Ajang kompetisi Teacher of The Year yang diadakan oleh Penerbit Erlangga perlu sekali untuk sering-sering dilakukan. Selain
merangsang guru-guru TK untuk
lebih berprestasi juga untuk
meningkatkan tali silaturahmi diantara sesama guru TK. Terus terang
ajang kompetisi yang melibatkan guru TK itu jarang sekali diadakan. Jadi
Teacher of The Year itu sangatlah positif sekali. Bagaikan mata air di padang
tandus bagi guru-guru yang merindukan berkompetisi dan berprestasi.
Tidak
dapat dipungkiri kalau jumlah peminatpun membludak. Untuk cabang semarang saja
menerima 200 peminat. Sayang hanya 20 yang jadi semifinalis. Acara yang
diadakan serentak oleh tujuh cabang Erlangga di seluruh Indonesia itu bagaikan
oase bagi guru-guru TK yang merindukan adanya kompetisi seperti ini. Selama ini
kompetisi untuk guru TK hanya sebatas Guru Berprestasi yang diadakan oleh
Dinas. Dan kesempatan untuk dapat berpartisipasi diacara semacam itu sangat
terbatas sekali. Lain halnya kalau acaranya full independent seperti ini. Selain
Gupres paling yang rutin diadakan tiap tahun adalah Lomba Karya Tulis Ilmiah
Inovatif Pembelajaran Guru yang diadakan Dinas Pendidikan Jawa Tengah.
Sedangkan untuk ajang nasional semacam Lomba Keberhasilan Guru (LKG) dalam
pembelajaran dan Karya Tulis Ilmiah LIPPI, guru TK jarang diikutsertakan.
Padahal kan guru TK ingin juga ikut kompetisi dan berprestasi.
Tak
ayal kalau di Teacher of The Year ini berkumpul banyak sekali orang hebat. Ada
Bu Ambar yang sudah melanglang Indonesia, ada Ibu Eni dari TK Nasima yang tahun
kemarin juara 2 pembuatan Bahan Ajar Berbantuan Komputer di LPMP, ada juga guru-guru berprestasi tingkat
kabupaten dan propinsi. Pokoknya banyak. Rasa-rasanya cuma aku deh yang masih
anak bawang alias belum punya prestasi.
Ada
juga teman aku, Ibu Nurnaningsih. Yang saking seringnya ketemu sama aku di LPMP
dalam lomba Karya Tulis sampai becandain aku “Elo lagi, bosen. Yang lain dong.”
Katanya . Terus aku bilang aja ntar November ketemu lagi yah di LPMP, kalau
Tuhan mengijinkan.
Si
Nur ini guru Berprestasi dari Brebes. Enak lho dia. Begitu terpilih jadi guru
berprestasi Kabupaten, beliau dapat hadiah dari Dikpora tempatnya berasal.
Beliau dikuliahin S1 gratis, tis, tis. Kapan ya Dikpora tempat aku bekerja bisa
menghargai guru-guru yang berprestasi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar