Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Rabu, 30 November 2011

BERMAIN DENGAN DAUN-DAUN


Dalam pembelajaran di Taman Kanak-Kanak terbagi menjadi beberapa tema. Dan dari sekian banyak tema yang menjadi favoritku adalah tema tanaman. Di tema itu aku merasa sangat enjoy. Mungkin karena kecintaanku pada tanaman, sehingga berasa menyatu. Selain itu aku bisa menerapkan semboyan back to nature dalam penggunaan media pembelajaran. Salah satunya adalah berkreasi dengan daun-daunan.


Aku bisa bermain warna dengan daun jati yang masih muda, aku bisa menganyam dengan daun pisang, aku bisa mengecap dengan pelepah pisang, buah belimbing, dan juga pepaya, aku bisa meronce dengan batang pepaya, aku bisa membuat boneka dari daun singkong, dan aku bisa membuat topi dari daun mangga.


Seperti yang aku lakukan pagi ini. Aku berencana untuk mengajari anak-anak membuat topi dari daun-daunan. Untuk itu sedari kemarin aku telah berpesan kepada anak-anak agar esok hari mereka membawa daun-daunan seperti daun mangga, daun nangka, atau daun jambu yang banyak terdapat di sekitar rumah. Alhasil aku bisa membuat anak-anak penasaran, apa sih yang akan aku lakukan dengan daun-daunan itu? Kan sebelumnya tidak diberi tahu mau membuat apa. Kejutan!!

Walaupun ada juga ortu yang protes nelpon ke sekolah, nanya buat apa sih anaknya disuruh membawa daun-daunan segala?

Alhasil pagi harinya semua kompak membawa daun-daun yang aku minta. Walau ada juga satu dua yang lupa. Atau memang tidak memperhatikan perintah guru. Wajar saja itu terjadi. Untuk mereka yang lupa membawa daun yang aku pesan, dengan rela hati memungut daun-daun kering yang telah jatuh di halaman sekolah. Kebetulan halaman sekolah ada sebatang pohon rindang dengan dedaunan lebar yang tak aku tahu namanya. Namun daunnya sangat bagus untuk berkreasi membuat topi. Dan untuk acara seperti ini lebih bagus memang memakai daun-daun yang telah kering saja. Jadi tidak merusak lingkungan. Bukankah cinta lingkungan harus ditanamkan semenjak dini. Dengan cara mereka harus mulai mencintai alam diantaranya cinta pada pohon yang merupakan sumber penghidupan.




Seru juga anak-anak ini. Banyak yang membawa daun mangga seperti yang aku minta. Tapi alamak, ada yang membawa daun ketela pohon. Benar-benar deh, kurang memperhatikan perintah guru. Tapi sangat geli menyaksikan hal itu. You make me smile Kids!!




Setelah memberikan contoh dengan berdemonstrasi membuat topi dari daun, saatnya giliran anak-anak merangkai daun-daun itu menjadi satu dengan biting (potongan sapu lidi) yang telah aku persiapkan semalam. Seru sekali. Banyak yang belum bisa menyematkan biting dengan baik. Banyak juga yang sudah mahir dalam urusan semat menyemat lidi ini. Kalau yang beginian banyak dari anak perempuan. Mungkin di rumah mereka terbiasa main pasar-pasaran dengan daun-daunan. Namun mereka yang belum bisa pun dengan antusias belajar.




  Dan kerja keras anak-anak ini pun terbayar sudah, sebuah topi/mahkota dari daun-daunan siap dipasang di kepala. Serasa kembali ke jaman kekaisaran Roma yang bermahkotakan daun-daunan. Atau seperti miss universe yang gagal pentas dan hanya berhasil menggondol mahkota daun (hahahah, seperti ledekan teman saya). Tapi acara bermain dengan daun-daun ini sangat seru sekali.

Pokoknya dalam pembelajaran tema tanaman kita tidak bakalan kehabisan ide. Ayo gali imajinasimu dan bermainlah. Back to nature.

2 komentar:

  1. Terimakasih atas ilmunya, rencananya bsok pg sy jg praktek membuat topi daun mangga, pasti anak2 akan suka...
    Salam kenal bun...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga bunda Endah. Terima kasih telah mampir. Silahkan dicoba, dijamin anak-anak pasti suka, :)

      Hapus