Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Minggu, 15 Januari 2017

Permainan Sepanjang Masa

"PERMAINAN SEPANJANG MASA"


Waktu kecil dulu aku suka maiiin ....


Widi : "Maen bola bekel, lompat tali, angklek model pesawat (ga tau bahasa Indonesia-nya) πŸ˜‚πŸ˜‚"


Rovi : "Bola bekel, lompat tali, petak umpet, gobag sodor, dakon, hehee ... buanyaaak!"

Rovi (lagi) : "Kelereng sama layang-layang juga suka saya, soalnya punya kakak laki-laki 3 orang jadi ikut-ikutan πŸ˜„"


Sri : "Dakon, bekelan, kasti, galah asin, sunda mandah, ular tangga! πŸ˜„"


Onie : "Main sipak tekong (semacam petak umpet). Main yeye (lompat pake karet gelang yang dijalin itu lho), suka kesel, soalnya sering jadi anak bawang alias gak dianggep, wkkwkw. Main layangan πŸ˜‚ paling seru kalo layangan putus. Ngejar sampe ke kubah masjid."


Ini yang lagi curcol para emak, Bunda.


Mendengar permainan yang mereka sebutkan angan jadi melayang ke era permainan 80-an, saat di mana anak-anak belum tafakur ke gadget.

Berkejaran dengan riang di tanah yang lapang atau main petak umpet di gang sempit tak pernah jadi masalah. Main halma, ludo, ular tangga, atau monopoli dengan teman, saudara atau keluarga sambil menikmati cemilan sore yang dibuat ibu selalu menjadi hal yang ditunggu-tunggu. Permainan murah meriah tapi rasanya begitu mewah saat bisa langsung bertatap muka, pelototan mata, nangis pas kalah, baikan lagi pas diajak main, menunjukkan segala macam ekspresi yang dirasakan dengan bebas.


Ya, bebas tanpa paksaan, tanpa banyak aturan, itulah sejatinya permainan. Kemanakah moment seperti itu hendak dicari saat ini?


Percayakah Bunda bahwa, "Permainan membuat anak semakin cerdas?"*


Para ahli berpendapat, "Permainan berdampak positif pada perkembangan otak depan. Kurangnya permainan pada anak berdampak pada penundaan kematangan otak." (Dr. Jaak Paanksepp dan Nikki Gordon)


Pas dengan konsep tersebut, kini Abaca Flashcard hadir untuk Bunda dan si kecil di rumah sebagai media edukatif yang mengedepankan PERMAINAN sambil belajar membaca, english, dan ngaji.

Terkesan kuno atau jadul, kah, jika kemudian Abaca ingin menghadirkan permainan versi tahun 80-an di jaman modern seperti sekarang ini?


Insya AllΓ’h tidak, Bunda. Yang diusung Abaca adalah bagaimana agar anak dan orang tua atau guru bermain sambil belajar secara interaktif (ada hubungan timbal balik antara ortu/guru pendamping dengan anak/murid), tidak sendiri layaknya dengan gadget. Melibatkan banyak indera, selayaknya permainan tahun 80-an dulu. Bersoraklah ketika mendapatkan es krim yang banyak. Terkejutlah saat mendapatkan kartu dinamit. Meringislah jika masuk lubang jebakan.


Biarkan anak-anak berimajinasi dengan pion es krimnya, dengan misteri si stroberi, dengan harta karun di peternakan sambil menebak suku kata agar kelak bisa membaca. Biarkan anak-anak main jual-jualan mobil dan kue-kuean sambil memahami kosa kata english seperti dulu emak pernah main pecel-pecelan dengan merontokkan dedaunan atau bunga dari tanaman yang dipelihara ibu. Biarkan anak menjelajah dengan prajurit donat dan pepi si permen pizza sambil melafal huruf hijaiyyah berharap kelak mereka cinta mengaji.


Bebaskan ekspresi dengan permainan, dengan demikian pelajaran lebih mudah dipahamkan.


Kelak, siapa tahu, kemudian Abaca dikenal pula sebagai "Permainan Sepanjang Masa" yang mencerdaskan anak bangsa dengan penuh bahagia, seperti permainan tahun 80-an yang dimainkan para emak ini dulu. πŸ˜‰


Siap bermain dan mengenal Abaca, Bunda?

Dia ada di sekitar, Bunda πŸ˜„ ayooo cariiiii akuuu!


Salam hangat dan selamat bermain 😍

#LaskarAbaca19


*katalog Abaca hlm. 38


Informasi dan Pemesanan
SMS/WA Sri Wahyuti 085867486151

Tidak ada komentar:

Posting Komentar