Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Sabtu, 16 Juli 2011

PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA CERPEN REMAJA 1 GRUP WRITING REVOLUTION

Setelah melalui tahap seleksi yang ketat mulai dari Januari sampai Mei 2011. Didapatkan 30 Nominator Lomba Cerpen Remaja (LCR) I, yang nama-namanya bisa dilihat di bagian bawah pengumuman ini.

Selanjutnya, 30 nominasi cerpen terpilih dan terseleksi itu dinilai lagi untuk menentukan 3 Pemenang utama yang berhak mendapatkan hadiah uang pembinaan, sertifikat dan buku pemenang LCR I.

Adapun pemenang Lomba Cerpen Remaja I Writing Revolution adalah:
Juara I: Wajah-Wajah Kayu Bapak, cerpen Silananda (WR 01)
Juara II: Setelah Sepuluh Tahun Bercinta dengan Puisi, cerpen Fatih Muftih (WR 04)
Juara III: Ontel, cerpen Zee Zahrotusti'anah (WR 01)

Dewan Juri mempertimbangkan beberapa hal mengapa ketiga cerpen ini berhak mendapat penghargaan sebagai juara.

Cerpen Wajah-Wajah Kayu Bapak
Cerpen ini mengangkat tema yang unik dan khas, tentang budaya leluhur lebih khususnya Tarian Topeng Malangan, khas Malang. Konflik yang terjalin apik dengan ketegangan yang dibangun rapi dari kalimat pertama sampai ending. Menggunakan pendekatan antiklimaks tokoh yang menolak konflik (tokoh Bapak yang memaksakan diri dalam kondisi sakit parah tetap tampil menari topeng malangan malam itu). Akhir yang bisa ditebak, akhirnya si Bapak benar-benar meninggal (ending tragis).
Gaya bahasa yang enak, lincah dan penuh kejutan. Karakter tokoh yang konsisten dan pengikatan tema cerita yang taat asas dengan tema. Kekuatan tema, konflik dan teknik penulisan yang memikat menjadikan cerpen ini berhak menjadi juara pertama. Namun kelemahan terletak pada ending yang mudah ditebak dan masih belum luwes menjelaskan secara detail topeng malangan, pembaca masih harus membaca referensi tambahan untuk mengetahui tentang topeng malangan itu.

Cerpen Setelah Sepuluh Tahun Bercinta dengan Puisi
Cerpen ini mengangkat tema yang berbeda dan di dunia yang nyaris sepi peminat, apalagi kalau bukan tentang puisi. Dimulai dari keyakinan dan kesungguhan si aku untuk belajar membaca puisi kepada sang gurunya, itupun dari ajakan sang guru kepada siswa-siswa satu sekolah untuk mengikuti lomba baca puisi sekota mereka. Namun hanya si "aku" yang berani menjawab tantangan itu dan tentunya lengkap dengan berbagai "siksaan" untuk bisa membaca puisi yang layak untuk jadi juara.
Cerita berlanjut dan mengalir dengan lancar sampai ke ending dan si "aku" berhasil sekali lagi membuktikan sebagai pujangga muda yang berhasil juara tingkat nasional dan telah menerbitkan beberapa buku puisi setelah 10 tahun tamat dari SMA.
Gaya bercerita yang lancar, tema yang menarik dan pesan yang sampai kepada pembaca, bahwa kesungguhan dan kegigihan berlatih walau sampai berdarah-darah akan mendatangkan hasil yang terbaik.
Namun cerpen ini lemah dipenggarapan konflik, terlalu datar, karakter tokoh yang belum padu, dan ending yang sangat mudah ditebak. Sepertinya semua berjalan dengan baik dan sesuai dengan keinginan penulis sehingga terkesan perjuangan si "aku" merintis karir kepenulisannya seperti berkendara di jalan tol.

Cerpen Ontel
Sungguh, cerpen ini begitu unik. Waktu seleksi bulanan tidak begitu dilirik. Namun justru pada penilaian final menyodok mengalahkan kandidat-kandidat lainnya. Sebuah pencapaian yang luar biasa.
Keunggulan cerpen ini adalah tentang keunikan ide cerita, alur cerpen mundur dan campuran, konflik yang dibangun dengan bagus lengkap ditaburi bumbu-bumbu ketegangan, serta yang menjadi kelebihan cerpen ini adalah kejutan di bagian endingnya. Serta pesan moral yang disampaikan dalam cerpen ini sangat mengena kepada pembaca, bahwa melestarikan budaya leluhur lebih berharga daripada tumpukan uang walau itu hanya sebuah ontel keluaran zaman Belanda.
Kelemahan cerpen ini terletak kepada ketidakkonsistenan tokoh cerita, perubahan sikap si "ayah" yang tiba-tiba berubah pikiran menjual ontel warisan buyut dari buyutnya itu, serta penggarapan tema yang belum maksimal.

Secara keseluruhan 30 nominasi LCR I sangat baik dan memikit walau ini ditulis oleh 90% penulis pemula, malahan yang baru pertama ikutan lomba cerpen. Keren. Sayangnya, 100% cerpen nominasi ini masih lemah di penulisan dan penggarapan ide yang belum utuh. Walau cerpen ini tetap mampu menitikkan airmata ketika membacanya.

Silakan tunggu launching Antologi 30 Pemenang LCR I WR ini akhir bulan Juli ini.

Lampiran: 30 Nominasi Lomba Cerpen Remaja I Writing Revolution
1. Delusi, cerpen Addien Sjafar Qurnia
2. Eyang, Cerpen Sri Wahyuti
3. Izinkan Aku, cerpen Mega Anindyawati
4. Sang Pujangga, cerpen Fairuz El Najla
5. Sebab Aku Istimewa, cerpen Yulina Trihaningsih
6. Teruntuk Calon Anakku, cerpen Sandza
7. Di Peron Ini, Aku Menunggumu, Muhammad Arif Budiman
8. IP, cerpen Tiya Radam
9. Kapan Indonesia Merdeka? cerpen Kikie Caprik
10. Ontel, cerpen Zee Zahrotusti'anah
11. Pesona Tandak, cerpen Cucun Naizari
12. Songket Salma, cerpen Agrifina Helga Pratiwi
13. Wajah-Wajah Kayu Bapak, cerpen Silananda
14. Setelah Sepuluh Tahun Bercinta dengan Puisi, cerpen Fatih Muftih
15. Semua untuk Ikhsan, cerpen Rik Sjp
16. Tekad, cerpen Mardiana Kappara
17. Sebuah Jawaban, cerpen Murhijriatul Muslim
18. Elang, cerpen Thera Chibonk
19. Ginjal Untuk Ibu, cerpen Putri Dwi Silvana
20. Curang Masuk Jurang, cerpen Sugeng Sentoso
21. Papiku Matahariku, cerpen Prima Sagita
22. Amarah Ratna, cerpen Andri Surya Permana
23. Cinta Raya, cerpen Ri Ramaya
24. Ranjang Besi, cerpen Yazmin Aisyah
25. Pahit cerpen Kinoy Raomi
26. Lilin cerpen Bella Octaviana
27. Langit cerpen Kartika Hidayati
28. Darah Sejarah cerpen Yelfi Rahmi
29. Pixel Kerinduan cerpen Phoenix Wibowo
30. Maling cerpen Loli Febriyeni

Di copas dari http://www.facebook.com/groups/writingrevo?view=doc&id=236080119756066

Tidak ada komentar:

Posting Komentar