Si Unyil dan kawan-kawan |
Sandiwara yang tayang di TVRI setiap hari Minggu itu merupakan tontonan yang sangat pavorit. Selain pada saat itu belum ada gadget macam sekarang, juga TVRI baru meruapakan satu-satunya TV yang mengudara di Indonesia. Aku ingat saat itu televisi masih hitam putih. Namun pesona Si Unyil ciptaan Pak Raden atau Drs. Suyadi cukup menyita perhatian. Masa kecilku dilalui bersama si Unyil. Dengan aneka nilai kebajikan yang disampaikan di drama sandiwara boneka itu.
Drs. Suyadi, kreator boneka si Unyil |
Hom pim pah, alaikum gambreng, Unyil kucing. Dan boneka-boneka lucu itupun berlarian mencari tempat persembunyian. Selain Unyil, Ucrit, Usrok, Cuplis, Melani, Bu Bariyah, Pak Lurah, dan tetnu saja tak lupa duo Ogah dan Ableh. Konon tokoh Pak Ogah yang terkenal dengan kalimat “Cepek dulu, den,” dicipta Pak Raden karena bentuk kepala dari pemeran Pak Ogah. Jadi karakter antara Pak Ogah dalam sandiwara boneka mirip dengan pemerannya.
Tak ayal film itu sangat sukses. Namun kesuksesan itu rupanya tidak berimbas baik pada peciptanya. Karena konon hak cipta dari boneka legenda itu dialihkan ke PFN, sehingga si Unyil diakui sebagai aset negara. Dan bapaknya si Unyil itu pun hidup dalam kekurangan.
Kini, bapaknya si Unyil itu telah tiada. Pada hari Jum’at tanggal 30 Oktober kemarin Drs. Suyadi atau Pak Raden telah berpulang ke rahmatullah dalam usia 82 tahun. Beliau menderita sakit radang paru-paru.
Selamat jalan Pak Raden, Bapak tidak akan pernah bisa tergantikan. Semoga Allah memberikan tempat terbaik untuk Bapak. Selamat Jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar