Jumat, 20 Agustus 2010
PERJALANAN CINTA SUATU KETIKA (The Day Before August, 19, 1999)
Gadis kecil bertelanjang kaki
Merenda sepi di sudut kamar
Membangun mimpi di sela kesunyian
Hanya ada buku bergetar di tangan
Yang setia menjadi teman
Betapa angan telah jauh melayang
Jauh menembus kebisuan dinding kamar
Larut menyentuh mega tak bertepi
Sesosok senyum indah terkembang
Kesunyian terpecahkan bersama angan
Tangan mungilpun menggapai
Mencari tuntunan
Wahai, bukankah masih terlalu pagi
Bukankah matahari belum lagi bersinar
Bukankah embun sejuk masih penuhi dedaunan
Tapi kenapa getar itu merambat
Kala tatapan mata beradu
Kenapa sunyi seolah menjelma menjadi angan
Tangan mungilpun menggapai-gapai asa
Meraih secuil perhatian
Tapi yang ada hanyalah kebisuan
Tertatih kaki melangkah
Coba arungi biduk masa depan
Namun cinta tak jua terpegang
Angan ini terlalu indah
Terlalu manis untuk dilupakan
Namun terlalu menyakitkan untuk di kenang
Selamat tinggal…
Berat nian kata terucap
Hati ini terlalu mencintai
Terlalu sakit untuk mengetahui semua ini
Perjalanan cinta belum cukup sampai di sini
Kakipun mengembara
Mengikuti biduk masa depan berlayar
Mencari labuhan hati entah di mana
Mencari sepasang bening
Tuk teduhkan jiwa yang dahaga
Betapa….
Cinta telah cukup menghancurkan
Tertatih, terseok
Angan melintas gumpalan debu berawan
Sesakkan pandangan
Kala kabut memuncak
Sebuah gapaian hangat
Sepasang bening terpendar
Ulurkan asa penuh harapan
Diakah……………………………
Cinta yang ditentukan untukku?
Tapi mengapa?
Tak bisa kupahami liku-liku perjalanannya
Tak jua kumengerti mengapa
Senyuman tulus itu
Tatapan tulus itu
Tuhan……………………………….
Bimbinglah tanganku
Perjalanan ini belumlah berakhir
Berdua kaki melangkah arungi samudra hidup
Berbiduk cinta hakiki
Tuk bersama menuju cinta yang abadi
Cinta Illahi Robbi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar