Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Jumat, 15 Oktober 2010

MENGAPA GURU ENGGAN MELAKUKAN PTK?

Suatu hari saat pembinaan guru sekecamatan, beberapa teman menemui saya. Mereka meminta tolong, ingin meminjam laporan PTK saya untuk dicontoh dalam rangka memenuhi tugas kuliah. Dan teman-teman saya itu mengatakan kalau mereka awam soal PTK, gak ngerti sama sekali, gak begitu paham. Wah, saya jadi GR, sedikit besar kepala nih. Tapi apa ya saya pantas disanjung seperti itu? Harus instrospeksi diri nih. Lha wong saya juga masih belajar bagaimana membuat PTK yang bagus kok.

Saya jadi ingat dulu gimana kalang kabutnya pingin ngerti soal PTK. Soalnya waktu kuliah tutornya juga gak begitu ngerti soal PTK. Kala itu PTK masih jadi barang langka. Karena penasaran pingin tahu tentang PTK, maka setiap ada penyelenggaraan seminar PTK pasti saya ikuti. Walau itu berbiaya mahal untuk ukuran saya. Waktu itu saya sangat terinspirasi dengan cerita tutor saya yang kebetulan juara lomba PTK nasional (Juara LKG dalam pembelajaran dan LIPPI). Sayangnya nih tutor saya yang juara LKG itu kok malah tidak mengampu kuliah PTK. Sayang sekali. Mungkin penyelenggara perkuliahannya kurang tahu.

So dengan berbekal ilmu PTK yang tidak seberapa aku coba-coba bikin PTK. Simple sekali PTK yang aku lakukan waktu itu. Dan kebetulan saat lagi googling nemu link ada lomba PTK. Maka dengan berbekal nekat PTK yang aku buat aku tulis laporannya untuk diikutsertakan dalam perlombaan. Gak menang sih, tapi alhamdulillah bisa nengok LPMP Jateng untuk kesempatan presentasi. Dan setelah itu tiap tahun ketagihan pingin bikin lagi dan lagi.

Melakukan PTK sebenarnya hal yang mudah karena itu terkait dengan tugas kita sehari-hari. Hanya saja mungkin teman-teman malas untuk mendokumentasikan apa yang telah kita lakukan. Padahal bisa saja apa yang kita lakukan setiap hari itu menjadi PTK, kan?

Seperti sering dikatakan Pengawas Sekolah tempat saya pedoman guru dalam melaksanakan tugas itu cuma tiga hal, yakni mencatat apa yang kita rencanakan, melaksanakan apa yang telah kita rencanakan, dan mencatat apa yang telah kita laksanakan. intinya kan seperti itu. tapi seringkali banyak guru yang malas membuat perencanaan. mengajar sekedar mengajar. wah, banyak lho yang masih seperti itu.

Ada banyak hal yang membuat para guru enggan melakukan PTK. Mungkin karena kurang tahu tentang PTK, malas mencari tahu, dan tidak ketinggalan pula faktor biaya jadi kendala. Terutama bagi para guru wiyata bhakti seperti saya.

Bagaimana tidak? Dalam melakukan PTK sebelumnya kita harus menyiapkan berbagai macam instrumen untuk mendukung penelitian kita, belum lagi menyiapkan alat peraga pembelajaran, dan terlebih lagi menulis laporan PTK yang sudah tentu menghabiskan biaya. Apalagi jika tidak ada perangkat komputer pribadi, hal tersebut semakin mempersulit keinginan para guru untuk mewujudkan niat melakukan PTK. Coba saja hitung berapa rupiah yang harus dikeluarkan untuk rental komputer, print out hasil laporan ataupun membeli kertas dan tinta. Belum lagi kalau ada kesalahan dalam pengetikan yang menuntut semua harus diedit dari awal.

Ini saya kutip dari pengakuan teman saya yang saya ajak membuat PTK, tetapi menolak dengan alasan tidak ada komputer dan kurang begitu menguasai teknologi komputer. Hari gini belum dapat menggunakan komputer, apa kata dunia? Apalagi mereka adalah guru. Harusnya lebih pintar dari anak didiknya, ya kan? Tapi kenyataan ini memang tidak bisa kita pungkiri. Masih sangat banyak guru-guru kita yang pegang komputer saja belum pernah, apalagi mengoperasikannya? Itu adalah tantangan bagi para guru semua untuk bersikap lebih profesional.

Namun apapun rintangannya asalkan ada niat bukankah banyak jalan menuju terwujudnya PTK? Sekali lagi niat memang perlu di kuatkan. Selamat melakukan PTK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar