Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Selasa, 05 Juli 2011

DEMAK EKSPO DI LAPANGAN TEMBIRING

Usai menikmati kawasan car free day, kami melanjutkan perjalanan ke terminal. Rencana mau membelikan keperluan sekolah untuk si sulung. Tapi kejutan lain kami terima. Saat melewati Lapangan Tembiring suasana lumayan ramai. Tak tahunya lagi ada pameran pembangunan, alias Demak Ekspo. Kami pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Banyak produk di pajang di Demak Ekspo. Tujuan kami sih hendak melihat-lihat saja. Maklum semua tak terencana. Tapi yang namanya melihat produk dengan harga miring so pasti hati tergoda juga. Sulungku meminta joystick buat main game. Karena kebetulan stik yang lama sudah tak terpakai. Dapat barang dengan harga 55 ribu double stick. Padahal kemarin baru Tanya di took computer harganya mencapai 85 ribu. Wah lumayan nih.

Lalu kami terus berkeliling. Tak sengaja ketemu counter sepatu Pak Tukiyono. Wah kebetulan lagi nih. Pak Tukiyono ini adalah pembuat sepatu yang berasal dari Desa Ngelowetan Mijen Demak. Kemarin aku SMS dia mau pesan sepatu. Tapi nomer lamanya tidak bisa dihubungi. Mungkin beliaunya ganti nomer. Jadi kebetulan dong kalau aku ketemu beliau di sini. Lagi-lagi nyari harga miringnih. Kan lumayan. Namanya juga emak-emak, kalau beli-beli harus diperhitungkan dong. Kalau dapat harga yang miring dengan kualitas sama, why not? Kami pun dapat kontak yang baru. Mudah-mudahan besok aku sempat berkunjung ke stand beliau di rumah.

Lepas dari counter sepatu, eh aku lihat kerudung bagus buat putrid cantikku. Yah lapar mata lagi. Dan lagi-lagi dapat harga miring. Lumayan, bertambah lagi koleksi jilbab putriku.

Lelah berkeliling, tapi lapangan tembiring tambah ramai. Rupa-rupanya rombongan peziarah yang hendak melakukan wisata religi di kabupaten Demak. Bulan apa ya ini? Tadi kami berjumpa dengan bus pariwisata banyak sekali.

Usai dari Tembiring aku mengajak suamiku menengok ke Kadilangu. Aku hendak mengambil beberapa photo untuk keperluan menulis antologi KAmus tentang wisata religi. Untuk Masjid Demak aku sudah punya koleksinya. Tapi untuk Makam Kadilangu, aku sama sekali belum punya.

Sampai di sana, wah, keadaan ramai sekali. Sampai penuh sesak oleh para peziarah. Akhirnya niatan untuk masuk pun kami batalkan. Biarlah lain kali saja. Member kesempatan untuk pengunjung dari luar daerah. Akhirnya yang kephoto hanya gerbang masuknya saja. Habis melihat kerumunan orang yang menyemut rasanya sudah capek duluan.

Dan kami pun meluncur pulang. Sampai jumpa lain waktu. See U.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar