Peredaran virus visum (video mesum) arieluna benar-benar meresahkan. Bukan hanya di kalangan pelajar ABG saja, tetapi sudah merembet ke kalangan anak-anak di bawah umur yang notabene belum saatnya melihat hal-hal begituan.
Kejadian bermula saat anakku pulang dari sekolah TPQ di tempat kami. Dengan berbisik-bisik malu-malu anakku mengatakan kalau di sekolahnya tukang jualan agar-agar punya HP dengan gambar visum ariluna. Anakku menyebutnya gambar saru. Gilanya lagi gambar –gambar itu ditunjukkan ke anak-anak. Aku kaget setengah mati. Kok? Apa sih maunya tukang jualan itu? Aku lalu bertanya lebih jauh, apakah kamu melihatnya, anakku mengatakan kalau ia dibilangi temannya. Aku bisa bernafas sedikit lega. Setidaknya ia belum melihatnya. Namanya anak-anak, hal aneh cepat sekali tersebar.
Hari itu juga aku langsung mengambil inisitaif untuk menemui pimpinan TPQ. Dan ketika hal itu aku sampaikan, ternyata beliau juga sudah mendengar tentang hal itu dari anaknya. Beliau mengatakan akan segera mengambil tindakan tegas mengenai hal ini. Akupun merasa sedikit lega.
Yang tak bisa kami mengerti, kenapa harus ditunjukkan ke anak-anak? Belum puaskah mereka melihat kehancuran akhlak dan moral bangsa kita ini? Sehingga harus menunjukkan adegan tak senonoh itu kepada anak-anak yang begitu polos, yang sebetulnya belum saatnya melihat hal seperti itu.
Kita sebagai orang tua memang patut resah dengan hal-hal seperti ini. Kendati di rumah sudah kita didik dengan baik, sudah kita arahkan dengan baik, tetapi begitu anak mulai bergaul dengan temannya mereka bisa terpengaruh juga. Lingkungan memang sangat menentukan kepribadian seorang anak.
Untuk itu sangat perlu kita menciptakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan anak-anak. Mari kita awasi anak-anak kita jangan sampai terjerumus ke dalam hal-hal yang menyesatkan yang dapat merusak hidup dan masa depan mereka. Say no to visum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar