Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Senin, 18 April 2011

HARI PERTAMA DI TK MUSLIMAT

Hari ini Senin, 18 April 2011 saya resmi menjadi pendidik di TK Muslimat NU Demak. Setelah kemarin pada hari Selasa, 12 april 2011 saya menerima telepon dari pengurus yayasan TK Muslimat yang menyatakan kalau lamaran kerja saya di sana diterima.

Berkali-kali saya mengucapkan syukur atas hal itu. Akhirnya saya memperoleh tempat kerja yang jauh lebih dekat ke rumah. Dan tempat kerja saya yang baru ini terletak dekat jalan raya sehingga mudah dijangkau. Sebuah angan-angan yang lama kuimpikan. Bagaimana tidak. Tujuh tahun saya harus melakukan long journey untuk bisa sampai ke tempat kerja saya yang lama di TK Larasati. Bukan hanya berat diongkos, namun juga berat di raga. Badan menjadi capek semua. Karena setelah naik bisa sejauh 14 km, saya masih harus bersepeda sejauh 3 km. Bisa dibayangkan bagaimana capeknya saya menjalani itu semua. Alhamdulillah semua itu telah berakhir.

Walau awalnya untuk mengambil keputusan pindah pun berat juga. Butuh waktu lama untuk menimbang-nimbang. Karena bagaimanapun saya sudah merasa betah di Larasati. Namun karena kondisi yang tidak nyaman (Kecewa karena tidak lolos sertifikasi, hik,) maka ketika ada tawaran pindah saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Seumpama saya lolos sertifikasi kan bisa meringankan ongkos saya. Maklum sih, soalnya saya hanya guru wiyata. Honor saya sebulan untuk ongkos jalan saya saja sangat kurang. Thank’s to my husband yang mau berbaik hati menanggung ongkos jalan saya selama ini.

Perpisahan dengan teman-teman TK Larasati terutama dengan kolega saya dalam satu kelas, Rini Subaedah, sungguh sangat tidak mengenakkan. Dia sudah seperti adik saya sendiri. Tetapi dia maklum dan mengerti dengan keputusan saya ini. Semoga persaudaraanku dengannya tidak terputus karena aku sudah tidak mengajar satu sekolah dengannya. Sementara dengan teman-teman lain hanyalah sebatas teman kerja saja. Juga anak-anka didik saya, I,m gonna miss you all.

Hari ini pagi-pagi sekali saya harus berangkat ke TK Muslimat. Karena jam kerja dimulai pada pukul 7 pagi. Sementara dulu di TK Larasati jam kerja mulai pukul 7.30. memang ada perbedaan atmosfir kerja. Karena TK di kota kan beda dengan di desa. TK di kota lebih terorganisir dengan baik karena pihak yayasan sangat care dengan perkembangan TK binaannya. Sangat berbeda dengan pemilik yayasan TK di desa yang kebanyakan dimiliki oleh Dharma Wanita. Yayasan TK di desa biasanya membidani kelahiran TK namun untuk selanjutnya si anak ini dibiarkan berjalan sendiri tanpa pernah diurusi. Kabanyakan seperti itu. Sehingga maklum kalau honor guru TK wiyata bakti itu sangat menyedihkan sekali.

Bukan maksud menjelek-jelekkan TK, akan tetapi itu adalah potret nyata yang perlu diketahui oleh para pengambil keputusan pendidikan di negeri ini. Setidaknya ada perhatian untuk guru-guru yang berstatus wiyata bakti ini. Bagaimanapun peranan mereka tidak bisa dianggap kecil dalam memajukan pendidikan di negeri ini. Tanpa guru wiyata bakti ini apa para guru PNS itu bisa menghandle pembelajaran di kelas? Nonsen. Karena dalam satu sekolah biasanya hanya ada satu guru negeri. Sementara dalam satu sekolah itu minimal ada dua kelas yang harus diajar. Apa mereka bisa take semua kelas ini dengan baik? Tidak. Justru para guru negeri ini karena jabatan mereka adalah sebagai kepala sekolah, kebanyakan dari mereka justru sudah lepas mengajar. Artinya tugas mengajar sudah didelegasikan kepada para guru wiyata. Memang ada beberapa guru negeri yang masih aktif mengajar. Salut buat mereka ini. Sebenarnya sih bukan salut, karena mereka memang dibayar untuk tugas itu bukan? Bukannya dibayar untuk main perintah terhadap anak buah yang guru wiyata bakti.

Saya jadi ngelantur ke mana-mana. Hari pertama di TK Muslimat saya diperkenalkan dalam upacara bendera kepada anak-anak. Wah exiting sekali. Lucu melihat anak kecil melaksanakan upacara bendera. Walaupun waktu upacara relatif pendek, namun namanya anak-anak, rentang konsentrasi mereka kan sangat pendek, jadi perhatian mereka cepat sekali teralihkan. Kecuali mereka dipancing dengan sesuatu yang membuat mereka exiting. Dan itu menuntut kreativitas dari para guru. Sebab kalau tidak mereka bubar deh, gak jadi ikut upacara.

Next action, peringatan hari Kartini. Anak-anak sudah diworo-woro untuk memakai baju adat. Seru pasti. Di desa tempat saya mengajar dulu tak mungkin lah program seperti itu dijalankan. Untuk bayar SPP saja mereka pada ngebon setahun baru dibayar dengan memotong tabungan. Lha bagaimana mungkin disuruh nyewa baju adat? Yah, namanya desa sama kota jelas berbeda. Saya juga harus beradaptasi nih, semoga saya bisa menjalankan tugas saya ini dengan baik. Mendidik generasi penerus bangsa.

6 komentar:

  1. Salut buat ibu, walau guru wiyata yang honornya pas-pasan bahkan tombok untuk biaya mengajar tapi masih punya kemauan berkembang untuk berinovasi bahkan punya prestasi yang cukup mengagumkan (sampai tingkat Nasional dan propinsi). Padahal guru negeri yang sekarang gajinya udah gede sangat jarang yang punya kemauan dan kemampuan seperti ibu. Tapi sayang kenapa tidak ada pembinaan yang baik dari departemen pendidikan. Maju terus ya bu jangan pernah menyerah, OK

    BalasHapus
  2. Dear monik, makasih banget atas apresiasinya. maaf rada sentimentil nih,,,
    hanya dengan berprestasi membuat saya merasa punya arti. Semoga hidup saya menjadi berguna buat sesama... salam kenal,,,:))

    BalasHapus
  3. wah.. ternyata dari sekian lamanya g buka2 artikel ibu..sy menemukan hal baru yaitu ucapan selamat kepada ibu yg sdh bisa pindah mengajar di tk lain yg terdekat dgn rumah ibu ...oiy bu sy mencari artikel ibu tentang pembelajaran tematik di tk ibu, di arsip yg man y.. bu?

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah Pak Haji, akhirnya saya mendapatkan tempat mengajar yang lebih dekat. Terima kasih atas kunjungan-kunjungannya ke rumah maya saya. Untuk artikel Tematik sepertinya belum saya upload. mudah-mudahan saya ada waktu unutk menulisnya. :))

    BalasHapus
  5. Ibu, saya akan mengajar di TK. Saya masih gugub untuk pertama kalinya mengajar. Bisakah Ibu berbagi tips mengajar anak-anak PAUD dan menjadi sahabat untuk mereka?
    terima kasih sebelumya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Putri, ralaks saja. Tak perlu gugup. Mereka kan masih anak-anak. Putri pancing saja perhatian mereka dengan sesuatu yang menarik. Niscaya anak-anak ini akan nurut sama Putri. Selamat mengajar ya, Putri.

      Hapus