Saya sangat sedih saat pulang mengajar dan melewati
rombongan anak-anak SMP yang tengah duduk-duduk menanti angkotan datang. Saya sedih
saat melihat mereka semua. Hampir sebagian besar dari mereka menanti angkota
sambil mengisap…rokok. Astagfirullahaladzim, hanya itu yang bisa saya ucapkan
dalam hati. Sedemikian parahkan generasi muda kita saat ini? Hingga saat usia
mereka terbilang Anak Baru Gede tapi sudah akrab dengan yang namanya rokok. Gimana
kalau mereka sudah besar nanti ya?
Apa mereka tidak tahu apa ya bahayanya rokok itu? Atau tidak
pernah ada yang memberi tahu? Atau yang memberi tahu itu pecandu rokok sendiri?
Pikiran saya mulai melayang. Kepada para guru-guru. Apa yang
telah mereka lakukan selama ini? Mengejar sertifikasi hingga melupakan generasi muda
ini. Kembali saya teringat ucapan anak saya di rumah. Dia pernah mengatakan
pada saya kalau hasil kerajinan tangannya berupa tembikar yang dibalut kain batik difungsikan
oleh Pak Gurunya sebagai tempat rokok. Saya lantas bertanya, apa Pak Guru
merokok kalau di dalam kelas. Anak saya yang masih polos itu mengatakan
kadang-kadang. Wah, saya jadi tambah bingung. Gimana ini, ya?
Mbok ya tolong para Bapak Guru, kalau mengajar di dalam
kelas jangan sambil merokok. Berilah contoh yang baik pada anak-anak ini.tidak
tahukan kalau rokok itu menyebabkan kebodohan? Saya menemukan artikel bagus di
bawah ini. Semoga bisa dijadikan renungan. Supaya generasi muda kita bisa
terselamatkan. Janganlah hanya mengajarkan pengetahuan dan mengukur hasilnya
dengan presentasi kelulusan UAN. Tapi perbaiki juga moral generasi muda kita
yang sungguh sangat memprihatinkan ini.
Rahasia
Kecerdasan Orang Yahudi
Artikel Dr
Stephen Carr Leon
patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung.
Setelah berada 3 tahun di Israel
karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana . Dirinya melihat ada beberapa hal yang
menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi
Pintar?"
Ketika tahun
kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang
ke California ,
terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi
kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?
Maka Stephen
tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini
memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang
setepat mungkin.
Marilah kita
mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu
sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan
bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.
Stephen sungguh
heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan
bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka
matematika.
Stephen
bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?”
Dia menjawab,
"Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih
otaknya, semoga ia menjadi jenius."
Hal ini membuat
Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya.
Kembali ke
matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika
sampai genap melahirkan.
Hal lain yang
Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali
memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti
dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai
jenis kacang-kacangan.
Menurut wanita
Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan
mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan
penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi
ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung
mengonsumsi pil minyak ikan.
Ketika diundang
untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan,
“Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya
perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),”
ungkapnya.
Biasanya kalau
sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu
meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan
bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.
Uniknya, mereka
akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika
Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut
mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian
buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk.
Akibatnya lemah
dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.
Di Israel,
merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali
kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka.
Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka.
Menurut ilmuwan
di Universitas Israel ,
penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan
akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang
cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.
Perhatian
Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat
memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam,
diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).
Dalam
pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami
tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain
piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban.
Menurut mereka
bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal
menjadikan anak pintar.
Ini menurut
saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.
Tak heran
banyak pakar musik dari kaum Yahudi.
Seterusnya di
kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan.
Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Perbandingan dengan
anak anak di California ,
dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!! !” katanya.
Segala
pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran
tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan
adalah memanah, menembak dan berlari.
Menurut teman
Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping
itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.
Selanjutnya
perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok
dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek
mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan
serius.
Apa lagi kalau
yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke
jenjang lebih tinggi.
Satu lagi yg di
beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka
begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun
diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus
memperaktekkanya.
Anda hanya akan
lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US
1 juta!
Anda
terperanjat?
Itulah
kenyataannya.
Kesimpulan,
pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah
keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu
proses, melewati beberapa generasi mungkin?
Kabar lain
tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina.
Mengapa Israel
mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel
yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian
anak-anak Palestina di Jalur Gaza.
Seperti yang
kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust
itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah
anak-anak.
Selain karena
memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah
kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya,
pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz
al-Quran.
Anak-anak yang
sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi.
"Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20
tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?" demikian pemikiran yang
berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.
Tidak heran
jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade
dari segala arah oleh Israel
menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur’an. Tak ada main Play
Station atau game bagi mereka.
Namun kondisi
itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini,
karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah
syahid.
Perang panjang
dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma
masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia .
Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi
penerus dibanding dengan negara tetangganya.
Ambil contoh
tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil
sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang
rokok, juga harganya sangat mahal.
Benarkah
merokok dapat melahirkan generasi “Goblok!” kata Goblok bukan dari penulis,
tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui
beberapa bukti menyokong teori ini.
“Lihat saja Indonesia ,”
katanya seperti dalam tulisan itu.
Jika Anda ke
Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke
musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok?
Cuma US$ .70cts !!!
“Hasilnya?
Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil
apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat
berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali
menguasai bahasa Inggris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan
matematika sedunia?
Apakah ini
bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?” http://sabili. co.id/
sumber:
http://main.man3malang.com/
Assalamu'alaikum.
BalasHapusTernyata parah juga generasi Bangsa Indonesia, mau jadi apa mereka ? Mau jadi apa juga Bangsa Indonesia kalau generasi mudanya seperti itu ?!
Sudah saatnya seorang guru bener-bener bisa mendidik anak didiknya dengan benar dan tegas !
Ada ungkapan dari seorang Prof..
"Tidak ada anak yang tidak bisa dididik, yang ada guru yang tidak bisa mendidik
Tidak ada guru yang tidak bisa mendidik, yang ada kepala sekolah yang tidak bisa membuat guru bisa mendidik".
Saya juga sangat prihatin dengan keadaan ini, Pak. Adanya era keterbukaan antara guru dan murid telah membuat anak-anak kehilangan sopan santun terhadap guru, semua dianggap fren, Jadi reformasi harus dimulai dari diri guru itu sendiri. Karena idiom guru itukan digugu dan ditiru. guru yang harus mulai berbenah diri.
BalasHapusterima kasih atas masukannya, dan terima kasih telah mampir.:))