Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Senin, 14 Oktober 2013

DUA DALAM SATU

Hari Kamis, 19 Agustus 1999, kami menikah. Tak terasa sudah 14 tahun usia pernikahan kami. Semua berjalan begitu cepat. Seolah baru kemarin saja aku melewati masa ijab kabul dengan lelaki belahan jiwa ini.

Alhamdulillah 14 tahun kami lewati dengan penuh makna. Kendati riak gelombang terkadang mampir pula dalam biduk kehidupan kami. Namun dengan adanya saling pengertian dan tanggung jawab, riak-riak kecil itu mampu kami lewati dengan baik. 14 tahun dan cinta kami masih membara seperti masa taaruf-an dulu.

Terus terang saat aku memutuskan untuk menikah, aku belum begitu mengenal suamiku dengan baik. Kami baru berkenalan kurang lebih satu bulan. Tapi dalam waktu satu bulan itu suami memantapkan diri untuk mengikat janji suci pernikahan. Salah satu bukti keseriusannya. Seperti yang dia katakan sedari awal, bahwa dia mencari calon istri, bukannya pacar sesaat. Dan aku yang entah kenapa dari pertama berkenalan dengannya langsung berasa nyambung dan mengiyakan begitu saja saat lamaran itu datang. Terlebih lagi dengan restu dari kedua keluarga, semakin mantaplah hatiku untuk melangkah ke jenjang pernikahan.


Binar-binar kebahagiaan itu tepercik mulai dari awal hingga hari ini. Dan mudah-mudahan untuk seterusnya sampai fidunya wal akhiroh. Kalau pun ada perbedaan, saya anggap itu biasa. Perbedaan itu terkadang sangat indah. Dia laki-laki, saya perempuan jelas itu berbeda. Dia perfecksionis dan saya slengean. Itu juga berbeda. Untuk usia juga berbeda. Dia enam tahun lebih tua dari saya. Dan itu sangat saya syukuri. Karena dia jadi bisa ngemong saya yang masih suka ngambeg dan kolokan.

Mengarungi masa 14 tahun hidup bersama, banyak suka duka kami alami. Terlebih lagi dengan kehadiran kedua buah hati kami. Membuat kami semakin menyatu dalam mengarungi hidup ini. Masalah yang kerap timbul terkait dengan anak-anak, masalah ekonomi, terkadang keluarga besar, insyaallah semakin mempererat hubungan kami. Komunikasi dan keterbukaan menjadi jalan keluar. Dan tentu saja mengesampingkan ego masing-masing.

Meski pelit dalam pujian, namun suami sangat romantis dalam bersikap. dukungannya yang begitu besar dalam membantu saya memahami makna kehidupan membuat saya semakin bersyukur karena Allah telah mengirimkan dia untuk saya. Menjadi teman hidup sekaligus imam saya. Mudah-mudahan cinta kami abadi selamanya.

Untuk Mbak Uniek Kaswarganti dan suami, happy anniversary. Semoga cintanya abadi dunia akhirat.

Kisah pernikahan ini diikutsertakan pada Giveaway 10th Wedding Anniversary by Heart of Mine

4 komentar:

  1. Balasan
    1. Dibawa romantis saja, Mbak Wuri, :) Selalu ada sisi-sisi lain dari suami yang mampu menimbulkan perasaan romantis. :)

      Hapus
  2. Barakallah Mak ... sama ya tahun nikahnya sama saya .. saya nikahnya 14 April 1999 .. mudah2an samara selalu ya mak :)

    BalasHapus