Saat membeli sepatu untuk anakku, dalam kemasannya aku menemukan sebuah puisi indah yang menghunjam kalbu. Sebuah puisi yang sangat patut untuk kita renungkan. Dan betapa kita semua akan mengalami hal ini. Karena roda jaman terus berputar, dan waktu pun terus berjalan.Usia semakin bertambah, dan kita harus berubah. Kita harus berbenah.
Maka marilah kita merenung sejenak. Apa yang telah kita lakukan pada nenek kakek kita, orang tua kita, atau kita sendiri yang semakin menua. Marilah merenung sejenak. Agar terbuka mata hati kita, untuk berbuat yang lebih baik lagi pada orang tua kita.
DI SAAT DAKU TUA...
Di saat daku tua, bukan lagi diriku yang dulu.
Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku.
Di saat daku menumpahkan kuah sayuran di bajuku,
Di saat daku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu,
Ingatlah saat-saat bagaimana daku mengajarimu,
membimbingmu untuk melakukannya.
Di saat daku dengan pikunnya mengulang
terus menerus ucapan yang membosankanmu
Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku,
Di masa kecilmu, daku harus mengulang dan mengulang terus
sebuah cerita yang telah saya ceritakan ribuan kali,
hingga dirimu terbuai dalam mimpi.
Di saat daku membutuhkanmu untuk memandikanku,
Janganlah menyalahkanku.
Ingatkah di masa kecilmu
bagaimana daku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi?
Di saat daku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern,
Janganlah mentertawaiku.
Renugnkanlah bagaimana daku dengan sabarnya menjawab setiap "mengapa" yang engkau ajukan di saat itu.
Di saat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan,
Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku.
Bagaimana di masa kecilmu daku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan.
Di saat daku melupakan topik pembicaraan kita,
Berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya.
Sebenarnya, topik pembicaraan bukanlah hal
yang penting bagiku, asalkan engkau berada di sisiku
untuk mendengarkanku, daku telah bahagia.
Di saat engkau melihat diriku menua
Janganlah bersedih.
Maklumilah diriku, dukunglah daku,
bagaikan daku terhadapmu
di saat engkau mulai belajar tentang kehidupan.
Dulu daku menuntunmu menapaki jalan kehhidupan ini,
kini temanilah daku hingga akhir jalan hidupku.
Berilah daku cinta kasih dan kesabaranmu,
Daku akan menerimanya dengan senyuman penuh syukur.
Di dalam sennyumku ini, tertanam kasihku yang tak terhingga padamu
Walaupun seseorang telah melakukan beribu-ribu kebajikan, tetapi tidak melakukan bhakti kepada Ibu dan Ayah, kebajikannya hanyalah sia-sia belaka.
Marilah kita bangkitkan bhakti terhadap orang tua kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar