Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Senin, 25 Oktober 2010

MAWAR, SANG PENEBAR PESONA


Tiap kali melewati gerumbulan pohon mawar saat berangkat dan pulang kerja, hati serasa sedikit gelo dengan kamatian pohon mawarku. Dari sekian banyak bunga, aku memang paling menyukai mawar. Terutama mawar kampung yang berwarna merah dan berbau wangi. Aku ingat tatkala kecil dulu suka meminta kembang mawar dari tetangga untuk kutaruh dalam vas bunga dan kuletakkan dimeja belajarku. Bagiku mawar benar-benar seperti sang penebar pesona.

Dan akupun jadi teringat dengan mitologi seputar mawar yang pernah kubaca saat masa-masa kecilku dulu. Kono dalam legenda bangsa Yunani terkisah seorang dewi cinta lambang kecantikan abadi. Venus namanya. Saking cantiknya dia, hingga para dewa-dewapun berebut cintanya. Semua berusaha menarik perhatian sang Venus, dan berharap dapat menyunting dewi paling populer dikahyangan Yunani itu.



Konon menurut kisah mitologi kacantikan Venus tiada bandingannya. Sehingga tak heran kalau segala gerak-gerik Venus-pun tak luput dari para paparazi dan pemburu berita di kahyangan. Semua yang dialami Venus selalu menjadi headline di kroan-koran mayapada sana. Begitu juga saat tidak sengaja sang dewi terluka, entah karena apa. Yang jelas luka sang bidadari sempat mengeluarkan darah. Parah sih tidak. Tapi dari dua tetes darah sang jelita, ternyata menimbulkan kehebohan yang luarbiasa. Kahyangan geger, bumi berguncang dan mayapada pun bergetar. Maklum, yang terluka orang paling top dan paling cantik. Namun yang membuat geger bukan karena baru sekali itu Venus mengalami luka. Tapi akiibat dari luka itu yang membuat kahyangan bergoyang.


Darah yang menetes dari luka sang Venus itupun jatuhlah ke bumi dan meresap ke dalam tanah. Sungguh ajaib, dari dalam tanah tempat jatuhnya tetesan darah Venus, muncul perlahan-lahan tumbuhan jenis baru yang belum pernah ada sebelumnya. Batangnya kecil bulat berduri dan mempunyai banyak cabang. Tak lama tumbuhan jelmaan darah Venuspun mengeluarkan bunga. Warnanya merah, semerah darah Venus yang jelita. Dan yang paling istimewa dari bunga itu, baunya sangat wangi. Sewangi tubuh Venus yang menjadi buah bibir para sastrawan mayapada. Barangakli karena tanaman itu berasal dari tubuh Venus yang jelita, maka sangat wajar jika bukan hanya bunga dari tanamn itu saja yang wangi, namun juga batang, daun dan juga akarnya menimbulkan bau wangi. Inilah keistimewaan tanaman jelmaan darah Venus sang jelita. Tanaman itu kita kenal dengan nama mawar. Atau nama latinnya Rosa gallica Aurelianensis. New York memilihnya sebagai lambang negara.

Sang Ratu


Karena jelmaan dewi kecantikan sepanjang masa, tak heran bila semua orang mengaguminya. Kekaguman yang tak pernah luntur semenjak ribuan tahun yang lalu hingga saat ini. Bahkan pada masa kejayaan kerajaan Romawi sekitar duaribu tahun yang lalu, bangsa itu sangat mengagumi mawar dengan kefanatikan yang tinggi. Mereka membuatnya menjadi pengharum ruangan, minyakl wangi sabun mandi, dan juga ramuan obat-obatan. Tak heran kalau sebagian orang menganggapnya ratu segala bunga. Karena dia memang benar-benar sang ratu dengan keharuman yang sangat fancy dan penampilan yang menawan. Satu-satunya saingan sang ratu hanyalah seorang ratu dari belahan bumi lain, yakni melati. hanya melati-lah saingan sang ratu. Tapi banyak orang bilang keharuman mawar lebih feminin daripada melati.

Hanya sayangnya nih di tempatku mencari mawar kampung yang wangi itu susah sekali. Sudah beberapa penjual bunga disambangi, tapi tak seorangpun memiliki si mawar wangi. Yang ada cuma jenis hibrida yang tidak begitu wangi.


Bicara tentang mawar paling wangi maka pilihan akan jatuh pada si Rosa Damescena, alias mawar damask yang terdapat di Bulgaria sana. Namun , walaupun dia dikenal sebagai Otto Bulgaria alias mawar Attar, sebenarnya ia bukan berasal dari negara Balkan itu. Ia datang dari Turki dan memasuki lereng-lereng sebelah selatan pegunungan Balkan ketika dunia di landa demam minyak mawar pada abad 17. Dan setelah itu dia berhasil mengangkat nama Bulgaria sebagai produsen minyak mawar yang memonopoli pasaran dunia kala itu.

Tapi kalau bertanya tentang jenis mawar dengan batang paling wangi maka pilihan akan jatuh pada si Rosa Primula. Begitu wanginya batang mawar jenis ini, hingga orang sering memotongnya pendek-pendek dan membentuknya menjadi rosario unik. Namun apapun jenisnya, mawar tetaplah menjadi pujaan berjuta insan yang turun temurun sepanjang jaman. Karena yang memarik dari si mawar ini ternyata bukan hanya keindahan dan aromanya, tetapi juga pengaruhnya. Sejak berabad-abad lampau bunga ini sering dijadikan sebagai lambang percintaan dan sumber ilham para pujangga yang memuja keindahan.


Pada jaman Ratu Victoria, bangsa Inggris bagai mabuk mawar. Mereka menggunakan mawar sebagai lambang dalam berbagai persoalan cinta. Misalnya seorang pris yang jatuh cinta pada abad itu, akan mempersembahkan mawar merah sebagai pengganti ucapan I love you. Dan bila sigadis membalas cintanya dia akan mengirimkan mawar merah pula. Namun jika si gadis merasa belum waktunya menentukan pilihan ia akan mengirimkan setangkai mawar kuning pada sang pemuda. Atau ia akan membalas dengan setangkai mawar putih yang berarti ia merasa masih terlalu muda untuk bercinta. Tapi yang lebih gawat lagi, bila si gadis mengirimkan setangkai mawar tanpa bunga maka itu berati sudah tidak ada harapan lagi bagi si pemuda.

Lambang seperti itu juga berlaku pada masyarakat kita. Hanya sayangnya bukan sebagai lambang percintaan. Namun bangsa kita menggunakannya sebagai buah tangan untuk mengunjungi kuburan. Begitulah agaknya selera bangsa timur dan juga bangsa Indian terhadap mawar, yang berbeda dengan selera Napoleon Bonaparte misalnya, yang dapat kita lihat pada lukisan karya Jean Louis Vegier. Ketika itu ia mempersembahkan sekuntum mawar merah di sebuah taman kepada kekasih hatinya Anne Karenina. Orang Indian dan nenk moyang kita bangsa Timur lebih banyak menggunakan mawar sebagai bahan ramuan obat-obatan. Bangsanya Winnetou, ketua suku indian paling mashur di dunia dari suku bangsa Apache menjadikan pucuk mawar liar sebagai ramuan yang mereka rebus dan minum seperti kita minum the. Konon ramuan itu manjur untuk mengobati penaykit gonorhoe alias kencing nanah yang memang banyak berjangkit di sana.



Begitu juga dalam daftar farmakologi timur kuno seperti India, mawar menempati urutan yang mengesankan sebagai ramuan obat-obatan yang utama. Mawar manjur mengobati gangguan pencernaan, sakit kepala, dan penenang saraf.manjur pula melancarkan sirkulasi darah, menyehatkan pembuluh darah kapiler, dan membebaskan jantung dari kemacetan. Subhanallah.

Selain itu mawar dengan aromanya yang wangi mampu membuat banyak pria mabuk kepayang, disamping dapat digunakan sebagai penghalus kulit, dan aroma beerapa jenis makanan dan minuman. Mawar benar-benar sang penebar pesona.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar