Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Senin, 11 Oktober 2010

MENGELOLA STRESS

Setiap orang tentu pernah merasakan sangat tertekan dalam kehidupan. Nah, rasa tertekan tersebut sering juga dinamakan stress. Lalu apa sih stress itu sendiri? Stress adalah cara tubuh kita bereaksi terhadap ketegangan, kegelisahan, dan tugas-tugas berat yang harus dihadapi setiap hari. Ketika tekanan terhadap tubuh semakin besar, kadang-kadang kita manjadi jatuh sakit ataupun mengalami gangguan-gangguan lainnya.

Saat menghadapi stress, otak akan merangsang sekresi adrenalin yang akan menuju ginjal dan memicu proses perubahan glikogen menjadi glukosa sehingga mempercepat aliran darah. Sehingga kemudian aliran darah meningkat, pernafasan semakin cepat, dan pencernaanpun akan terkena dampaknya.

Banyak hal yang dapat menjadi pemicu stress. Mungkin beban kerja yang terlampau berat dan terus menumpuk. Bisa juga suasana kerja yang tidak menentramkan. Ataupun masalah keuangan sehari-hari yang tak kunjung membaik sementara kebutuhan hidup terus meningkat. Mungkin juga urusan rumah tangga, anak-anak yang bandel dan susah diatur, semua bisa menjadi sumber stress.

Dan cara bereaksi dalam menghadapi tekanan setiap orang berbeda-beda. Sebagian ada yang dapat melawan dan menghadapi masalah dengan mudah, tetapi sebagian yang lain memilih untuk bersembunyi dan ketakutan ketika harus menghadapi masalah. Untuk melawan stress penting bagi kita untuk menetapkan tujuan-tujuan secara jelas dan belajar memilih aktivitas yang sesuai dengan gaya hidup yang sehat.

Tiap-tiap hari kita pasti menghadapi stress pada tingkatan yang berbeda-beda. Adapun tipe stress terbagi dalam tiga jenis yakni:
1. Stress ringan. Adalah tipe stress yang dihadapi oleh setiap orang dari waktu ke waktu, seperti stress menjelang ulangan, stress menghadapi ujian, dikejar deadline pekerjaan, dan sebagainya. Secara umum tipe sress ini menguntungkan bagi kita karena menimbulkan antusiasme, semangat, dan tekanan yang membantu kita untuk berkembang dan menjadi lebih aktif.
2. Stress berlebihan. Stress ini terjadi saat kita menghadapi tekanan secara terus menerus dan berlebihan
3. Stress kronis.
Gejala-gejala emosional yang menyertai stress diantaranya mudah tersinggung, insomnia, apatis, sulit berkonsentrasi, suasana hati mudah berubah-ubah, perilaku impulsif, mudah menangis, mimpi buruk, hiperaktivitas, keresahan, perilaku kompulsif dan ketergantungan.

Secara umum stress dapat mempengaruhi kehidupan pada tahap manapun dan pada usia berapapun. Bahkan stress dapat pula terjadi pada anak-anak. Walaupun mereka masih kecil tetapi mereka hidup di dunia orang dewasa. Mereka juga mengalami stress saat berada di bawah tekanan orang tua mereka yang mengalami stress. Apabila ini terus berlanjut dan menjadi rutinitas, anak-anak menjadi terbiasa terhadap meningkatnya level adrenalin. Akibatnya anak-anak menjadi tidak nyaman, cepat menjadi bosan, saat akhirnya mereka dalam kondisi tenang. Setelah dewasa beberapa diantaranya memberikan tekanan yang berlebihan terhadap diri sendiri karena tidak tahan berada pada situasi tenang. Hal ini merupakan dampak stress yang di bawa pada masa kanak-kanak.

Untuk mengelola stress agar tidak berkepanjangan ada banyak cara yang dapat kita lakukan. Dari sejumlah wacana mengenai stress management, terdapat sejumlah siasat dan tema yang dapat kita pahami untuk bisa mengelola stress dengan baik. Disini kita hendak mengungkap elemen kunci yang amat berpengaruh terhadap derajat kekuatan mental kita dalam menahan tekanan hidup yang datang silih berganti.

Hal pertama adalah tentang persepsi. Pada akhirnya stress yang kita alami sangat tergantung pada persepsi dan cara pandang kita menatap fakta hidup di sekeliling kita. Dua orang mungkin bisa menemui masalah yang persis serupa, namun persepsi dua orang itu atas masalah itu bisa berbeda sama sekali. Individu yang cenderung memiliki persepsi atau pola pikir yang negatif (atau selalu menatap sebuah problem dari kacamata pesimisme dan “buram”) cenderung mudah tergelincir dalam situasi stress.

Sebaliknya, individu yang selalu dibekali dengan positive thinking, yang selalu bisa melihat hikmah dibalik peristiwa cenderung tidak mudah terkena stress. Persepsi mereka atas sebuah masalah selalu berfokus pada solusi dan berorientasi masa depan. Dan ini membuat mereka senantiasa bisa mengelak dari beban stress yang berkepanjangan.

Hal yang kedua adalah LOCUS of CONTROL. Individu dengan “internal locus of control” percaya bahwa mereka paling bertanggungjawab dalam mengendalikan nasib mereka – bukan pihak/orang lain. Sebaliknya, individu dengan “external locus of control” percaya bahwa nasib mereka lebih ditentukan dan dikendalikan oleh kekuatan dari luar; oleh bos mereka, atau oleh “manajemen perusahaan”, atau oleh “kebijakan pemerintah”.

Dari sejumlah penyelidikan, terbukti bahwa orang yang memiliki external locus of control cenderung mudah “menyerah” pada tekanan hidup; mentalnya rapuh, pasif, serta jarang memiliki kegigihan untuk memperbaiki jalan kehidupannya. Orang seperti ini biasanya gampang terkena stress. Sebaliknya, orang yang memiliki internal locus of control cenderung memiliki keyakinan kuat pada dirinya sendiri, dan tidak mudah tergelincir dalam stress.

Aspek terakhir dan paling penting dalam menjaga ketenangan hati adalah faktor spiritual. Seseorang yang selalu mendekatkan diri kepada sang pencipta selalu akan memperoleh ketenangan dalam hidupnya dan tidak mudah dihinggapi oleh rasa stress. Sebaliknya individu yang tidak pernah dekat dengan penciptanya akan cenderung merasa selalu gelisah dan mudah tergelincir dalam situasi stress.

Disamping itu penting pula bagi kita untuk menerapkan gaya hidup sehat dan berimbang. Jangan membebani diri dengan sesuatu yang diluar batas kemampuan kita. Dan mendekatkan diri kepada Allah merupakan jalan mengatasi stress yang paling mujarab.

Demikianlah kunci yang mungkin perlu kita pahami dalam proses meraih hidup yang bebas dari kegelisahan dan kegundahan hati. Persepsi yang positif dan raca percaya diri untuk terus berusaha mengendalikan jalan hidup adalah dua tindakan penting yang perlu dijalani. Dari situlah kita barangkali akan terus bisa singgah dalam jalan kehidupan yang penuh makna dan sungguh menentramkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar