Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Senin, 06 Desember 2010

MENGASAH “INTELLECTUAL CURIOSITY” ANAK DENGAN BERTANYA

Bertanya, sepertinya sesuatu yang sangat sepele. Namun ternyata bagi anak yang berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan intelektual hal itu penting untuk dilakukan. Dengan banyak bertanya otomatis Intellectual Curiosity anak akan terasah dengan baik.

Jika kita pikirkan bertanya sepertinya hal yang mudah, namun ternyata hal tersebut sangat sulit untuk dilakukan. Terlebih bagi generasi kita. Kita sepertinya terjebak dalam suatu paradigma yang terbentuk pada masa kanak-kanak kita. Kita terlanjur berpikir kalau bertanya itu sesuatu kesalahan, bertanya adalah simbol kebodohan dan ketidaktahuan. Sehingga bagi kita terkadang sangatlah sulit untuk sekedar membuat pertanyaan. Akhirnya kita menjadi generasi yang kurang bisa berpikir kritis. Kita hanya bisa menerima apapun yang disampaikan oleh guru-guru kita pada masa itu, tanpa ada keberanian untuk sekedar bertanya. Agaknya kondisi tersebut tidak hanya berlangsung pada Sekolah Dasar, SMP Maupun SMA, namun juga pada Perguruan Tinggi. Bahkan dikalangan guru-guru sendiri keengganan bertanyapun masih menjadi problem tersendiri.

Bagaimana agar anak tidak segan bertanya? Pada umumnya, anak enggan bertanya disebabkan karena rasa takut ataupun asing berbicara pada orang lain atau guru mereka. Agar anak berani mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya, guru perlu mengadakan pendekatan emosi kepada anak. Komunikasi menjadi sangat penting. Seringlah mengajak anak berbicara. Untuk membiasakan anak bertanya atau mengemukakan pendapat mereka lewat pertanyaan, ajarkan anak untuk bertanya hal-hal ringan yang ditemukan dalam lingkungan mereka.

Dengan bertanya kita telah mengaktifkan otak kita untuk mulai mengetahui sesuatu yang baru. Anak-anak idealnya dimotivasi untuk sering bertanya tentang apa saja yang ingin dia ketahui, sehingga akan secara otomatis menimbulkan keingintahuan dari dalam dirinya atau kepenasaran intelektual (intellectual curiosity). Dalam diri mereka juga harus ditanamkan bahwa belajar itu hal yang menyenangkan. Untuk selanjutnya sebagai pendidik kita sebaiknya memfasilitasi dan memberi keleuasaan pada anak untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah mereka ajukan.

Hargai pendapat anak kendatipun tu terdengar sangat tidak masuk akal dan menggelikan. Selamat mengasah “INTELLECTUAL CURIOSITY” anak dengan bertanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar