Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Senin, 09 April 2012

Contoh Langkah-Langkah Mendongeng

Dongeng merupakan salah satu hal yang paling disukai anak-anak. Tak terkecuali muridku. Tiap akhir jam pelajaran mereka selalu menagih untuk dibacakan dongeng. Jadi mau tak mau diriku harus rajin berburu buku-buku dongeng yang cocok untuk anak-anak. Beruntung nih sekolahku dekat dengan perpustakaan daerah, jadi setiap saat aku bisa hunting buku-buku kegemaran muridku.

Namun setelah sekian lama hanya berani mendongeng dengan membaca buku cerita, sekali-kali ingin juga mendongeng tanpa buku. Alias berimprovisasi sendiri. Untuk itu mesti belajar juga bagaimana teknik mendongeng yang baik.

Setelah buka buku di sana-sini akhirnnya terangkum juga contoh-contoh langkah untuk mendongeng. Mudah-mudahan bermanfaat untuk para guru dan juga ortu yang suka membacakan dongeng untuk buah hatinya. Selamat membaca :

Bercerita Tanpa Alat:
1. Guru mengatur posisi tempat duduk anak
2. Guru merangsang anak agar mau mendengarkan dan mem perhatikan isi cerita.
3. Guru mulai bercerita dengan terlebih dahulu menyebutkan judul cerita.
4. Setelah selesai bercerita, guru memberi tugas pada anak – anak, untuk menceritakan kembali isi cerita tersebut secara bergantian.
5. Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum bisa.

Bercerita dengan alat peraga langsung:
1. Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan.
2. Guru memberikan pendahuluan dengan membicarakan tentang alat peraga seekor kelinci dan daun kol , misalnya tentang warna bulu kelinci, nama , jumlah kaki, bentuk telinga, makanannya, berjalannya bagaimana, dsb. Sambil memberi kesempatan anak untuk memegang dan membelai kelinci tersebut.
3. Setelah cukup memberi penjelasan tentang alat peraga kelinci, guru lalu memasukkan kelinci ke dalam kandang, lalu guru mulai bercerita.
4. Guru merangsang anak untuk mendengarkan cerita.
5. Setelah selesai bercerita guru memberikan pertanyaan kepada anak.
6. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menjawab pertanyaan guru tersebut.
7. Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum bisa.

Bercerita dengan gambar - gambar:
1. Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan ( gambar – gambar )
2. Guru mengatur posisi tempat duduk anak sesuai yang direncanakan.
3. Guru merangsang anak agar mau mendengarkan dan mem perhatikan isi cerita.
4. Guru bercerita dengan memperlihatkan alat peraga satu persatu sesuai dengan bagian yang diceritakan.
5. Guru memberikan pertanyaan tentang isi cerita pendek tersebut kepada anak satu persatu (bertahap) kepada anak secara bergantian.
6. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menjawab pertanyaan guru tersebut.
7. Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum bisa.

Bercerita dengan menggunakan papan planel:
1. Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan.
2. Guru mengatur posisi tempat duduk anak sesuai yang direncanakan.
3. Guru menunjukkan alat peraga yang telah disiapkan dan kemudian menyebutkan nama –nama tokoh yang ada dalam isi cerita yang akan disampaikan.
4. Guru merangsang anak untuk mendengarkan cerita.
5. Guru menyebutkan judul cerita.
6. Sambil bercerita, guru meletakkan potongan – potongan gambar pada papan planel yang sesuai dengan adegan yang akan diceritakan.
7. Agar tidak membingungkan anak diusahakan supaya tidak terlalu banyak adegan yang sekaligus ditempelkan di papan planel pada saat yang sama.
8. Setelah selesai bercerita guru memberikan pertanyaan kepada anak.
9. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menjawab pertanyaan guru tersebut.
10.Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum bisa.

Membacakan Cerita ( Story Reading ):
1) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan.
2)Guru mengatur posisi tempat duduk anak sesuai yang direncanakan.
3)Buku dipegang oleh guru di tangan kiri dan posisi buku diatur sedemikian rupa , sehingga gambar dan tulisan dapat dilihat dengan jelas oleh anak.
4)Guru merangsang anak untuk mendengarkan cerita.
5)Sebagai pendahuluan, guru memperlihatkan gambar yang ada pada sampul sambil menyebutkan judul cerita dan membicarakan isi gambar.
6) Guru membacakan cerita setiap halaman dengan intonasi suara, irama yang menarik dan ucapan yang jelas.
7)Setelah membacakan cerita, guru memberi kesempatan kepada anak untuk menceritakan kembali isi cerita secara bergantian.
8)Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum bisa.

Sandiwara boneka dengan panggung boneka :
1) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan.
2)Guru mengatur posisi tempat duduk anak sesuai yang direncanakan.
3)Guru memberikan prolog / pendahuluan.
4)Guru melaksanakan dialog / percakapan antar boneka. Diantara dialog/percakapan tersebut diberi pengiring.
5)Setelah dialog yang dilakukan sudah selesai, layar panggung ditutup apabila tidak ada layar boneka turun ke bawah panggung baik melalui sebelah kiri maupun sebelah kanan.
6)Guru memberikan tugas kepada anak untuk menceritakan kembali isi cerita sederhana.
7) Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum bisa.

Senam Fantasi Menurut Cerita:
1. Dalam senam fantasi menurut cerita anak – anak melakukan gerak – gerik seolah – olah menjadi pelaku dalam sebuah cerita, atau sedang mengalami suatu peristiwa.
2. Dalam senam menurut cerita dapat juga diperguna kan alat – alat jika perlu. Selanjutnya harus juga diperhatikan dalam bentuk senam seperti di atas jangan sampai terlalu banyak cerita/percakapan dan terlalu sedikit bergerak.

Mudah-mudahan bermanfaat.

Dikutip dari berbagai sumber.

5 komentar:

  1. Bagus Mba, sangat bermanfaat banget... Aku aja sekarang tiap hari selalu membacakan cerita atau cerita apa saja, yg penting mendidik. Kalau sehari gak cerita, anak2 pasti minta/nagih. Asik juga sih, lebih praktis menasihati anak dg cerita daripada ceramah, hehe.... ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heheh, bener itu, dengan dongeng , penyampaian nasehat jadi nggak terkesan ngebosenin anak. Kadang juga dongengnya asal ngarang aja, tapi anak-anak seneng. terlebih pada cerita fabel. Terima kasih telah mampir dik Puput, :)

      Hapus
  2. share saja ..bu,
    anak sy sampai ketagihan minta di ceritakan,,kadang gak peduli ayahnya sdh capek,,yg penting ada cerita pengantar tidur..
    tp ttp berusaha krn ternyata cerita kepada anak usia dini itu akan diingat lebih melekat pd memory anak ,hingga akan berpengaruh setelah dewasa natinya.
    krn itu berusaha bercerita yg mendidik,,mengajarkan baik dan buruk lewat cerita.atau motivasi..
    terbukti sy dulu masih TK cerita dr bu guru/ bapak saya pun skr sy masih ingat pesan2moralnya.
    salam kenal bu, artikel2nya bermanfaat bg saya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul itu pak, kadang menyampaikan suatu nasehat pada anak lebih mudah menggunakan ceritera. Jadi anak tidak merasa digurui. Salut buat bapak yang selalu meluangkan waktu untuk bercerita pada ananda.

      Salam kenal, Pak. Terima kasih telah berkunjung, :)

      Hapus
  3. malem bu, saya tertarik dengan artikel ibu. saya seorang guru yang baru saja mengajar di tk, tgl 29 november 2013 dalam PORSENI di taman mini ada lomba Senam fantasi menurut cerita, saya tertarik untuk mempelajarinya untuk anak-anak di tk saya..Bisakah ibu meberi sumber bukunya judul,pengerang dan penerbitnya.

    BalasHapus