Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Sabtu, 22 Januari 2011

ORANG-ORANG EGOIS DALAM BIS

Naik turun bis kota dan segala fenomenanya sudah mejadi hal yang biasa untukku. Berbagai pengalaman dan kejadian dalam bis kota mewarnai hari-hari berangkat dan pulang kerja. Mulai dari yang berdesak-desakan setiap pagi, ketinggalan bis, ulah para perokok dalam bis, hampir kecopetan dalam bis, dan satu lagi menghadapi keegoisan orang-orang dalam bis. Semua memperkaya hari-hariku. Bagaimana keegoisan dalam bis itu? Banyak sekali ragamnya.

Mulai dari awak bis yang menaikkan dan menurunkan penumpang seenaknya, bis sudah penuh namun masih tetap menaikkan penumpang, kejar-kejaran dengan sesama bis yang bikin jantung mpot-mpotan dan perut mendadak mules seketika, dan narik tarif seenaknya sendiri. Terutama bagi bis yang belum menjadi langganan.

Bagaimana dengan penumpang?

Nah itu yang bikin kesal. Sesama penumpang masih saja terjadi sikap egois di sana-sini. Terutama maaf nih ya, bapak-bapak itu suka ndak tahu diri. Slogan ladies first benar-benar gak nempel di kepala mereka. Misalnya nih ya, ada bangku kosong, bisa-bisanya bapak-bapak itu berebut tempat duduk. Masyaallah, seperti anak kecil saja. Mereka gak peduli walaupun banyak para ladies berdiri kepayahan.

Dan ada lagi dalam berbagi tempat duduk, mereka seringkali tidak peduli dengan orang lain. Tahu kan, kalau jok bis itu sempit, tetapi mereka duduknya sama sekali tidak mau merapatkan tubuh sehingga orang yang duduk di sebelahnya juga ngerasa nyaman. Seenaknya saja mereka duduk menghabiskan hampir dua jok dan menyisakan setengah pantat buat yang duduk disebelahnya. Terbayang gak sih gimana tidak nyamannya duduk seperti itu. Kan sudah biasa naik bis, seharusnya ngertilah, kok ya nggak pada ngerti, ya?

Tapi diantara sekelumit cerita duka, untungnya juga beberapa masih berbaik hati. Beberapa anak berseragam abu-abu masih peduli dengan orang lain. Mereka tidak ikut berebutan bangku dan mau berbagi tempat duduk terhadap orang yang lebih memerlukan. Semoga sikap itu tetap terjaga sampai mereka dewasa. Sehingga dapat memeberikan teladan baik bagi orang di sekitarnya.

2 komentar:

  1. nyasar ke tulisan lama, boleh dong komen, satu lagi yang egois: perempuan sehat yang berpikir dirinya harus diutamakan , padahal jelas2 tuh laki-laki sudah lebih dulu duduk, gak ngerti budaya antri ya, padahal tuh cewek juga masih kuat berdiri sambil megang BB, kalau lagi hamil baru boleh nuntut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. silahkan koment gak dilarang kok sunflower. Heheh barangkali harus baca lagi dari atas. Itu bapak-bapak bukannya sudah duduk terlebih dahulu, akan tetapi saat ada bangku kosong bapak-bapak itu ikut berebutan tempat duduk. Peace, ya, :)

      Hapus