Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Sabtu, 14 November 2015

Suka Duka Menjadi Guru Pamong

Kenang-kenangan sebagai Guru Pamong
Beberapa waktu lalu TK Muslimat NU Demak dipakai sebagai tempat PPL para mahasiswa dari IKIP Veteran. Sebanyak 23 mahasiswa akan menerapkan ilmunya selama masa kuliah di TK kami. Untuk itu beberapa guru kelas di TK kami ditunjuk sebagai guru pamong bagi para mahasiswa itu. Termasuk pula diriku.

Ini merupakan pengalaman ketigaku sebagai guru pamong selama aku mengajar di TK Muslimat. Banyak suka duka yang aku alami selama menjadi guru pamong. Karena sebagai guru pamong kita dituntut untuk membimbing dan mengarahkan para mahasiswa itu. Padahal jujur kita mengakui bahwa sebagai guru kita masih banyak sekali kekurangan. Baik dalam hal pengalaman maupun dalam keilmuan. Jadi kita dituntut untuk belajar lagi. Biar sebagai pembimbing kita juga tidak begitu memalukan.


Dan supaya proses PPL berjalan lancar, kita belajar sama-sama. Dalam hal ini sebagai tutor sebaya. Setidaknya saya sudah lulus kuliah S 1 PG PAUD, dan mereka belum. Jadi pede-an dikit. Lalu apa dong suka dukanya jadi Guru Pamong?

Pas pertama kali ngasih pengarahan sih ya nervous juga. Jangan sampai juga dibilang sok pintar, makanya saya tekankan di sini kita sama-sama belajar. Karena terus terang nih, K 13 juga baru diterapkan di TK kami. Jadi masih trial and error dalam penerapannya sehari-hari. Tapi para mahasiswa tu bahkan bilang kalau kesehariaanya mereka malah nggak bikin RPPH, jadi memang sama sekali belum mengerti. Maklumlah, kebanyakan para mahasiswa itu berasal dari PAUD Non Formal seperti SPS, dan juga KB. Tapi RPPH itu penting lho ya. Jadi mesti bikin.

Saat ngasih pengarahan, sebagian ada yang langsung ngerti, namun ada pula yang sudah diarahkan berkali-kali tetapi masih salah melulu. Mulai dari penyusunan RPPH, sampai ke pembelajarannya. Dan maaf yach kebanyakan mereka kurang kreatif dalam memilih kegiatan. Alhasil malah kebanyakan para guru pamong yang kasih masukan dalam menentukan kegiatan untuk anak. Padahal tadinya berharap mereka akan membawakan kegiatan baru yang menantang. Itulah namanya juga masih belajar yach.

Apalagi yach. Dalam menangani anak, kebanyakan masih kewalahan. Biasalah, bukan muridnya sendiri yang dihadapi. Tapi setidaknya satu rahasia sudah kubagi kalau ingin mengambil hati para murid-muridku ini. Bawakan buku cerita dan bacakan, mereka pasti takluk di depan anda. Tapi kebanyakan tidak menuruti saran saya. Hanya beberapa saja yang menuruti saran saya itu. Alhasil saya sebagai guru pamong yang harusnya tugasnya itu duduk manis menilai para mahasiswa saat mengajar, jadinya malah ikut ambil bagian. Nggak tega melihat suasana kelas tidak terkendali. Jadinya pembelajaran tidak optimal. Dan kekompakan kayaknya perlu ditingkatkan ya. Kalau satu teman lagi ngajar di depan, harusnya guru pendamping bisa mengkondisikan anak-anak supaya bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Bukannya duduk manis mendengarkan temannya yang lagi ngajar.

Belajar hal-hal baru? Kayaknya tidak untuk angkatan kali ini. Tapi setidaknya mereka mau belajar.

Dari tadi ngomongin dukanya melulu. Lantas sukanya apa dong? Tambah kenalan baru pastinya. Dan so pasti dapat piagam guru pamong dari IKIP Veteran selaku penyelenggara. Dan pastinya dapat bingkisan dari para mahasiswa. Ini masuk suap nggak sih? Soalnya bingkisan diberikan setelah kalkulasi nilai diserahkan ke dosen pembimbing. Jadi nggak ada pengaruhnya antara nilai sama bingkisan.

Apapun itu, semua memang harus berjalan sesuai garis ketentuannya. Dan mudah-mudahan sih yang PPL di tempat kami memperoleh banyak hal positif yang bisa diterapkan di sekolahnya masing-masing. Dengan harapan apa yang baik bisa ditiru, sedangkan apa yang tidak baik, mohon untuk tidak digunakan. Dan masukan yang ada untuk kami sebagai bahan evaluasi diri. Sehingga ke depan akan menjadi lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar