Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Jumat, 03 Desember 2010

DARI SEMINAR WISUDA UNIVERSITAS TERBUKA PERIODE IV TAHAP II TAHUN 2010



Seminar Wisuda Universitas Terbuka Periode IV Tahap II Tahun 2010 bertempat di Balai Sidang Universitas Terbuka (UTCC), Jalan Cabe Raya, Pondok Cabe Tangerang Selatan, Senin, 29 November 2010. Tema seminar wisuda kali ini adalah: "Peran Guru dalam Mengembangkan Kepenasaran Intelektual (Intellectual Curiosity) Peserta Didik". Seminar dilaksanakan setelah acara pembekalan wisudawan oleh rektor UT, Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed.Ph.D

Sebagai pembicara kunci dalam acara Seminar adalah:

1. Gol A Gong (Heri Hendrayana Harris)
o Ketua Forum taman bacaan Masyarakat Indonesia (2010-2015), mitra dari Depdiknas. Forum ini berkecimpung dalam menggerakan Indonesia membaca (gempa literasi) melalui; pertunjukan seni, aneka lomba literasi, wajah buku, pelatihan, diskusi, peluncuran/bedah buku
o Wartawan Freelance pada Intisari, Sarinah dan Anita Cemerlang.
o Pemimpin Redaksi Tabloid Kaibon – media ramah keluarga Banten.
o Pendiri rumah dunia

Pada makalahnya beliau menyampaikan "Sudahkah Anda menjadi Guru Inspiratif?" Guru Inspiratif adalah Guru yang berpikir Out of The Box dimulai dengan kepenasaran intelektual sehingga memotivasi untuk dapat selalu memperoleh pembelajaran dimanapun dan kapanpun. Menurut Heri, peranan guru sangat penting untuk mendorong peserta didiknya proaktif dalam mengembangkan kepenasaran intelektual yang berimplikasi pada kemajuan hidup dan sekelilingnya.

2. Mohamad Zaini Alif (Komunitas Hong, Pusat Kajian Mainan dan Permainan Rakyat)
o Dosen STSI Bandung.
o Pendiri (HONG) Pusat Kajian Mainan dan Permainan Rakyat
o Peneliti Mainan Tradisional.
o Komunitas Terbaik dari versi majalah SWA dan koran KOMPAS

Pada makalahnya beliau menyampaikan Pengajaran melalui Mainan dan Permainan Rakyat sebagai Media Pengembangan Keingintahuan Intelektual. Keragaman mainan yang ada di nusantara ini sangat beragam yang digunakan oleh leluhur kita sebagai media belajar dan mempersiapkan anak-anak menghadapi masa depannya. Melalui permainan mengajarkan anak-anak untuk mengetahui budaya serta karakter bangsanya.

“Di balik mainan dan permainan, dapat meningkatkan motorik dan kreativitas anak, melalui keingintahuan intelektual kita ternyata memberikan banyak nilai dan pendidikan untuk anak, serta dapat menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap sesuatu,” katanya.

Zaini mengharapkan, generasi penerus menjadi generasi yang tekun dan rajin memelihara rasa ingin tahu (curiosity) untuk kemudian siap berpetualang mengarungi luasnya samudera pengetahuan.

3. Raden Rizky Mulyawan Kertanegara Hayang Denda Kusuma atau yang populer dengan nama DIK DOANK
o Presenter olahraga terfavorit pada Panasonic Award 5 tahun berturut-turut.
o Dosen tamu beberapa Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia
o Pembawa obor olympiade 2008 China mewakili Indonesia
o Duta Pendidikan, Lingkungan Hidup, UNICEF, Pajak, Migas, PBB dan Badak.

Dalam seminar ini Dik Doank, dengan gaya yang khas, dapat menarik keingintahuan para peserta seminar serta banyak memotivasi para guru untuk dapat memberikan pengajaran yang merangsang kepenasaran intelektual. Seorang guru harus mampu menjadi pendengar yang baik, yang mampu mendengarkan para peserta didiknya. Guru harus dapat menjadi kekasih bagi muridnya dan sahabat bagi anak didiknya.

Menurut Dik, manusia itu ada dua garis, pertama adalah manusia itu awalnya bodoh tidak mengetahui, kemudian dia belajar pada yang maha mengetahui sehingga dia menjadi pintar. Kemudian setelah pintar, dia mengasah kepintarannya sehingga dia menjadi orang yang cerdas, dan orang yang cerdas tidak lagi menunjukkan almamaternya, misal ini UT, ini UI, dan sebagainya.

Orang yang cerdas, kata Dik, tetap gelisah dengan kecerdasannya, orang cerdas di dalam kelas sudah bermanfaat bagi teman-temannya. Contohnya ketua kelas dia orang yang tidak pintar, tapi dia dipercaya. ''Nah pendidikan berhenti kepada melahirkan anak-anak yang pintar dan ini berbahaya, seharusnya menjadi anak-anak yang cerdas,'' jelasnya.

Tapi, kata Dik, orang cerdas jangan berhenti, dia tetap gelisah dengan kecerdasannya, orang itu mengasah lagi dengan ilmunya, jadilah orang itu orang yang berwawasan. “Orang yang berwawasan bicara padanya, ya ampun demikian indahnya, karena tidak ada pertanyaan apapun yang tidak mampu dia jawab,” jelasnya.

Orang yang telah berwawasan diasah lagi dengan wawasannya, jangan hanya menatap pada wawasan, jadilah dia orang yang bercakrawala. “Orang yang bercakrawala ini dia tidak perlu menjadi menteri, menjadi apapun, karena orang yang punya kedudukan akan bertanya kepada dia,” tegas Dik menambahkan.

Kegiatan Seminar Wisuda Universitas Terbuka periode IV Tahap II Tahun 2010 kali ini sangat menarik dan interaktif dengan para pembicara yang sangat luar biasa sehingga menghidupkan suasana dan memberikan motivasi kepada peserta seminar, untuk mengembangkan pembelajaran yang membangkitkan kepenasaran intelektual para siswa; pembelajaran yang out of the box.

Daftar Pustaka: www.ut.ac.id
Daftar foto: www.ut.ac.id, koleksi pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar