang sudah lulus sertifikasi berhak mendapat tunjangan profesi yang besarnya sama dengan gaji pokok terakhir guru tersebut. Dan penetapan besarnya tunjangan sertifikasi hanya bisa diketahui lewat inpassing. Jadi intinya inpassing dulu baru sertifikasi. Jadi semua guru non PNS yang memenuhi persyaratan boleh mengajukan inpassing.

Namun yang terjadi pada daerah saya hanya guru yang sudah lulus sertifikasi yang boleh mengajukan inpassing. Terbalik, bukan? Itulah yang membuat inpassing ini menjadi sesuatu yang membingungkan. Dan lebih bingung lagi karena sebentar lagi batas akhir pengajuan inpassing segera berakhir. Yakni 1 Oktober 2010 sesuai dengan Permendiknas RI Nomor 47 Tahun 2007.

Menjadi PNS adalah dambaan bagi semua guru wiyata bhakti. Namun bila karena sesuatu dan lain hal impian itu tak terkabulkan, maka inpassing dan sertifikasi merupakan obat mujarab dan angin segar bagi guru-guru wiyata bhakti. Terutama guru Wiyata Bhakti di Taman Kanak-Kanak. Apalagi setelah adanya Surat Edaran Menpan No 5 Tahun 2010 yang tidak menyertakan guru TK untuk ikut pendataan. Setidaknya dengan adanya inpassing dan sertifikasi keberadaan mereka diakui dan gap antara guru PNS dan Non PNS tidak ada lagi.

Karena kalau dipikir mereka adalah sama-sama guru. Tugas mereka sama, beban kerja mereka sama. Hanya karena nasib dan kesempatan membuat mereka jadi berbeda. Yang satu bergaji jutaan rupiah (gol IV a RP. 2,7 juta) sedangkan yang satunya hanya berhonor Rp. 50.000,- perbulan.. Sungguh sangat ironis sekali.

Kemudian karena penasaran dengan keberadaan inpassing yang tak kunjung terealisasi, saya kepikiran untuk bertanya kepada Bapak Ahmad Dasuki Ditjen PMPTK Pusat. Saya salut pada beliau yang selalu mau mendengarkan dan menjawab keluh kesah para guru.

Ini SMS jawaban dari Bapak Ahmad Dasuki tentang inpassing yang saya tanyakan. “Asswrwb. Inpassing bisa dilakukan sebelum sertifikasi, yang penting status Guru Tetap Yayasan, masa kerja sudah lima tahun, bekerja 24 jam/minggu, ijasah S1. Permendiknas ttg inpassing akan direvisi jadi berlaku terus. Pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan orang tua, berati jadi guru sekolah swasta juga disubsidi pemerintah baik tunjangan profesi yang sudah bersertifikat maupun tunjangan fungsional bagi yang mengajar 24 jam/minggu. Wasssalam.AD.

Sebuah jawaban yang melegakan bagi guru Non PNS. Semoga bisa secepatnya terealisasi. Sehingga gap yang ada selama ini bisa segera teratasi.
Baca Selengkapnya....!

Jumat, 24 September 2010

PENDATAAN TENAGA HONORER YANG MENGECEWAKAN

Adanya surat edaran Menpan tentang pendataan tenaga honorer tahun 2010 sedikit memberikan angin segar bagi kalangan tenaga honorer yang selama ini mengabdi dengan ketentuan nasib yang jelas. Kendati surat edaran itu tidak menjamin seorang tenaga honorer menjadi PNS, setidaknya ada sedikit harapan.

Namun berita gembira itu terdengar bagaikan melodi yang sangat menyedihkan terutama bagi para guru TK yang kebanyakan berwiyata bhakti di sekolah swasta. Sedangkan dalam surat edaran menpan tersebut menyebutkan tenaga honorer harus bekerja di instansi pemerintah. Bagaimana mungkin? Hampir semua yayasan sekolah taman kanak-kanak adalah sekolah swasta. Dalam 1 kabupaten biasanya hanya terdapat 1 TK negeri. Lalu bagaimana nasib para guru TK yang wiyata bhakti di sekolah swasta ini?

Tak dapat dipungkiri menjadi PNS merupakan impian para tenaga honorer. Namun karena berbagai macam hal keinginan itu harus dipendam jauh oleh para guru TK yang sepertinya selalu dianak tiri ini. Disamping formasi CPNS untuk guru TK itu kecil sekali (kadang tidak ada), para honorer itupun umumnya usianya sudah kadaluarsa atau lewat untuk bisa mengikuti tes CPNS. Padahal mereka rata-rata sudah mengabdi cukup lama.

Jika sudah begini, biarlah semua terserah Tuhan saja. Allahuallam.

SURAT EDARAN MENPAN TENTANG PENDATAAN TENAGA HONORER Th. 2010
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

Kepada Yth.
1. Pejabat Pembina Kapegawaian Pusat,
2. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah.
di
Tempat.

SURAT EDARAN – NOMOR 05 TAHUN 2010
TENTANGPENDATAAN TENAGA HONORER YANG BEKERJA DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH

1. Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah dubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007, Pemerintah telah melakukan pemrosesan tenaga honorer sejumlah 920.702. Menurut laporan dari berbagai daerah dan pengaduan tenaga honorer yang disampaikan kepada Badan Kepegawaian Negara dan Kementerian PAN &RB serta kepada Anggota DPR-RI khususnya Komisi II, Komisi VIII dan Komisi X, masih terdapat tenaga honorer yang memenuhi syarat Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 jo Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007.

2. Ada pun tenaga honorer dimaksud terdiri dari:
a. Kategori I.
Tenaga honorer yang penghasilannya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dengah kriteria:
1) Diangkat oleh pejabat yang berwenang;
2) Bekerja di instansi pemerintah;
3) Masa kerja mInimal 1 (satu) tahun pada 31 Desember 2005 dan sampai saat ini masih bekerja secara terus menerus;
4) Berusia sekurang-kurangnya 19 tahun dan tidak boleh Iebih dart 46 tahun per 1 Januari 2006.
b. Kategori II.
Tenaga honorer yang penghasilannya dibiayai bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dengan kriteria:
1) Diangkat oleh pejabat yang berwenang;
2) Bekerja di instansi pemerintah;
3) Masa kerja minimal 1 (satu) tahun pada 31 Desember 2005 dan sampai saat ini masih bekerja secara terus menerus;
4) Berusia sekurang-kurangnya 19 tahun dan tidak boleh lebih dan 46 tahun per 1 Januari 2006
3. Untuk menyelesaikan tenaga honorer tersebut diatas dan sambil menunggu Peraturan Pemerintah Tentang Persyaratan dan Tata Cara Penyelesaian Tenaga Honorer:
a. Tenaga honorer kategori I diminta kepada Pejabat Pembina Kepegawaian agar:
1) Melakukan pendataan tenaga honorer sebagaimana kriteria diatas berdasarkan formulir yang telah diisi oleh tenaga honorer dan disahkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk dan pejabat yang bertanggungjawab dibidang pengawasan sebagaimana tersebut dalam lampiran.
2) Perekaman data tenaga honorer harus menggunakan aplikasi yang telah disiapkan oleh BKN. Aplikasi dan formulir pendataan dapat diunduh di www.bkn.go.id atau menghubungi BKN/Kantor Regional BKN di wilayah kerjanya.
3) Menyampaikan formulir pendataan tenaga honorer yang telah ditandatangani oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk dan pejabat yang bertanggungjawab dibidang pengawasan, daftar nominatif beserta softcopy (compact disk) data tenaga honorer hasil inventarisasi tersebut telah diterima di Badan Kepegawaian Negara paling lambat tanggal 31 Agustus 2010 sebagai bahan persiapan untuk melakukan verifikasi dan validasi data tenaga honorer oleh Tim verifikasi dan validasi nasional yang jadwal pelàksanaan akan disampaikan kemudian oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara.
4) Pejabat Pembina Kepegawaian Kabupaten/Kota agar menyampaikan tembusan sebagaimana tersebut pada angka 3 diatas kepada Gubernur.
b. Tenaga honorer kategori II, diminta kepada Pejabat Pembina Kepegawaian agar: 1) Melakukan inventarisasi data tenaga honorer sebagaimana kriteria diatas berdasarkan formulir sebagaimana tersebut dalam lampiran II.a dan II.b.
2) Menyampaikan hasil inventarisasi tersebut kepada Kementerian PAN & RB tembusan BKN paling lambat tanggal 31 Desember 2010.
4. Selain hal tersebut diatas Pejabat Pembina Kepegawaian perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Data Tenaga Honorer yang memenuhi persyaratan sebagaimana kategori I yang disampaikan kepada Kepala BKN setelah tanggal 30 Juni 2006 sampai dengan tanggal dikeluarkan Surat Edaran ini dinyatakan tidak berlaku dan agar diusulkan kembali dengan formulir sebagaimana dimaksud pada lampiran I.
b. Pelaksanaan pendataan (proses dan hasil) harus dilakukan secara transparan, tidak dipungut biaya, cermat, akurat, tepat dan diumumkan melalui media selama 14 (empat belas) hari kepada publik sehingga tidak menimbulkan permasalahan data tenaga honorer dikemudian hari.
c. Pejabat yang menandatangani formulir akan dikenai sanksi administrasi maupun pidana, apabila dikemudian hari ternyata data tenaga honorer yang disampaikan tesebut tidak benar dan tidak sah.
d. Biaya pelaksanaan pendataan tenaga honorer dibebankan pada APBN/APBD di masing-masing instansi pemerintah yang bersangkutan.
a. Apabila sampal tanggal 31 Agustus 2010 formulir pendataan tenaga honorer. daftar nominatif beserta softcopy (compact disk) dan formulir data belum diterima oleh BKN, maka Instansi tersebut dinyatakan tidak memiliki tenaga honorer dan tidak dapat mengusulkan tenaga honorer kembali.
5. Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 28 Juni 2010
Meriteri Negara Aparatur Negara

Tembusan:
1. Presiden Republik Indonesia;
2. Wakil Presiden Republik Indonesia;
Baca Selengkapnya....!

LOMBA CIPTA CERPEN Festival Seni Surabaya 2010

Bagi yang suka menulis cerpen, sekaranglah saatnya mengukur kemampuan. Selamat Mencoba.

Tema: Imajinasi Tentang Kota
10 karya terbaik akan dibukukan dan memperoleh hadiah @ Rp. 1 Juta.

Syarat Peserta:
1. Peserta WNI
2. Maksimal 3 naskah cerpen.
3. Orisinal, belum pernah dipublikasikan.
4. Menggunakan bahasa Indonesia.
5. Menyertakan biodata, fotocopy identitas diri (KTP, SIM, Kartu Pelajar, Kartu Mahasiswa)
6. Dikirim dalam bentuk print out 4 eksemplar.
7. Naskah cerpen maksimal 10 halaman kwarto, diketik dengan spasi 1,5, font Time New Roman, 12 pt.
8. Naskah diterima paling lambat 20 Oktober 2010.
9. Kirim ke SEKRETARIAT FSS, KOMPLEK Balai Pemuda Surabaya, Jl. Pemuda 15 Surabaya.
10. Atau email ke : festivalsenisurabaya_2010@yahoo.com, ribut_wijoto@yahoo.com
11. Pengumuman 9 November 2010
12. Info lebih lanjut: http://festivalsenisurabaya.com
Baca Selengkapnya....!

Lomba menulis Cerpen dan Cerber Femina 2010

Deadline November 2010


Baca Selengkapnya....!

Sabtu, 18 September 2010

SIANG-SIANG ADA MINI TORNADO


Kala itu jam menunjukkan pukul 14.00 WIB. Langit di atas tempatku tinggal lumayan cerah. Bahkan matahari bersinar cukup terik. Namun di sebelah barat tak seberapa jauh dari tempatku cuaca tampak sangat kontradiktif. Di sebelah barat sana tampak mendung menggumpal sedemikian tebal. Yang tak lama kemudian hujanpun tampak turun. Kelihatannya cukup deras jika menilik gumpalan mendung yang menghitam.

Aku yang waktu itu tengah istirahat siang, tiba-tiba dikejutkan suara ribut anak-anak yang meneriakkan “Ole, ole, ole.” Ramai sekali. Akupun menengok keluar. Rupa-rupanya anak-anak itu berteriak karena melihat pusaran angin yang oleh orang Jawa sering di sebut dengan istilah ole-ole. Menurut cerita kalau ada angin lesus diteriaki ole-ole katanya anginnya akan bubar dan tidak jadi membesar. Lucu juga pikirku. Apa bisa berpengaruh?

Dan benar saja, waktu aku menengok ke langir barat, disana ada pusaran angin yang lumayan besar. Meliuk berputar. Kadang membesar kadang kecil. Akupun berlari mengambil kameraku untuk mengabadikan peristiwa yang baru kali ini aku lihat secara langsung. Biasanya Cuma lihat di TV sama di film-film. Alhasil beberapa gambar dan video sempat aku peroleh.





Subhanallah, Tuhan Maha Kuasa. Semoga tidak ada kerusakan berarti bagi wilayah yang dilaluinya.
Baca Selengkapnya....!

Kamis, 09 September 2010

RAME-RAME AMBIL TUNJANGAN KESRA

Puasa hampir berakhir. Alhamdulillah, tiba-tiba saja mendengar kabar tunjangan kesra untuk guru wiyata bhakti telah cair. Itung-itung dapat THR. Jumlahnya lumayan untuk menambah ongkos hari Raya. Hampir satu juta.

Jadinya hari itu Senin, tanggal 6 September 2010 pukul 2 siang, kami rame-rame mendatangi Dinas Pendidikan Kabupaten untuk mengambil tunjangan kesra. Waktu itu hujan rintik-rintik, Maklum demak seharian itu di guyur hujan lumayan deras. Rupanya aku agak telat. Padahal aku berangkat dari rumah jam setengah dua. Dengan jeda waktu setengah jam untuk perjalanan, jam dua aku bisa sampai di Dinas. Tapi karena cuaca sedang mendung, maka akupun kesulitan memperoleh kendaraan umum yang akan membawaku ke sana. Sampai di Dinas ternyata suasana sudah ramai. Penuh sesak malah. Karena yang datang kan guru wiyata se-kabupaten. Lagian kalau urusan duit mah, cepat, on time gitu lhoh.

Karena yang membagi uang hanya ada tiga meja untuk melayani orang se-kabupaten, riuh rendahlah suasana siang itu. Gaduh, ramai, karena semua ingin dapat giliran duluan. Aku hanya tersenyum kecut sendiri. Gak beda sama muridnya kali. Dan aturanpun berubah-ubah. Mulai yang dilayani siapa yang paling dulu, ganti lagi menjadi perkecamatan. Wah kacau sekali siang itu. Karena malas berdesak-desakan, akupun santai saja di belakang. Biar deh yang rumahnya jauhan pada duluan. Akupun sempat ambil beberapa foto, buat dokumen. Narsis amat sih.

Karena kegaduhan yang luar biasa itu, akhirnya panitia pembagian uang membagi menjadi perkecamatan. Dan ada 14 kecamatan di Demak. Jadi ada 14 panitia pembagian. Alhamdulillah, sedikit lega. Kok nggak dari tadi yah? Dan alhamdullilah pula, uang satu juta sudah di tangan.
Baca Selengkapnya....!

Sabtu, 04 September 2010

MENULIS LAPORAN PTK

Awal September, masih dalam suasana bulan puasa, aku ngebut menulis laporan PTK yang telah aku laksanakan semester lalu. Ngebut mengingat batas waktu pengiriman naskah untuk lomba Karya Ilmiah Inovatif Pembelajaran Guru Tingkat Jawa Tengah hampir usai. Yakni tanggal 30 September. Targetku sebelum tanggal 25 naskah harus terkirim. Alhamdullilah, laporanku sudah separo jadi. Walaupun masih belum sempurna dan masih banyak yang harus diperbaiki.

Disela-sela kesibukan menjalani puasa Romadhon dan berebut komputer dengan anakku sulung jadi penulisan laporanku terasa tersendat-sendat. Apalagi sekarang musim liburan, waktu anakku untuk berada di rumah dan bermain game lebih lama, sekalian merintang waktu sebelum berbuka puasa. Jadi ngalah dulu tak apalah. Yang penting target bisa terpenuhi.

Disamping kendala berebut komputer dengan anak dan bapaknya, kadang mood dalam menulis juga suka naik turun. Bahkan naiknya mood terkadang tidak pada waktu yang tepat. Saat lagi sibuk momong anak malah ide mengalir deras, tapi saat sedang dapat giliran pegang komputer, ide malah mampet. Mungkin begitu yah, penyakit penulis pemula. Bahkan blogpun gak sempat diurusi.

Salut yang sebesar-besarnya buat guru-guru penulis yang produktif, seperti Bu ajeng Kania dan Bapak Wijaya Kusumah. Karya-karya mereka selalu konstan tiap hari. Bahkan mulai merambah media cetak. Mudah-mudahan saya bisa meniru semangat para beliau dalam menulis. Dan mudah-mudahan laporan PTK-ku bisa cepat selesai hingga secepatnya bisa terkirim ke panitia lomba penulisan karya tulis ilmiah pembelajaran guru.
Baca Selengkapnya....!

Rabu, 01 September 2010

KETIKA BOSAN MENYAPA

Ketika rasa bosan menyapa
Tak tahu harus berbuat apa
Begini salah begitu salah
Begini tak enak
Begitu tak nyaman
Pun segala rencana yang terplaning rapi
Jadi berantakan
Entah mengapa
Kebosanan itu demikian meraja
Bertahta di hati yang lemah
Bangkitlah
Pergilah kebosanan
Usirlah
Pergilah kebosanan
Mungkin kebosanan itu datang
Kala diri tak tahu harus bagaimana
Kala kenyataan tak sesuai angan
Kala hati kecewa cita-cita tak kunjung terkabulkan
Kala diri serasa jauh dari sang pencipta
Kala godaan memalingkan wajah yang tengah berusaha
Kala tak tahu lagi harus berkata apa
Aku bosan……………………………………..
Baca Selengkapnya....!

GURU GOBLOK?????!!!!

Miris sekali mendengar kalimat itu. Namun kejadian ini benar-benar aku alami saat berangkat kerja. Suatu hari di suatu bis kota, penumpang berjubel penuh sesak. Ada pekerja pabrik, ada guru, ada pedagang, dan paling banyak tentu saja para pelajar. Pagi itu bis penuuh sesak. Namun di pertigaan Trengguli bis masih berhenti dan menaikkan penumpang. Dari situ naiklah seorang kakek yang sudah cukup tua.

Melihat kakek yang sudah tua itu, seorang pelajarpun berdiri untuk memberikan tempat duduknya. Alhamdulillah, masih tersisa anak-anak yang seperti itu. Kakek itu kemudian duduk. Dan mungkin tertarik dengan si pelajar itu, kakekpun membuka percakapan. Beliau mulai bertanya-tanya, turun di mana? Rumahmu mana, sekolahmu mana? Kakek bertanya memakai bahasa daerah.

Dan apa jawaban si pelajar? Memang benar anak itu menjawab, namun mungkin karena tidak bisa berbahasa jawa kromo, anak itu menjawab dengan bahasa ngoko (Bahasa jawa kasar). Dan si kakekpun mulai bertanya, memange di sekolah belajar apa? Masih dengan lugunya si pelajar menjawab, matematika, bahasa inggris, bla,bla,bla…

Tidak diajari bahasa jawa, bahasa kromo? Tanya sang kakek lagi. Sang pelajarpun menggeleng. Dan apa jawaban si kakek?

Oooo, yen ngono guru saiki yo guru goblok (kalau begitu guru sekarang ya guru goblok), bla, bla, bla. Si kakek mengomel panjang lebar.

Aku yang sedari tadi dengan sengaja mengikuti pembicaraan mereka menjadi terkesima sekaligus merasa malu. Namun dalam hati aku mulai bertanya, Benarkah guru sekarang goblok (menurut pandangan kakek tua itu) karena tidak bisa mengajarkan kromo (bahasa jawa halus) pada anak-anak. Benarkah guru sekarang goblok karena memang terbilang gagal mengajarkan tata krama dan unggah ungguh kepada anak-anak? Betulkah guru sekarang goblok karena hanya mengejar pengetahuan tanpa mengajarkan etika kepada anak-anak?
Baca Selengkapnya....!

SUBSIDI KUALIFIKASI S1 / D4

Setelah menunggu sekian lama tanpa kabar yang jelas, akhirnya subsidi kualifikasi pendidikan guru ke S1 / D4 untukku keluar juga. Padahal aku sudah kehilangan harapan. Karena walaupun usulannya telah disetujui tetapi karena ketidakadaan NUPTK, dana itu belum bisa dicairkan. Akhirnya setelah NUPTK keluar, aku mencoba mengurus dana itu ke Dinas Kabupaten. Mulanya orang Dinas enggan lho karena sudah kadaluwarsa (yang lain sudah pada cair). Tetapi mungkin melihat tampang aku yang ngenes karena masih berstatus wiyata bhakti dan harus berjuang secara swadaya melanjutkan studi ke S1, akhirnya bapak dari Dinas itu mau juga membantu mengurus dana itu ke LPMP.

Namun setelah menunggu lama belum keluar juga, akupun tidak berani berharap. Takut kecewa aja. Namun akhirnya alhamdulillah keluar juga. Bahkan di saat yang sudah tidak lagi aku harapkan. Alhamdulillah, kalau sudah rejeki tak hendak kemana. Terima kasih Tuhan.

Mungkin dana 2 juta bagi orang lain kedengaran tidak seberapa. Tapi bagiku itu sangat berarti. Akhirnya kerja keras menempuh studi untuk meraih prestasi terbaik mendapat perhatian. Dan bagi guru-guru semua yang sedang melanjutkan studi ke S1, hendaklah meningkatkan kualitas diri. Kuliah untuk maju dan berprestasi. Jangan hanya asal lulus dan mendapat gelar sarjana. Masa depan anak-anak bangsa jadi taruhannya. Apalagi tantangan pada masa sekarang ini bertambah berat dan keras.

Terus terang saya prihatin juga melihat teman-teman guru kebanyakan melanjutkan kuliah hanya mengejar ijasah. Yang penting punya ijasah S1 dan ikut sertifikasi. Mungkin tidak semua guru berpikiran seperti itu. Tetapi melihat fenomena yang terjadi saat ini. Hal tersebut mungkin saja bukan? Gimana tidak? Kuliah jarang berangkat, ada tugas nebeng, eh giliran ujian nebeng juga. Lalu gimana dong dengan kualitas pendidikan di negeri kita ini?

Mungkin faktor usia menjadi kendala tersendiri. Karena sudah tua dan banyak kebutuhan, belajar menjadi tidak konsent lagi. Harusnya guru memegang prinsip menjadi insan pebelajar sepanjang hayat. Guru harus selalu belajar, belajar dan belajar. Supaya guru tidak ketinggalan jaman dan tidak ketinggalan informasi. Jangan sampai guru kalah pandai dari murid, bukan?

Maju terus guru, engkau adalah pelita harapan untuk mengentaskan bangsa ini dari keterpurukan.
Baca Selengkapnya....!