Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Sabtu, 19 Maret 2011

MENJADI EDITOR

Untuk pertama kalinya tak menyangka dapat job meng-edit naskah dari seorang teman yang memiliki sebuah penerbitan. Tanpa pikir panjang tentu saja aku terima perkerjaan ni. Nyari pengalaman dan bersenang-senang. Kan bisa baca novel sebelum diterbitkan.

Alhasil naskah setebal 225 halaman pun terkirim ke email-ku. Cuma sayangnya nih email-nya nyasar di Spam. Jadi sempat ngendon berhari-hari di kotak Spam. Karena temanku itu pun lupa mengabari aku kalau email telah di kirimkan.

So langsung kerja keras mengedit naskah. Wah, ternyata banyak salah juga, nih. Rupanya memang begitu itu kerjanya editor. Mencari kesalahan penulis biar buku yang sampai ke pembaca enak untuk dibaca.

Naskah pertama yang saya edit nih, Imajinasi Bumi karya Fandy Hutari. Wow, keren. Sebuah novel kejiwaan yang menurutku agak menyeramkan. Tapi seneng deh belajar jadi editor. Ntar mau minta kerjaan ngedit lagi, ah.

Tapi biar kerjaannya ok, mesti belajar juga nih tentang tugas editor. Apa ya? Yang pasti membetulkan ejaan-ejaan yang salah, mengatur paragraf yang keliru, membetulkan naskah yang keliru, semisal penulis dalam bercerita menggunakan sudut pandang orang pertama (aku), namun di tengah cerita tiba-tiba lupa dan berganti menjadi orang ketiga(dia), so kita betulin. Begitu, ya? Karena namanya manusia kan tidak terlepas dari lupa. Dan aling mudah dari kita itu kan melihat kesalahan yang dibuat oleh orang lain.

Dalam arti ketika kita menulis novel kita rasanya sudah seteliti mungkin, tapi ternyata masih ada kesalahan yang tidak kita lihat. Justru orang lainlah yang menemukan kesalahan kita. Jadi cocok ya dengan kata pepatah, kuman diseberang lautan tampak. Gajah di pelupuk mata tak kelihatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar