Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Sabtu, 29 Agustus 2015

Pameran Inovasi Pendidikan Kabupaten Demak

Beberapa hari ini mulai tanggal 27 Agustus kemarin sampai dengan tanggal 29 Agustus, di alun-alun Demak diselenggarakan acara Pameran Inovasi Pendidikan dan Job Fair Kabupaten Demak. Pameran diikuti oleh semua sekolah setingkat SMP, SMA, serta SMK di Kabupaten Demak.
Lumayan ramai juga acara ini. Stan-stan yang ditampilkan juga cukup atraktif. Masing-masing sekolah unjuk gigi dengan keunggulan masing-masing. Mulai dari prestasi yang telah diraih berupa jajaran piala, aneka karya seni dan kerajinan, juga inovasi. Hanya saja dari sisi inovasi, saya melihat belum ada gregetnya. SMA N 1 Demak yang merupakan SMA terbaik di Demak menampilkan teknologi kultur jaringan pada tanaman anggrek. Ada juga barang bekas yang dirangkai menjadi bentuk robot . Ini ditampilkan oleh SMA N 1 Karanganyar Demak. Ada juga yang menampilkan budi daya jamur tiram. Sayang karena panasnya cuaca, display jamur tiram padha layu.

Acara ini sempat ditinjau oleh Bupati Demak Bapak Dachirin Said pada hari Jum’at pagi. Tak ada acara seremonial khusus untuk menyambut beliau. Hanya ada beberapa ajudan yang mendampingi. Beberapa anak sempat minta foto yang dilayani dengan ramah oleh Bapak Bupati. He, sayang saat itu sedang bersama anak-anak TK, jadi gak bisa sekalian minta foto sama Bapak Bupati. Takutnya ntar anak-anak padha bubar kalau ditinggal foto-foto.
Selain stan dari setiap peserta, ada juga panggung hiburan untuk unjuk bakat dan kebolehan anak-anak peserta pameran. Di hari terakhir bahkan ada lomba Rebana. Bagus juga acara seperti ini diadakan setiap tahunnya. Hanya saja sesuai judulnya Pameran Inovasi Pendidikan, harusnya lebih banyak inovasi-inovasi baru yang bisa ditampilkan. Jadi bukan hanya stan yang biasa-biasa saja tanpa greget. Apapun itu, tentunya mereka sudah berusaha menampilan yang terbaik yang mereka bisa. Semangat!!
Baca Selengkapnya....!

Minggu, 16 Agustus 2015

Jalan Santai HUT Kemerdekaan RI ke 70 di Desa Bango Demak


Hari ini berlima, aku, suami, anak-anak dan bapakku mengikuti jalan santai dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 70 di Desa Bango Demak. Rute menyisir batas desa. Dengan tujuan supaya warga desa tahu dengan keadaan desanya. Jarak tempuh kurang lebih 6 km. Lumayan juga. Dan pesertanya sangat banyak. Hampir seluruh penduduk turun ke jalan untuk berpartisipasi meramaikan acara tahunan ini. Maklumlah, selain bikin sehat, refresing, door prize lumayan banyak juga lho. Ada tiga buah sepeda, 2 kuintal beras, 10 buah setrika, 2 TV, kulkas, sama macem-macemlah.


Jujur bukan door prize yang aku cari. Cuma ingin keluar saja, jalan santai ramai-ramai. Karena biasanya usai jalan santai aku dan suami langsung pulang. Dan biasanya kalau yang berbau undian-undian kaya gitu itu belum pernah beruntung. Jadi ya hopeless saja.
Acara pemberangkatan direncanakan pukul 7 pagi di depan Balai Desa Bango. Jam 7 kurang seperempat, warga sudah menyemut memenuhi halaman Balai Desa. Biar terasa semangat tujuh belas Agustus-nya, acara dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Wah, padha nggak ikutan nyanyi, tuh. Dan harusnya saat menyanyikan lagu Indonesia Raya sikap kita harus siap. Tapi aku lihat, warga tampak kurang begitu peduli. Lha jangankan warga, aparatnya saja nyanyi lagu Indonesia Raya di atas panggung sambil gelisah gitu sikapnya. Tengok kanan tengok kiri. Atau lagu itu sudah berkurang kesaktiannya, ya. Sehingga kurang begitu menggetarkan jiwa-jiwa yang gersang oleh rasa cinta tanah air. Walaupun cinta tanah air sih nggak bisa juga diukur dengan seberapa khusyuk kita menyanyikan lagu kebangsaan yach.


Setelah itu acara pun dimulai. Padha semangat tuh. Bahkan ada peserta yang sudah nenek-nenek dan masih semangat ikut jalan santai. Ayo, Mbah, jangan mau kalah sama yang muda-muda. Dan yang membuat prihatin dari acara jalan santai ini, ada beberapa peserta, ibu-ibu dan anak-anak berupaya mencari jalan tikus untuk mempersingkat rute. Bahkan ada juga lho, bapak-bapak gagah yang nyegat di rumahnya, dan begitu rombongan lewat lantas bergabung. Padahal rute tinggal sedikit lagi. Ada juga yang naik sepeda motor. Padahal tadi sudah diperingatkan sama panitia kalau tidak boleh naik motor atau sepeda. Karena tidak akan diberi tiket undian. Tapi kita lihat, apa panitia bisa konsisten dengan peraturan yang dibuatnya. Mungkin bukan masalah besar. Tapi jelas itu membuat prihatin. Kok, kecil-kecil sudah berupaya untuk berbuat curang ya. Atau memang hal itu sudah menjadi kebiasaan. Hmm, kasihanlah Indonesiaku.

Usai berkeliling desa, tiket door prize dibagikan di tengah jembatan. Ini kacau juga. Mungkin pikiran panitia biar adil, nggak ada yang curang. Tapi itu susah juga untuk disuruh antri. Main dorong saja. Jadi kasihan sama anak-anak kecil. Padha kehimpit jadinya. Seperti biasa, usai dapat tiket langsung serahin ke Bapak yang katanya mau nungguin undian. Ada hiburannya juga kayaknya. Organ tunggal. Tapi rasanya sudah capek, jadi ya pulang saja istirahat.

Dan yang nggak dinyana, Bapak pulang bawa hasil undian, sekarung beras dengan berat 20 kg. Alhamdulillah, rejeki. Sampai jumpa di jelan santai tahun depan, ya. Semangat.
Baca Selengkapnya....!