Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Selasa, 28 Juli 2015

Menjemput Senja di Gua Kreo

Hari Minggu kemarin usai menghadiri acara reuni di ex STEMBA, kami mampir ke destinasi wisata terdekat. Ada wahana Sikopek, Nglimut, klenteng Sam Po Kong. Tapi pilihan jatuh ke Gua Kreo. Hihiih, mau nengokin siapa tuh…

Kendati di GPS sudah jelas letak lokasi Gua Kreo, namun karena Pak Sopir belum pernah ke sana jadinya nyasar juga. Nyasarnya sampai jauh ke puncak gunung yang sepi dan jalanan berkelok-kelok tajam. Belum lagi kebakaran semak di kiri kanan jalan. Bikin miris. Dan setelah tanya sana sini akhirnya sampai juga ke Dukuh Talun Kacang, Desa Kranji, Kecamatan Mijen, tempat si monyet –monyet itu berdomisili. Monyet monyet yang ada di Goa Kreo ini adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Tiket masuk ke Gua Kreo cukup murah. Waktu itu kami ber-delapan kena charge Rp 30.000,- saat memasuki gerbang wisata.


Kawasan wisata Gua Kreo berada pada areal hutan dengan luas kurang lebih 5 hektar yang berada di daerah perbukitan (Gunung Krincing) dan Lembah sungai Kreo. Dari arah Tugu Muda Semarang kurang lebih berjarak 13 km ke arah selatan.

Gua Kreo dipercaya sebagai tempat petilasan dari Sunan Kalijaga saat sedang mencari kayu jati untuk membangun Masjid Agung Demak. Sunan Kalijaga kemudian bertemu dengan para kera yang disuruh untuk menjaga kayu jati tersebut. Kata Kreo berasal dari kata mangreho yang berarti menjaga.

Ketika kami sampai di sana, hari sudah menjelang sore. Sebentar lagi senja. Tapi kawasan wisata masih sangat ramai pengunjung. Mungkin karena masih musim liburan. Di area parkir kendaraan kami disambut puluhan monyet liar yang cukup jinak. Monyet-monyet ini berebutan makanan yang diulurkan para pengunjung.

Terdapat dua daya tarik wisata dari kawasan Gua Kreo ini. Yaitu Gua Kreo itu sendiri dan Waduk Jatibarang. Gua Kreo terdapat di tengah-tengah waduk Jatibarang. Untuk menuju ke Gua kita harus melewati jembatan dengan anak tangga yang cukup banyak. Ini merupakan titik favorit untuk mengambil gambar. Karena kita bisa berfoto dengan latar belakang waduk atau beberapa patung kera yang ada di sana. Kalau beruntung kita juga bisa berfoto dengan para kera yang senang nongkrong di jembatan. Keberadaan mereka sangat banyak sekali. Dan mereka cukup jinak. Setidaknya hari itu mereka dalam keadaan kenyang karena pengunjung cukup ramai.
Yang saya kawatirkan kalau mereka main rebut bungkusan pengunjung tidak terjadi. Tapi tentunya itu bisa saja terjadi. Apalagi kalau mereka dalam keadaan lapar. Jumlah mereka sangat banyak. Dan kurangnya ketersediaan makanan bisa saja membuat mereka merebut bungkusan para pengunjung. Jadi alangkah bijaksana kalau di area seputar waduk dan Gua ditanami dengan aneka buah-buahan. Sebagai suplai makanan para monyet. Jadi mereka tidak tergantung dengan uluran tangan dari para pengunjung. Karena dari apa yang aku lihat, tumbuh-tumbuhan yang ada di sana sama sekali tidak mensupport kebutuhan hidup para monyet. Bukan pohon buah-buahan yang ada di sana, tapi pohon randu dan akasia. Jadi kasihan dengan para monyet. Bisa-bisa mereka menyerbu para pengunjung atau masuk ke pemukiman untuk mencari makanan.

Konon sebelum dibangun Waduk Jatibarang, dekat gua kreo terdapat air terjun kecil dengan air yang jernih dan tak pernah kering kendati tengah musim kemarau. Sekarang kayaknya air terjun itu telah berubah menjadi waduk Jatibarang. Dari kawasan jembatan yang menghubungkan tepian dengan Gua Kreo kita bisa menikmati pemandangan luasnya waduk. Ada banyak kegiatan di area waduk. Diantaranya ski air, stand boat, olah raga dayung.

Waduk Jatibarang sendiri baru selesai dibangun dan dioperasikan pada tanggal 4 Mei 2014. Bertepatan dengan Hari Air Sedunia. Waduk tersebut mampu menampung total air sebanyak 20,4 juta m3. Difungsikan sebagai pengendali banjir di wilayah Semarang, suplay air bersih bagi warga, serta pembangkit tenaga listrik.

Senja mulai turun saat kami meninggalkan kawasan gua Kreo. Dan tentu saja sunset yang indah berada tepat di atas perbukitan Gua Kreo. Udara sore yang sejuk, dan pemandangan yang menakjubkan. Sayang kami harus segera pulang kembali ke asal. Karena besok pagi anak-anak sudah mulai masuk sekolah. Sampai jumpa di acara jalan-jalan selanjutnya, ya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar