Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Kamis, 31 Maret 2011

TERJERAT LOMBA ANTOLOGI

Akhir-akhir ini jagat maya diramaikan dengan beragam lomba menulis dengan hadiah karya akan dibukukan secara antologi. Tak pelak lomba itu mengundang bayak sekali peminat. Mulai dari yang penulis pemula sampai dengan penulis senior. Tak terkecuali juga diriku. Ikut-ikutan memeriahkan lomba kepenulisan berhadiah buku antologi.

Kenapa sih bisa seramai itu pesertanya. Mungkin daya tarik dari buku antologi itu. Kan asyik kalau melihat karya kita diterbitkan menjadi sebuah buku. Kendati untuk itu tidak mudah karena para peserta harus bersaing mengadu kepiawaian menulis naskah.

Kita kenal nama-nama seperti Mieny Angel, Endang SSn, Fitri Gednrowati, Futhica Turisqoh, Dian Nafi yang selalu malang melintang memenangi berbagai even antologi. Sehingga tak heran buku-buku antologi mereka pun berjumlah puluhan. Nah aku yang belum punya buku tentunya punya keinginan juga seperti mereka. Namun hingga saat ini baru beberapa kali naskahku lolos di proyek antologi.

Antologi pertama yang aku menangi yakni antologi Cinta Sepak Bola, menyusul kemudian Resolusi 2011, Kisah Hewan Peliharaanku, Antologi Pelangi, Antologi Cinta Gokil, dan Antologi Aku dan Anakku. Dan yang paling gres antologi Curcol Konyol. Namun dari sekian banyak antologi yang namaku terdaftar di dalamnya baru dua yang bukunya sudah jadi, yakni antologi Resolusi 2011 dan antologi Pelangi. Yang lainnya masih menunggu proses terbit.

Kenapa sih tergila-gila dengan antologi? Banyak juga para penulis terutama yang senior bertanya-tanya. Mungkin saja karena untuk menerbitkan buku sendiri secara solo itu sulit. Butuh waktu dan tenaga ekstra untuk menulis buku secara solo. Misalnya saja menulis novel. Tentu waktunya lebih panjang daripada sekedar menulis cerpen. Kebanyakan buku antologi berupa cerpen baik itu based on true story ataupun kisah imajinatif.

Namun demikian tak surut menghalangi langkahku untuk mewujudkan proyek menulis buku secara solo. Walaupun kuakui proyek antologi itu cukup menyita waktuku dalam proyek buku solo-ku. Gimana waktuku tidak habis ya, dalam satu bulan itu kurang lebih ada 40 lomba menulis antologi. Coba pikirkan. Akhirnya semua berpulang kembali pada niat dan kemampuan kita. Maunya semua diikuti. Tetapi terkadang rasanya kekurangan waktu dan juga ide. Kan kepengikutan yang dipaksakan rasanya juga banyak gagalnya. Ah, semoga aku bisa segera terlepas dari hantu antologi ini. Soalnya ada banyak buku yang sudah aku pikirkan. Mudah-mudahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar