Liburan, dapat tugas rutin buat nyusun Kalender Pendidikan Sekolah Tahun Pelajaran 2014/2015.
Karena kudu reach tahun 2015 dan belum ada kalender 2015 yang keluar, jadi minta bantuan Mbah Goegle buat nentuin hari liburnya. Alhamdulillah dapat. Semoga berguna juga buat teman-teman.
Berikut daftar hari libur 2015:
1. Kamis, 1 Januari (Tahun Baru 2015).
2. Sabtu, 3 Januari (Maulid Nabi Muhammad SAW)
3. Kamis, 19 Februari (Tahun Baru Imlek 2566 Kongzili).
4. Sabtu, 21 Maret (Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1937).
5. Jumat, 3 April (Wafat Yesus Kristus).
6. Jumat, 1 Mei (Hari Buruh Internasional)
7. Kamis, 14 Mei (Kenaikan Yesus Kristus).
8. Selasa, 2 Juni (Hari Raya Waisak 2559).
9. Jumat-Sabtu, 17-18 Juli (Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriyah).
10. Senin, 17 Agustus (Hari Kemerdekaan RI).
11. Kamis, 24 September (Hari Raya Idul Adha 1436 Hijriyah)
12. Rabu, 14 Oktober (Tahun Baru Islam 1437 Hijriyah).
13. Jumat, 25 Desember (Hari Raya Natal).
(WID/Humas Kemenko-Kesra/ES)
Baca Selengkapnya....!
Kamis, 10 Juli 2014
Senin, 07 Juli 2014
[Cerita Anak] Pohon Ramadan
Lama nian tidak ngirim tulisan di media. Kangen pingin nulis-nulis lagi.
Alhamdulillah dimuat di Junior Suara Merdeka Minggu, tanggal 6 Juli 2014. Judulnya Pohon Ramadan. Pas banget dengan momen Ramadhan saat ini. Jadi intinya, nulis sesuai tema yang sedang terjadi, kemungkinan dimuat menjadi lebih besar. Selamat menulis.
Pohon Ramadhan
Oleh : Sri Wahyuti
Bulan puasa telah tiba. Seluruh umat muslim gembira menyambutnya. Mereka semua berpuasa. Menahan lapar dan dahaga. Puasa menjadi sarana untuk berlatih menahan diri dari segala godaan. Melatih empati terhadap penderitaan sesama yang kurang beruntung. Semua gembira. Kecuali Tina.
“Huh, bulan puasa nggak enak,” keluhnya.
Ibu yang sedang menyapu tertegun mendengarnya. Sambil tersenyum ibu menghampiri Tina.
“Kenapa?”
“Enggak boleh makan, enggak boleh minum, enggak boleh jajan,” gerutu Tina.
“Namanya juga lagi puasa, Tina,” Ibu tersenyum.
Tahun lalu Tina sudah mulai puasa setengah hari. Tapi puasa Tina banyak yang bolong. Ia tidak kuat. Bermain seharian membuatnya kehausan. Ibu sudah menasehati untuk tidak lari-larian. Tapi Tina tidak mengindahkan nasehat ibu.
Tina anak yang aktif dan energik. Ia tidak betah berlama-lama hanya menonton TV atau membaca buku. Ia lebih senang bermain lari-larian, kejar-kejaran dengan anak tetangga. Akibatnya puasa Tina banyak yang batal. Untuk tahun ini Tina sudah berjanji untuk puasa seharian penuh. Namun baru jam tiga rasanya sudah tidak tahan.
“Tina bosan,” keluhnya.
Seharian tidak melakukan apa-apa membuatnya tertekan.
“Tina kan bisa membaca buku. Atau membantu Ibu menyiapkan hidangan berbuka,” kata Ibu.
“Tapi Tina lemas,” katanya.
“Sabar ya, sayang. Waktu berbuka sebentar lagi,” hibur Ibu.
Ibu kembali melanjutkan pekerjaan. Sementara Tina menunggu waktu berbuka dengan rasa bosan. Semua buku sudah ia baca. Semua game sudah ia mainkan. Mau main keluar rasanya lemes. Tina beranjak ke dalam kamar. Ia berbaring sembari menunggu waktu berbuka. Dan akhirnya Tina ketiduran.
“Tina, bangun Nak. Sudah waktunya berbuka,” Ibu menggoyang-goyangkan kaki Tina dengan lembut.
Tina menggeliat.
“Sudah waktunya berbuka,” kata Ibu lagi.
“Betul, Bu?” Tina terlonjak dari tempat tidurnya.
“Iya, sudah adzan maghrib,” Ibu tersenyum.
Bergegas Tina turun dari tempat tidur. Tak sabar rasanya hendak segera melesat ke ruang makan. Ibu tentu sudah menyiapkan sesuatu yang istimewa.
“Eits, cuci muka dulu,” kata Ibu.
Tina tersenyum malu. Ia lalu pergi ke kamar mandi. Setelah mencuci muka, badan rasanya segar. Bersama Ibu, Tina menuju ruang makan. Di sana Ayah telah menunggu mereka. Aneka hidangan tersaji di atas meja. Ada kurma, ada pisang goreng, dan ada es buah kesukaan Tina. Tak sabar rasanya hendak mencicipi itu semua.
Namun mata Tina tertumbuk pada sudut ruangan. Ada yang berubah di sana. Ada pohon besar yang terbuat dari plastik.
“Baru ya, Bu?” tanya Tina sambil menunjuk pohon di sudut ruangan.
“Iya. Ayah yang membuatnya,” kata Ibu.
“Kok Tina tidak tahu?”
“Kan kau tertidur tadi,” kata Ayah.
“Pohon Ramadhan. Apa maksudnya?” Tina membaca tulisan yang ada di pohon besar itu.
“Iya, itu pohon Ramadhan. Hadiah untuk Tina,” kata Ayah.
Ramadhan kok dapat hadiah pohon. Aneh deh, Tina nyengir. Bukannya ngasih hadiah buku-buku ngaji atau apa gitu yang berhubungan dengan bulan puasa.
“Dan hari ini pohon Ramadhan telah berbuah,” kata Ibu tersenyum.
“Berbuah?” kening Tina berkerut. “Itu kan pohon plastik, Ibu. Bagaimana bisa berbuah?”
“Bisa. Ini buahnya,” Ibu mengeluarkan sebuah apel plastik yang berwarna merah merona.
Mata Tina tertuju pada buah apel yang dipegang Ibu. Ada namanya di sana.
“Pohon ini berbuah karena Tina sudah berpuasa dengan baik hari ini. Untuk puasa Tina mendapatkan buah Apel merah. Untuk shalat Tina mendapatkan apel berwarna kuning. Selain itu masih banyak buah apel yang lainnya. Tina mau semua buah apel ini?” Ibu mengeluarkan sekantung buah apel plastik yang berwarna-warni.
Tina tertegun mengamati buah apel yang dipegang Ibu.
“Nanti di akhir Ramadhan Tina bisa tukarkan buah-buah ini dengan hadiah dari Ayah dan Ibu,” kata Ayah tersenyum. “Sekarang Tina bisa menggantung buah apel ini di pohon Ramadhan.”
Sekarang Tina mengerti. Dengan senang hati diterimanya buah apel dari tangan Ibu. Buah di pohon Ramadhan ini akan semakin bertambah seiring dengan kebaikan yang Tina lakukan. Tina menjadi bersemangat. Ia berjanji akan mengisi pohon Ramadhan itu dengan buah kebaikan sebanyak-banyaknya.
***
Ayo Semangat...
Baca Selengkapnya....!
Alhamdulillah dimuat di Junior Suara Merdeka Minggu, tanggal 6 Juli 2014. Judulnya Pohon Ramadan. Pas banget dengan momen Ramadhan saat ini. Jadi intinya, nulis sesuai tema yang sedang terjadi, kemungkinan dimuat menjadi lebih besar. Selamat menulis.
Pohon Ramadhan
Oleh : Sri Wahyuti
Bulan puasa telah tiba. Seluruh umat muslim gembira menyambutnya. Mereka semua berpuasa. Menahan lapar dan dahaga. Puasa menjadi sarana untuk berlatih menahan diri dari segala godaan. Melatih empati terhadap penderitaan sesama yang kurang beruntung. Semua gembira. Kecuali Tina.
“Huh, bulan puasa nggak enak,” keluhnya.
Ibu yang sedang menyapu tertegun mendengarnya. Sambil tersenyum ibu menghampiri Tina.
“Kenapa?”
“Enggak boleh makan, enggak boleh minum, enggak boleh jajan,” gerutu Tina.
“Namanya juga lagi puasa, Tina,” Ibu tersenyum.
Tahun lalu Tina sudah mulai puasa setengah hari. Tapi puasa Tina banyak yang bolong. Ia tidak kuat. Bermain seharian membuatnya kehausan. Ibu sudah menasehati untuk tidak lari-larian. Tapi Tina tidak mengindahkan nasehat ibu.
Tina anak yang aktif dan energik. Ia tidak betah berlama-lama hanya menonton TV atau membaca buku. Ia lebih senang bermain lari-larian, kejar-kejaran dengan anak tetangga. Akibatnya puasa Tina banyak yang batal. Untuk tahun ini Tina sudah berjanji untuk puasa seharian penuh. Namun baru jam tiga rasanya sudah tidak tahan.
“Tina bosan,” keluhnya.
Seharian tidak melakukan apa-apa membuatnya tertekan.
“Tina kan bisa membaca buku. Atau membantu Ibu menyiapkan hidangan berbuka,” kata Ibu.
“Tapi Tina lemas,” katanya.
“Sabar ya, sayang. Waktu berbuka sebentar lagi,” hibur Ibu.
Ibu kembali melanjutkan pekerjaan. Sementara Tina menunggu waktu berbuka dengan rasa bosan. Semua buku sudah ia baca. Semua game sudah ia mainkan. Mau main keluar rasanya lemes. Tina beranjak ke dalam kamar. Ia berbaring sembari menunggu waktu berbuka. Dan akhirnya Tina ketiduran.
“Tina, bangun Nak. Sudah waktunya berbuka,” Ibu menggoyang-goyangkan kaki Tina dengan lembut.
Tina menggeliat.
“Sudah waktunya berbuka,” kata Ibu lagi.
“Betul, Bu?” Tina terlonjak dari tempat tidurnya.
“Iya, sudah adzan maghrib,” Ibu tersenyum.
Bergegas Tina turun dari tempat tidur. Tak sabar rasanya hendak segera melesat ke ruang makan. Ibu tentu sudah menyiapkan sesuatu yang istimewa.
“Eits, cuci muka dulu,” kata Ibu.
Tina tersenyum malu. Ia lalu pergi ke kamar mandi. Setelah mencuci muka, badan rasanya segar. Bersama Ibu, Tina menuju ruang makan. Di sana Ayah telah menunggu mereka. Aneka hidangan tersaji di atas meja. Ada kurma, ada pisang goreng, dan ada es buah kesukaan Tina. Tak sabar rasanya hendak mencicipi itu semua.
Namun mata Tina tertumbuk pada sudut ruangan. Ada yang berubah di sana. Ada pohon besar yang terbuat dari plastik.
“Baru ya, Bu?” tanya Tina sambil menunjuk pohon di sudut ruangan.
“Iya. Ayah yang membuatnya,” kata Ibu.
“Kok Tina tidak tahu?”
“Kan kau tertidur tadi,” kata Ayah.
“Pohon Ramadhan. Apa maksudnya?” Tina membaca tulisan yang ada di pohon besar itu.
“Iya, itu pohon Ramadhan. Hadiah untuk Tina,” kata Ayah.
Ramadhan kok dapat hadiah pohon. Aneh deh, Tina nyengir. Bukannya ngasih hadiah buku-buku ngaji atau apa gitu yang berhubungan dengan bulan puasa.
“Dan hari ini pohon Ramadhan telah berbuah,” kata Ibu tersenyum.
“Berbuah?” kening Tina berkerut. “Itu kan pohon plastik, Ibu. Bagaimana bisa berbuah?”
“Bisa. Ini buahnya,” Ibu mengeluarkan sebuah apel plastik yang berwarna merah merona.
Mata Tina tertuju pada buah apel yang dipegang Ibu. Ada namanya di sana.
“Pohon ini berbuah karena Tina sudah berpuasa dengan baik hari ini. Untuk puasa Tina mendapatkan buah Apel merah. Untuk shalat Tina mendapatkan apel berwarna kuning. Selain itu masih banyak buah apel yang lainnya. Tina mau semua buah apel ini?” Ibu mengeluarkan sekantung buah apel plastik yang berwarna-warni.
Tina tertegun mengamati buah apel yang dipegang Ibu.
“Nanti di akhir Ramadhan Tina bisa tukarkan buah-buah ini dengan hadiah dari Ayah dan Ibu,” kata Ayah tersenyum. “Sekarang Tina bisa menggantung buah apel ini di pohon Ramadhan.”
Sekarang Tina mengerti. Dengan senang hati diterimanya buah apel dari tangan Ibu. Buah di pohon Ramadhan ini akan semakin bertambah seiring dengan kebaikan yang Tina lakukan. Tina menjadi bersemangat. Ia berjanji akan mengisi pohon Ramadhan itu dengan buah kebaikan sebanyak-banyaknya.
***
Ayo Semangat...
Baca Selengkapnya....!
Senin, 30 Juni 2014
KOMPETISI MENULIS TULIS NUSANTARA 2014

Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia kembali menyelenggarakan Kompetisi Menulis Tulis Nusantara 2014 dengan tema:
“Menjelajah Inspirasi Kearifan Budaya Indonesia” serta Workshop Menulis - 12 Kota di Indonesia.
Kategori penulisan: Novel | Cerpen Fiksi | Non-Fiksi | Puisi
Cara Berpartisipasi:
Ketentuan:
A. Menulis sesuai tema Menjelajah Inspirasi Kearifan Budaya Indonesia” dalam bentuk Novel (Fiksi), Cerpen (Fiksi), Non-Fiksi, dan Puisi yang memotivasi pembaca untuk mengetahui lebih banyak tentang keragaman di Indonesia dan mempromosikan Indonesia baik ke dalam maupun luar negeri.
B. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia. Diketik rapi dengan komputer dengan format file Microsoft Word (.doc). Terdapat 4 Kategori Karya:
- Kategori Novel: panjang antara 100-150 halaman A4, spasi 1, font: Times News Roman 12. Sertakan sinopsis lengkap maksimal 2 (halaman A4), margin by default.
- Kategori Cerpen (fiksi) dan Non-Fiksi: panjang tulisan 5-10 halaman A4 dengan spasi 1, Font Times New Roman, ukuran 12 pt, margin by default.
- Kategori Puisi: panjang tulisan 1-5 halaman A4 dengan spasi 1, Font: Times New Roman, ukuran 12 pt, margin by default.
C. Dalam pengiriman naskah, mohon memperhatikan ketentuan berikut:
- Email berisi 2 lampiran file (Khusus untuk kategori novel ada 3 lampiran, plus file sinopsis naskah), diantaranya: a. Formulir Pendaftaran dan surat pernyataan (Download di sini: http://goo.gl/OKxBWI ; b. Naskah Lomba; c. Sinopsis Naskah (Khusus kategori Novel)
- Pada judul email diisi dengan format: [Kategori] - [Judul tulisan] - [Nama Lengkap Peserta]; Contoh: Non-Fiksi - Cerita dari Pematang Siantar - Oki Zulkifli. Perhatikan: Satu email hanya untuk satu kategori naskah.
- Pada bagian isi email diisi dengan judul naskah.
- Dikirim via email ke: tulisnusantara@gmail.com.
D. Follow Twitter @tulisnusantara. Kemudian mention @tulisnusantara serta twit sinopsis naskah Anda yang telah dikirim dengan menggunakan tagar (hashtag): #TulisNusantara (Jumlah twit bebas)*
E. Periode lomba: ditutup hingga Senin 7 Juli 2014, naskah diterima paling lambat jam 23:59 WIB.
F. Untuk mengikuti kompetisi ini tidak dipungut biaya, GRATIS!
G. Pengumuman pemenang & penyerahan hadiah, akan dilakukan pada acara 'Awarding Night'.
SYARAT UMUM:
A. Peserta adalah warga negara Indonesia
B. Usia peserta dibatasi minimal SMU/Sederajat.
C. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia
D. Naskah harus karya asli (sebagian atau seluruhnya), juga bukan terjemahan atau saduran
E. Naskah belum pernah dipublikasikan di media cetak, elektronik dan online dan tidak sedang diikutsertakan sayembara lain.
F. Peserta diperbolehkan mengirimkan maksimal 1 naskah terbaiknya untuk setiap kategori.
G. Naskah yang dikirim menjadi milik panitia penyelenggara, dengan hak cipta tetap pada penulis.
H. Hak untuk mempublikasi tulisan ada di penyelenggara kompetisi.
I. Naskah yang tidak sesuai dengan persyaratan tidak akan disertakan dalam proses penjurian.
J. Dewan juri akan memilih naskah terbaik untuk masing-masing kategori yang akan dibukukan dalam buku antologi pemenang.
K. Penyelenggara kompetisi berhak mengganti judul dan menyunting, tanpa mengubah isi.
L. Keputusan juri mengikat, tidak dapat diganggu gugat, dan tidak ada surat menyurat.
HADIAH LOMBA:
A. Writing Gataway ke Beijing, China plus akomodasi, untuk: Juara 1 Novel, Juara 1 cerpen fiksi, dan juara 1 non-fiksi
B. Uang tunai 12,5 juta Rupiah, untuk: Juara 1 Puisi.
C. Uang tunai 10 juta Rupiah, untuk: Juara 2 Novel, juara 2 cerpen fiksi, juara 2 non-fiksi, juara 2 puisi.
D. Uang tunai 7,5 juta Rupiah, untuk: Juara 3 Novel, juara 3 cerpen fiksi, juara 3 non-fiksi dan juara 3 puisi.
- Publikasi 1 buku Novel terbaik pada penerbit terkemuka
Untuk informasi: Follow: @tulisnusantara. Baca Selengkapnya....!
Selasa, 10 Juni 2014
Peluang Menulis
PUNYA NASKAH ANAK DAN REMAJA
DAN INGIN JADI PENULIS TERKENAL?

Kami menantang kamu menghasilkan naskah anak dan remaja yang orisinal, keren, dan unik serta wujudkan mimpimu menjadi penulis top dengan tema-tema berikut.
KATEGORI ANAK
Kategori Fiksi:
• Akidah Islam
• Akhlak Islam
• Petualangan
• Persahabatan
• Keluarga
• Hobi/kesenangan
Kategori Non-Fiksi:
• Akidah Islam
• Akhlak Islam
• Persahabatan
• Keluarga
• Hobi/kesenangan
• Keterampilan hidup (life skill)
• Kreativitas anak
• Pengetahuan/sains
• Referensi (kamus, ensiklopedia, buku pintar)
KATEGORI REMAJA
Fiksi
• Novel bergenre romance (romance murni, romance inspirasi, dan romance komedi)
• Novel fiksi sejarah, horor, inpiratif
• Panjang naskah 90-150 halaman A4, spasi 1, Times News Roman 12
Komik
• Komik bergenre komedi/inspirasi
• Tebal minimal 160 hlm
Buku Komedi
• Naskah bergenre komedi, umumnya based on profesi, pengalaman, atau sisi lain
• Panjang naskah 70-150 halaman A4, spasi 1, Times News Roman 12
Kriteria naskah:
1. Naskah merupakan karya orisinal, bukan terjemahan, saduran, atau jiplakan.
2.Memiliki cerita yang unik dan nggak pasaran.
4.Naskah ditulis dengan logis dan sistematis.
5.Memiliki peluang pasar (marketabilitas) yang bagus.
Prosedur Pengajuan Naskah:
1. Surat pengantar.
2. Sinopsis.
2. CV (Daftar Riwayat Hidup) dengan alamat lengkap nomor telepon yang dapat dihubungi.
3. Keseluruhan isi naskah.
4. Naskah boleh dikirim secara softcopy (via e-mail) ataupun hardcopy (pos) ke:
E-mail: nur.ihsan@puspa-swara.com
Pos : Redaksi Puspa Swara
a.n. Nur Ihsan
Perumahan Jati Jajar Blok D12 No.1 Cimanggis Jawa Barat 16452
Sumber: dari sini Baca Selengkapnya....!
DAN INGIN JADI PENULIS TERKENAL?

Kami menantang kamu menghasilkan naskah anak dan remaja yang orisinal, keren, dan unik serta wujudkan mimpimu menjadi penulis top dengan tema-tema berikut.
KATEGORI ANAK
Kategori Fiksi:
• Akidah Islam
• Akhlak Islam
• Petualangan
• Persahabatan
• Keluarga
• Hobi/kesenangan
Kategori Non-Fiksi:
• Akidah Islam
• Akhlak Islam
• Persahabatan
• Keluarga
• Hobi/kesenangan
• Keterampilan hidup (life skill)
• Kreativitas anak
• Pengetahuan/sains
• Referensi (kamus, ensiklopedia, buku pintar)
KATEGORI REMAJA
Fiksi
• Novel bergenre romance (romance murni, romance inspirasi, dan romance komedi)
• Novel fiksi sejarah, horor, inpiratif
• Panjang naskah 90-150 halaman A4, spasi 1, Times News Roman 12
Komik
• Komik bergenre komedi/inspirasi
• Tebal minimal 160 hlm
Buku Komedi
• Naskah bergenre komedi, umumnya based on profesi, pengalaman, atau sisi lain
• Panjang naskah 70-150 halaman A4, spasi 1, Times News Roman 12
Kriteria naskah:
1. Naskah merupakan karya orisinal, bukan terjemahan, saduran, atau jiplakan.
2.Memiliki cerita yang unik dan nggak pasaran.
4.Naskah ditulis dengan logis dan sistematis.
5.Memiliki peluang pasar (marketabilitas) yang bagus.
Prosedur Pengajuan Naskah:
1. Surat pengantar.
2. Sinopsis.
2. CV (Daftar Riwayat Hidup) dengan alamat lengkap nomor telepon yang dapat dihubungi.
3. Keseluruhan isi naskah.
4. Naskah boleh dikirim secara softcopy (via e-mail) ataupun hardcopy (pos) ke:
E-mail: nur.ihsan@puspa-swara.com
Pos : Redaksi Puspa Swara
a.n. Nur Ihsan
Perumahan Jati Jajar Blok D12 No.1 Cimanggis Jawa Barat 16452
Sumber: dari sini Baca Selengkapnya....!
Senin, 09 Juni 2014
Belajar Asyik dengan Abaca Flash Card

Mengapa anak susah membedakan huruf b dengan d?
Itulah salah satu alasan mengapa beberapa ilmuwan syaraf (otak) berpendapat bahwa bayi tidak dapat diajari membaca sebelum usia tertentu. Sebagian ilmuwan ada yang berpendapat bahwa proses membaca bisa dikenalkan pada usia 3 tahun, tapi sebagian yang lain berpendapat bahwa usia terbaik itu ketika sudah TK atau sekitar 4 atau 5 tahun. Yang jelas tidak ada satu pun ilmuwan syaraf yang meneliti otak anak selama bertahun2 yang berpendapat bahwa bayi bisa belajar membaca.
Sandra Aamodth, seorang pimpinan redaksi jurnal ilmiah ttg syaraf terkemuka, Nature Neuroscience, menyatakan bahwa ada sebuah area dalam otak yang amat penting dalam proses belajar membaca. Wilayah ini aktif ketika seseorang ditunjukkan kata seperti “cat” dll atau bentuk huruf lain yang berbeda akan tetap membentuk kata. Biasanya pada usia 3th bagian otak ini mampu membedakan mana yang disebut gambar dan mana yg disebut tulisan (huruf). Contoh, silahkan Anda mengetes anak usia 3th dengan bertanya, "apakah ini gambar?" sambil menunjuk huruf arab atau cina (huruf yg belum pernah mereka pelajari), hampir bs dpastikan mereka akan menjawab itu bukan gambar dan mengetahui itu tulisan. Dari mana informasi tsb mrk dapat? Yah itulah hebatnya manusia, yang punya tugas mencari pola, meskipun polanya tidak selalu sama persis tapi masih bisa diidentifikasi pada level tertentu.
