Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Jumat, 22 Juli 2011

BERBURU MAJALAH BOBO


Pagi tadi rasa penasaran masih bergayut dalam benak. Karena kemarin keinginan untuk segera melihat cernak yang di terbitkan Majalah BOBO terpending. Majalah BOBO terlambat dalam pendistribusian ke daerah Demak. Jadi harus menahan diri dulu sampai hari ini. Alhasil berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali terus mampir ke agen koran dan majalah yang mangkal dekat sekolah. Tapi ternyata kembali harus menelan rasa kecewa karena BOBO-nya belum datang, kata Ibu pemilik agen. Mungkin nanti siang.

Jadi harus lebih bersabar lagi sampai nanti siang. Luar biasa. Karena biasanya juga tidak pernah telat-telat. Mungkin Allah ingin menguji kesabaranku.

Kalau mau sabar sebenarnya tiap karya yang dimuat akan mendapatkan bukti terbit. Tapi mana tahan. Aku segera ingin lihat rupa karyaku yang mejeng di BOBO. Wow, so pasti keren. Akhirnya aku punya karya yang mejeng di majalah Favoritku semenjak kecil. Walaupun saat itu cuma berbentuk majalah bekas. Dan itupun hasil boleh minjam dari seorang kawan yang kebetulan Ibunya jualan bumbu dapur. Habisnya nggak mampu beli.

Walau begitu BOBO telah menorehkan kenangan indah di masa kecilku. Dia menjadi favoritku selama bertahun-tahun samapi aku remaja. Benar-benar luar biasa. Sebuah konsistensi yang patut diacungi jempol karena BOBO mampu bertahan dalam waktu yang sangat lama. di saat majalah anak-anak yang lainnya sudah almarhum, BOBO masih juga exis dengan berbagai perubahan karakter yang disesuaikan dengan kondisi jaman.

Ingatanku pun kembali melayang pada gadis cilikku yang ketika itu masih berumur lima bulanan. Kebetulan di dinding kamarku terpasang poster super gede BOBO dan adik-adiknya, hadiah dari BOBO juga. Nah, tiap kali melewati poster itu, gadis kecilku yang saat itu sudah bisa tersenyum pasti akan memberikan senyum manisnya untuk BOBO. walau pun saat itu dia tengah nangis kalau dihadapkan ke poster BOBO pasti akan senyum. Senyumnya lucu sekali. Alhasil BOBO menolongku jadi senjata untuk menghentikan tangisan gadis kecilku.

Kembali ke perburuan. Siang hari sepulang dari sekolah, aku pun langsung menyambangi agen. Alhamdulillah kali ini aku bisa menebar senyum. karena kulihat BOBO edisi 15 dengan cover Transformer sudah mejeng manis menungguku di lapak. Langsung saja dibeli. Dan dengan berucap bismillahirohmanirohim aku membuka BOBO dengan dag dig dug. Apa masalahnya? Aku lupa cerita yang kukirimkan itu seperti apa. Mungkin karena waktu kirimnya sudah lama. Dan aku juga sudah jarang buka file itu lagi. Karena kebetulan kemarin si Kompie barusan direpair.Sehingga datanya nyelip entah dimana. So, aku betul-betul terlupa. Dan mungkin juga karena terlalu banyak yang sudah ditulis.

Serasa tak percaya lihat karyaku mejeng di sana. Cerita Anak Berlibur ke Desa mejeng dengan ilustrasi yang keren. Terima kasih ya Bo. Jadi tambah bersemangat untuk menulis lagi cerita-cerita anak.

3 komentar:

  1. wah,baca cerita ini, bikin aku kangen sama majalah BOBO,
    dah lama banget ga baca,
    semenjak SMP, n sekarang dah kuliah...
    hmm...
    bisa posting dikit cerita2 dalam bobonya ga?
    ;)

    BalasHapus
  2. Terima kasih atensinya. Insyaallah ya. Soalnya nih file-nya tuh gak tahu nyelip di mana? Kalau harus ngetik ulang, belum sempat lagi. :)

    BalasHapus
  3. hehe, sama2
    wah, lupa naruh ya?
    ok, aq tunggu ya...

    BalasHapus