Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Selasa, 15 Februari 2011

WORKSHOP PENYUSUNAN MODEL PEMBELAJARAN PAUD FORMAL (TK) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011

SUSUNAN ACARA:

1. PEMBUKAAN
2. MENYANYIKAN LAGU INDONESIA RAYA OLEH PETUGAS
3. LAPORAN KETUA PENYELENGGAARA OLEH IBU Dra. MARLIYAH
4. SAMBUTAN KEPALA DINAS PROVINSI JATENG SEKALIGUS PEMBUKAAN OLEH BAPAK KEPALA SEKSI PAUD DAN KESETARAAN BP.Drs. SOEPOMO. PA.
5. PEMBACAAN DOA OLEH BP. IKHSAN
6. PENUTUP.

• SAMBUTAN BAPAK SUPOMO

• 5 K Pembangunan Pendidikan Nasional
1. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan
2. Memperluas keterjangkauan layanan pendidikan
3. Meningkatkan kualitas / mutu & relevansi layanan pendidik
4. Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan
5. Menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan

• UNDP=United Nation Development Program

• Indikator IPM
- Angka harapan hidup
- Lama harapan sekolah
- Pendapatan per kapita (GNI)
- Kehidupan layak
• Peringkat Indonesia 108 dari 169

• Reproduksi sehat perlu diberikan sejak dini sesuai dengan perkembangan anak

• Keliru, Anak dipaksa “Calistung” di TK. Di petik dari web kemendiknas 6 Des 2010
• Anak TK jangan banyak dipaksa-paksa.

• Kemampuan yang berkaitan dengan bakat anak:
- Intelektual umum (anak menguasai mata pelajaran yang diajarkan)
- Akademik khusus (anak menguasai mata pelajaran tertentu)
- Berpikir kreatif-produktif
- Memimpin
- Salah satu bidang seni
- Psikomotor (mis, Olahraga)

• Kembangkan pendidikan berkarakter dan nasionalisme. Contoh kegiatan yang mengajarkan nasionalisme : Baris berbaris.

• Ciri guru berpengalaman:
- Guru yang selalu mengikuti perkembangan jaman.
- Guru yang selalu ingin berubah ke hal yang positif.


• MATERI IBU SULIYEM, S.Pd.AUD, Ketua IGTKI Jawa Tengah

• Dalam melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran, alat penilaian harus dipersiapkan dengan betul. Ada 7 alat penilaian (unjuk kerja, observasi, penugasan, hasil karya, anekdot, Portofolio, percakapan). Anekdot dan Portopolio tidak dipakai untuk penilaian sehari-hari.
• Alat penilaian tidak sama dengan metode.
• Anekdot: catatan perilaku anak yang tidak biasa terjadi.
• Beda anekdot dengan bimbingan:
- Anekdot terkait dengan sikap dan perilaku anak. Tidak ada tindak lanjut. - Bimbingan terkait dengan intelektual anak. Contoh: anak tidak mau menulis maka dimasukkan ke dalam buku bimbingan. Ada tindak lanjut bagaimana mengatasi permasalahan anak.
• Dalam pembelajaran yang dinilai adalah proses dan hasil.
• Penilaian dengan Penugasan: penilaian yang memerlukan waktu lama. Hasil tidak seketika itu dapat dinilai. Penugasan harusnya jarang dipakai. Contoh:
- Menanam biji-bijian.
- Membuat telur asin, tempe, tape, tahu, membungkus es lilin, dll
• TPP (Tingkat Pencapaian Perkembangan): hasil yang ingin dicapai. Indikator dalam TPP merupakan batas minimal yang harus dicapai. Guru boleh mengembangkan dan menambah indikator, namjun tidak boleh menguranginya.
• Guru hendaknya konsekuen dengan model pembelajaran yang dipilih. Antara RKM dan penerapan sehari-hari hendaknya sama. Pemerintah tidak memaksakan model pembelajaran yang hendak dipakai di sekolah. Tetapi yang ditekankan adalah mewajibkan penggunaan kurikulum standar perkembangan anak didik yang telah ditentukan.
• Model pembelajaran klasikal: anak menerima materi yang sama dengan waktu pelaksanaan yang sama.
• Model pembelajaran kelompok: pada saat melakukan perpindahan tidak boleh dilakukan secara bersamaan namun harus sesuai dengan minat dan keinginan anak. Siapapun yang sudah selesai bisa langsung pindah, jika sudah ada tempat. Namun jika tempat belum ada anak bisa masuk ke sudut pengaman.
• Tempat pengaman:
- Sebagai tempat bermain anak jika ingin pindah namun belum ada tempat.
- Sebagai alat peraga mengajar guru. Jadi isi dari tempat pengaman, ganti tema juga harus diganti.
- Jika memajang hasil karya anak, semua harus dipajang. Baik itu jelek ataupun bagus. Hal ini berguna untuk meningkatkan kepercayaan diri anak. Anak merasa karyanya dihargai, dan menghindarkan kecemburuan di kalangan anak. Jika tema sudah berganti maka hasil karya anak diturunkan untuk kemudian dijadikan portofolio.
• Dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran guru tidak boleh memaksa anak. Namun guru juga harus senantiasa memberikan motivasi kepada anak. Contoh: jika dalam suatu kegiatan ada anak tidak mau berpindah ke kegiatan lain, bawakan kegiatan lain itu kepada anak.

• Sebelum mengajar buatlah perencanaan
1. Kegiatan awal: pembahasan tema, dan fisik motorik kasar. Tujuannya biar badan anak sehat dan segar, lahir dan bathin untuk memasuki kegiatan inti.
2. Perbanyak kegiatan bahasa, kognitif, dan FM. Untuk pengembangan sosem tidak banyak yang bisa di program melainkan hanya bersifat rutin.
3. Saat istirahat: anak harus diamati. Ketika makan bersama amati apa yang dimakan anak.
4. Kegiatan akhir:
- Menyimpulkan.
- Memberi umpan balik.
- Sebagai bahan untuk tindak lanjut.

- Ajarkan anak mengenali emosi. Ketika pulang gambarkan wajah emosi, bagaimana tanggapan atau reaksi anak atas kegiatan yang dilaksanakan hari ini.
• Anak-anak TK perlu dikenalkan juga pada bahasa tubuh. Agar anak Indonesia memiliki sopan santun dan etika yang baik. Anak jaman dulu dikedipin saja sudah perasa, di pleroki sudah terasa. Bandingkan dengan anak sekarang.

• Pembagian sentra ada 7, jika area ada 10 area termasuk kegiatan di luar kelas.
• Bermain peran, anak mencoba memerankan peran orang lain (berpura-pura). Misalnya, menjadi tukang bakso, dll
• Bermain peran di bagi 2: bermain peran mikro dan bermain peran makro.
- Bermain peran mikro=> alat yang digunakan tiruan. Biasanya di pasang di area drama.
- Bermain peran makro=> alat yang digunakan peralatan sesungguhnya. Contohnya peralatan di area masak (kompor, wajan, panci, bermacam-macam bumbu masak yang sebenarnya, gula, garam, dsb). Paling tidak, bahan yang digunakan untuk memasak makanan terpajang di area masak. Ajak anak untuk praktek masak makanan daerah (membuat getuk, nogosari, dsb). Atau jika tidak bisa guru melakukan demo masak dan anak mengamati.

• Kewirausahaan perlu ditanamkan sejak dini. Dimulai dengan menanamkan sikap tanggung jawab, ulet, kreatif. Siapkan anak menjadi enterpreuner sejati yang bisa menciptakan lowongan kerja untuk dirinya sendiri. Syukur-syukur bisa menciptakan lowongan kerja untuk orang lain. Jangan sampai setelah besar anak hanya ingin menjadi PNS saja. Kerja keras, kerja cerdas, di tambah ikhlas.

• Karakter bangsa juga perlu untuk ditanamkan. Dapat melalui lagu-lagu. Contohnya lagu Budaya Bangsa. Latar belakang perlunya pendidikan karakter bangsa yakni munculnya berbagai masalah dan persoalan bangsa, diantaranya sbb:
- Korupsi
- Kekerasan
- Kejahatan seksual
- Perusakan
- Perkelahian massa
- Kehidupan ekonomi yang konsumtif
- Kehidupan politik yang tidak produktif.

• Instruksi Presiden, 4 tahun ke depan semua program pemerintah dalam bidang pendidikan diharapkan sudah mencapai seluruh Indonesia.

• Nasionalisme merupakan bagian dari karakter bangsa. Nasionalisme mencakup 5 nilai, kewirausahaan mencakup 17 nilai, karakter bangsa 17 nilai.

• Pendidikan karakter bangsa, nasionalisme, dan kewirausahaan tidak untuk diajarkan melainkan ditanamkan. Diintegrasikan (disatukan) melalui budaya sekolah dan dilaksanakan melalui muatan lokan sekolah.
• Nilai-nilai karakter bangsa masuk dalam pengembangan diri. Contoh program nilai religius dalam rangka mencapai pendidikan karakter bangsa:
- Doa-doa.
- Baca tulis Al Qur’an.
- Pelajaran agama Islam.
- Bermain rebana.
- Mengumpulkan dan membagikan zakat fitrah.
- Dll.
• Pengintegrasian program di tulis di dalam kurung setelah kegiatan. Misalnya:
- Melipat rumah adat jawa (ulet, kreativitas)

• Tolak ukur keberhasilan pendidikan karakter bangsa:
- masuk kelas tidak lupa untuk keset dahulu.
- Masuk kelas membaca bismillah
- Jika pipis tidak lupa untuk menyiram dengan air.
- Selalu mengucap salam jika bertemu dengan orang lain.
- Dll.

• Guru profesional memiliki 4 kompetensi dasar:
1. Kompetensi pedagogik : bisa merancang pembelajaran.
2. Kompetensi Profesional : menguasai materi seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya yang sesuai untuk anak TK.
3. Kompetensi sosial : dapat berkomunikasi dengan orang lain.
4. Kompetensi kepribadian : bertindak sesuai norma agama dan masyarakat.

Ibu Suliyem, pembicara dan pakar TK yang hebat. Salut. Di samping beliau masih ada juga Ibu Nur Muflikah, M.Pd dari Demak yang merupakan tutor saya di UT dulu.

Catatan di atas merupakan hasil workshop yang berhasil saya serap dan telah melalui edit biar tidak bingung. saya sudah mencoba mengklasifikasikan berdasarkan materi. semoga bisa berguna dan diambil manfaatnya.

Salam.

2 komentar:

  1. bu, artikelnya sebagian sy repos di blog. mohon izinnya....

    Perangkat Ajar dan Metode Pembelajaran PAUD/TK
    klik disini
    PAUD/TK

    Info Beasiswa Terbaru
    Info Beasiswa Terbaru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silahkan Bapak Asrori. Mudah-mudahan bermanfaat, :)

      Hapus