Ternyata perjalanan memahami huruf itu rumit, karena meskipun sebuah pola sudah ditangkap, ada hal lain yang masih membutuhkan kematangan otak untuk memahaminya.
Pengenalan bentuk kata dipelajari lewat pengalaman, sebagai contoh bayi memahami bahwa yg disebut kucing itu yang bentuknya spt itu. Jika dilihat dari arah manapun kucing tetap dapat diidentifikasi. Hal ini mirip dengan bayangan manusia di cermin. Otak mengetahui bahwa orang yang berdiri di depan cermin adalah sama dg orang yg berada di dalam cermin. Begitu juga bayi, ketika mengamati ibunya. Dilihat dari sudut pandang manapun, entah itu dari samping atau dari atas, bayi tetap mengenali ibunya atau org yg srg berinteraksi dengannya.
Fenomena huruf b dan d itu mirip dengan bayangan cermiin. Hampir semua anak kecil belum mampu berfikir jika karakteristik benda dan simbol (huruf) itu berbeda, anak2 menganggap bahwa b dan d sama saja, sama seperti pantulan bayangan di cermin. Coba Anda tuliskan huruf “b” lalu berdirilah di cermin, huruf “b” yg Anda tulis berubah menjadi “d” di dalam cermin.
Inilah yg menjadi alasan bbrp ilmuwan bersikeras bahwa belajar membaca baru bisa dikenalkan ketika usia TK karena kesulitan2 anak mengenali sesuatu yang abstrak . Dan menariknya, kesulitan identifikasi huruf yang mirip ini akan hilang dg sendirinya ketika anak menginjak usia 7 tahun meskipun Anda jarang meluruskan kesalahan mereka itu.
Itulah sebabnya ABACA flashcard lebih unggul dibanding flashcard lain disebabkan memetakan kesulitan-kesulitan anak dalam belajar membaca. Sehingga Anda akan menemukan bahwa suku kata “ba” berada di box 1, dan “da” ada di box 2. Semua huruf mirip dipisahkan dalam box2nya agar lebih mudah diidentifikasi.
Ujicoba yang pernah dilakukan, anak2 yg telah hafal box 1 sebesar 100% akan bs menyebutkan huruf2 spt b dan d tanpa kesalahan. Dan ketika anak2 ini diuji dengan tulisan "qa" mereka akan spontan menjawab, "Itu kebalikan "pa" ya?" karena mereka sudah mengenal "pa" sblm "qa" diajarkan.
Semua pengklasifikasian yang ada pada ABACA membantu anak meminimalisir kesulitan menghafal huruf atau suku kata. Jadi untuk meminimalisir kerancuan tadi, ketika Anda mengajari anak Anda mk perlu melakukan tes kesiapan terlebih dahulu (*baca cara mengetes kesiapan anak pada artikel abaca yg lain), dan tidak melanjutkan ke box berikutnya jika huruf2 yang memiliki kemiripan belum dihafal.
Tidak dapat dipungkiri, meskipun sebagian ilmuwan berpendapat anak2 baru bisa belajar membaca di usia TK, akan tetapi sebagian llmuwan juga menyadari bahwa pada beberapa anak memang ditemukan apa yang disebut sebagai early fluent reader, atau pembaca lancar usia dini.
Sebagian anak2 dengan kategori ini dapat mengidentifikassi simbol (huruf) di usia yg sangat dini, misal 2tahun. Berikut testimoni Raka, usia baru 2 tahun tetapi progresnya luar biasa. Raka bs dikategorikan sebagai Early Fluent Reader karena usia baru 2th tapi dapat mengidentifikasi 12 suku kata HANYA dalam waktu 6 kali pertemuan saja. Berikut testimoni keren Ibu Andhika di Semarang, semoga terinspirasi.
Salam manis buat putra putri Anda
Diena Ulfaty
Produsen dan Owner ABACA Flashcard
Pemesanan hubungi Sri Wahyuti 085867486151/082220228355
Abaca seri 1 Rp45.000
Abaca seri 2 Rp45.000
Abaca seri 3 Rp55.900
Abaca English series Rp47.000
Abaca Hijaiyah Rp55.900
Harga belum termasuk ongkir
Reseller and agen welcome....
Baca Selengkapnya....!
Langganan:
Postingan (Atom)