Masih ingat tentang cerita “The Lovely Trembesi” beberapa waktu lalu? Sekarang pohon-pohon trembesi itu sudah cukup besar. Teduh menaungi jalan. Sehingga kalau berkendara sepanjang Demak-Kudus tidak begitu kepanasan. Udara semilir yang berhembus diantara rimbunnya dedaunan juga kian menyegarkan.
Sedangkan efeknya buat tempat tinggalku cukuplah terasakan. Udara tidak lagi pengap seperti dulu. Aku tidak tahu apa itu pengaruh dari semakin tumbuhnya trembesi di dekat rumahku. Kita tahu kan, polusi udara yang dihasilkan oleh emisi kendaraan sangat berbahaya bagi kesehatan.
Gas buangan semacam Karbondioksida, karbon monoksida, timbal dan segala macamnya itu jika terhirup oleh manusia lama kelamaan akan menimbulkan bermacam penyakit seperti meningkatnya kegelisahan, iritasi mata, bronkitis kronik (menahun), penyakit jantung, dan masih banyak lagi. Sedangkan bagi balita yang banyak menghirup udara kotor begitu juga rentan terkena penyakit pernafasan seperti penyakit flek. Mengerikan ya.
Semakin bertambahnya jumlah penduduk juga dibarengi dengan bertambahnya kendaraan bermotor. Sekarang ini tiap pagi kepadatan kendaraan bermotor di tempatku tak ubahnya seperti di kota besar saja. Para pekerja dan anak sekolahan, entah itu memiliki SIM atau tidak, lebih memilih menggunakan kendaraan bermotor sebagai sarana tranportasinya. Dan jumlahnya meningkat tajam dibandingkan dengan tahun lalu.
Mungkin mahalnya biaya transportasi memaksa anak-anak SMA itu menggunakan sepeda motor untuk ke sekolah. Selain lebih cepat sampai, juga lebih irit. Seandainya pemerintah mampu menciptakan alat transportasi yang lebih murah dan aman, ya.
Tapi aku salut juga dengan anak-anak SMP sekarang yang rumahnya dekat perbatasan. Daripada naik angkot mereka lebih memilih bersepeda ramai-ramai ke sekolah. Aku sering melewati mereka. Salut untuk anak-anak itu. Jadinya juga berandai-andai kalau saja pemerintah kabupaten Demak mau memberikan fasilitas jalur khusus untuk sepeda, tentu akan lebih menyenangkan. Biar anak-anak itu lebih terjamin keamanannya.
Kembali pada si trembesi. Kendati tidak serta merta mampu mengatasi masalah pencemaran udara, namun kehadiran mereka sangatlah berarti. Melihat mereka kian tumbuh besar hati serasa senang. Mudah-mudahan mereka akan tetap lestari di sana. Menjadi pengontrol bagi udara yang kian terolusi. Terima kasih trembesi.
Bagus mbak,perlu ksadaran kita bersama menjaga pohon2 penaung jalanan,....
BalasHapusmakanya kami pernah nyabutin banner2 liar yg dipaku di pinggir jalan raya....
Iya, sayang sekali ya. Kan enak kalau jalanan jadi teduh. Siip dentis, namanya susah banget diucapin. :)
Hapus