Hari Minggu libur terakhir sebelum besok mulai masuk sekolah, kami berkesempatan jalan-jalan ke pantai Morosari Sayung. Setelah sebelumnya kemarin secara tidak sengaja kami juga sempat mengunjungi Pantai Moro di daerah Bonang Demak. Pantai yang terletak kurang lebih 3 km dari jalan raya Sayung ini terlihat cukup ramai. Bau amis air tambak menyeruak begitu kami mendekati daerah pantai. Kendati begitu banyak muda-mudi berpasangan menghabiskan waktu di tepi pantai. Sambil menikmati deburan ombak dan kelepak burung camar yang sesekali melintas.
Saat itu cuaca agak panas kendati baru pukul sepuluh pagi. Padahal di sisi kiri dan kanan kami deretan hutan bakau rimbun sekali. Namun itu tak berpengaruh banyak terhadap panas matahari. Maklum sekarang sudah masuk bulan Juli.
Sayang sekali Pantai Morosari ini tak ada wahana bermain yang asyik, sehingga baru sebentar saja anak-anak sudah bosan. Pantai ini tidak berpasir sehingga mereka tidak bisa turun ke air. Wahana bermain yang ada hanyalah naik perahu ke tengah laut. Ada perahu naga, ada banana boat, ada speed boat, ada perahu layar dan ada juga kano. Wah, aku tidak berani kalau harus mengajak anak-anak ke tengah laut. Jadinya baru sebentar saja anak-anak sudah mengajak pulang.
Seperti tipikal pantai di daerah Demak pada umumnya, pantai Morosari ini banyak mengandung lumpur sehingga banyak ditumbuhi pohon bakau. Di kanan kiri muara sungai lebat ditumbuhi pohon bakau. Akar-akarnya tampak menyembul keluar dari dalam air.
Lain pantai Morosari, lain pula Pantai Moro Bonang. Di daerah sini tampak kental sekali kehidupan nelayan. Satu kilometer menjelang laut, aliran sungai tampak dipenuhi perahu-perahu nelayan yang sedang bersandar. Besar kecil, banyak sekali. Dan karena ini daerah perkampungan nelayan, bau amis ikan tercium di mana-mana. Sudah gitu cuacanya panas sekali. Hampir tak ada pepohonan tumbuh di kampung ini. Yang ada hanyalah jajaran pohon bakau. Itupun jauh di tengah muara. Tapi anak-anak senang melihat banyak sekali perahu nelayan. Juga tempat pelelangan ikan. Sayang saat itu tidak ada perahu yang berlabuh, sehingga keinginan kami untuk membeli ikan segarpun terpaksa urung. Juga keinginan untuk membeli kerang, tidak kesampaian.
Besok ke pantai mana lagi? Anak sulungku nyeletuk. Wah , maunya!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar