Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Senin, 14 Desember 2015

#Goes to Malang 1: Menunggu itu Melelahkan

Menunggu itu melelahkan
Tanggal 12 sampai dengan tanggal 13 Desember 2015 guru- guru TK Muslimat NU beserta pengurus Yayasan Pendidikan Muslimat NU Demak berencana untuk mengadakan zarkasi ke daerah Malang. Perjalanan ini sekaligus sebagai acara perpisahan bagi guru-guru TK yang telah mutasi. Di antaranya Ibu Hartini yang pindah mengajar di TK Wijayaksuma serta Bu Muzaroah yang pindah ke RA di daerah Sayung.

Kami akan pergi bertiga belas. Delapan guru, tiga pengurus yayasan serta dua guru undangan. Sayangnya zarkasi kali ini tidak diikuti komplit oleh semua guru. Bu Musdalifah serta Maklah sebagai petugas kebersihan, tidak bisa ikut. Demikian pula Ibu Sunarsih, dari pengurus Yayasan Pendidikan Muslimat.

Nampang dulu ya, kendati kesal menunggu



Kami berencana untuk berangkat pukul sepuluh pagi. Jadi semua anak baik dari kelompok A maupun kelompok B masuk pagi semua. Begitu anak-anak pulang, kami langsung bersiap. Bahkan beberapa tamu undangan sudah berdatangan. Sambil bercanda-canda kami menunggu minibus yang hendak mengantarkan perjalanan kami ke daerah Malang. Rencananya nanti kami akan mampir ke Tuban untuk ziarah ke tempatnya Sunan Bonang. Lalu ke Gresik mengunjungi makam Sunan Ampel. Habis itu rencananya kami mau ke Tanggulangin di Sidoarjo untuk belanja tas. Oh ya, rencananya nanti kami akan menghabiskan malam untuk beristirahat di rumah anak salah seorang pengurus Yayasan kami, yakni Bu Sakdiyah. Esok paginya baru melanjutkan perjalanan untuk berwisata di daerah Malang.


Wah, jadi kepikiran kalau Malang itu daerah tinggi. Jadi masing-masing dari kami tak lupa menyiapkan jaket tebal. Darpada ntar kedinginan. Itu sih rencana manisnya. Tak tahunya rencana yang sudah disusun dengan rapi bisa juga meleset lhoh.

Edisi melatih kesabaran

Tunggu punya tunggu hingga waktupun berlalu. Jam mulai bergeser beranjak semakin siang. Namun minibus yang ditunggu tak kunjung datang. Waktu kru dari minibus dihubungi juga tidak bisa. Kami jadi gelisah juga. Jadi pergi gak ya. Soalnya sudah masuk waktu dhuhur. Itu sudah molor lebih dari dua jam. Sementara minibusnya juga belum datang. Pengurus Yayasan yang bersangkutan dengan pemesanan minibus pun mulai kebakaran jenggot. Aih, siapa yang nggak kesal coba, yah. Janjian jam sepuluh berangkat, masak sampai waktu dhuhur lewat, belum juga datang. Akhirnya kami sholat dhuhur dulu, sekalian buka bekal makan siang.


Dan tahu nggak jam berapa minibusnya datang? Jam 1! Bisa dibayangkan bagaimana payahnya kami menunggu. Sudah dandan okey, jadinya berantakan lagi. dan bisa dibayangkan omelan yang beruntun buat kru mnibus yang molor itu. Karena menunggu itu memang sangat melelahkan. Dan ternyata telah terjadi miss komunikasi antara kru minibus dengan makelarnya. Ini bukan kesalahan minibusnya. Karena memang mereka dipesan jam satu oleh sang makelar. Hadeuh.


Jadi langsung tancap gas deh, perjalanan ke Malang. Di langit awan hitam menggumpal. Namun kami berdoa semoga perjalanan berjalan dengan lancar. Walau kadang ditingkahi dengan gerimis. Dan karena waktu keberangkatan yang super molor, maka buyarlah rencana kami semula. Tujuan zarkasi ke Tuban dan Gresik yang rencananya dilakukan di awal keberangkatan ditukar besoknya kalau pulang. Karena Maghrib kami baru memasuki perbatasan Jawa Timur. Tadi terkena macet di daerah Kudus karena ada perbaikan jalan. Untungnya minibusnya cukup nyaman. Jadi kami bisa beristirahat selama perjalanan. Walaupun sopirnya kurang enak sih nyetirnya.
Jam sepuluh malam kami tiba di Sidoarjo. Dan kendati sudah malam, kami mampir ke Tanggulangin buat lihat-lihat tas. Sebagain besar toko sudah pada tutup. Tapi ya sekalian mampirlah. Kalau aku sih lihat-lihat doang. Rencananya perjalanan kali ini gak mau beli banyak oleh-oleh. Ogah repot bawanya. Dari rumah saja sudah bawa tiga tas, apa nggak tambah repot kalau borong banyak barang. Tapi lihat tas bagus-bagus dengan harga murah, bikin mata ijo juga. Tapi yes, kali ini aku menang. Bisa ngalahin keinginan mata ijo lihat tas murah dan bagus.

Nenteng barang bawaan ke minibus

Puas lihat-lihat tas, kami melnajutkan perjalanan. Kali ini mobil berhenti lama. Tak tahunya nunggu jemputan dari putranya Bu Sakdiyah. Karena Bu Sakdiyah nih lupa rute jalan ke rumah anaknya. Maklumlah waktu itu malam hari. Dan ternyata kami menginap di Sidoarjo, bukan di Malang. Sampai rumah anaknya Bu Sakdiyah, sudah malam banget. Jam sebelas. Karena belum sholat Isya, kami sholat dulu berjamaah. Habis itu makan malam yang terlambat. Dan antri nunggu giliran untuk mandi. Banyak teman-teman yang nggak mandi. Tapi aku kagak bisa begitu. Kalau tak mandi alamat bakalan tak bisa tidur. Karena udah keringetan seharian. Jadi kendati cuaca lumayan dingin, dan airnya juga dingin, paksain buat mandi. Segar, bersih, baru bisa istirahat.

Psst, kami harus bangun pagi-pagi, karena kabarnya kota Malang sekarang sering macet. See U in the next trip, yach. Destinasi pertama, wisata petik apel.

Selanjutnya di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar