Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Senin, 23 April 2012

KOLAM TERATAI YANG INDAH



Tiap kali bepergian ke daerah Kudus saat sampai di pasar Karanganyar, ada kolam teratai yang luar biasa indah. Kolam itu hanyalah sebuah kolam biasa. Akan tetapi teratai yang tumbuh di dalamnya begitu mempesona. Merah menyala saat mekar. Sungguh luar biasa indah.

Aku tidak bisa melewatkan pemandangan itu tiap kali lewat di sana. Sampai kepikiran mau berhenti dan mengambilnya untuk ditaruh di kolam ikan depan rumah saking senengnya. Akan tetapi suami keberatan, jadinya ya dinikmati saja.

Sayang juga pas lewat di sana nggak sempat ambil fotonya. Selama ini hanya sering ketemu teratai berwarna putih di sepanjang sungai kalau ke tempat mertua. Akan tetapi yang satu ini warnanya merah mempesona. Merah darah.

Teratai (Nymphaea sp.) disebut juga bunga lotus, padma, seroja atau pun water lily benar-benar tanaman air yang mempesona. Hal ini dikarenakan sosoknya yang anggun, indah, alami , dan eksotis sekaligus menyejukkan pandangan.



Selain indah, teratai menyesuaikan diri terhadap tempat hidupnya dengan cara yang unik. Teratai hidup di daerah penuh air dan dapat mengapung di permukaan air. Biasa ditemukan dipermukaan air yang tenang seperti kolam dan danau. Daun teratai tipis dan lebar, berbentuk bundar atau oval. Bentuk daun ini sangat membantu mempercepat proses penguapan. Permukaan daun tidak mengandung lapisan lilin sehingga air yang jatuh kepermukaan daun tidak membentuk butiran air. Yang menakjubkan, kendati teratai hidup di tempat perairan yang kotor, tetapi bunganya tetap indah.

Bunga teratai memiliki bermacam warna. Mulai dari putih bersih, merah jambu, ungu, sampai merah darah seperti yang tumbuh di kolam dekat pasar Karanganyar Demak.

Selain itu ada jenis teratai yang daunnya sangat lebar. Kalo teratai biasa hanya berkisar sekitar lebar telapak tangan orang dewasa hingga 30 cm, maka daun teratai raksasa ini tampil menawan dengan ukuran yang cukup besar. Teratai raksasa ini berasal dari Amazon dengan nama latin Victoria amazonica. Diameter daun teratai raksasa ini dapat mencapai 1,5 meter. Bunga teratai raksasa ini bisa dilihat di di Kebun Raya Bogor. Jadi tak perlu jauh-jauh ke Amazon bila ingin melihatnya.

Ada banyak falsafah tentang kehidupan bunga yang dianggap suci oleh rakyat negeri timur ini. Yakni kendati hidup di tempat yang kotor bunga teratai tetap bersih, daunnya yang mengambang di air tidak akan kotor oleh air kotor di sekitarnya. Kuncup bunganya yang mengarah ke atas melambangkan kekuatan yang membubung ke atas.

Jadi kalau kebetulan berkendara menuju daerah Kudus dan melewati pasar Karanganyar jangan lupa menengok ke arah utara. Di sana ada kolam dengan banyak tumbuhan teratai merah dengan bunganya yang sangat menawan.



Foto diambil dari sini Baca Selengkapnya....!

Selasa, 17 April 2012

Menulis Buku Pengayaan

Dipetik dari Blog Pak Suherli Kusmana. Mudah-mudahan bermanfaat sebagai masukan sebelum mencoba menulis naskah buku pengayaan yang baik.


Menulis Buku Pengayaan

oleh: Dr. H. Suherli, M.Pd.

1. Pendahuluan

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Adapun fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Fokusmedia, 2003).
Pendidikan akan berhasil jika peserta didik mengalami perubahan ke arah positif dalam berbagai aspek. Buku akan sangat membantu dalam pencapaian perubahan ini. Oleh karena itu, cukup beralasan apabila pemerintah dan semua pihak dapat mengembangkan pengadaan buku, baik buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi. Untuk keperluan ini diperlukan langkah-langkah pengendalian dan pemantauan agar keberadaanya benar-benar dapat membantu peningkatan mutu pendidikan serta sekaligus merupakan sarana yang efektif dalam mencapai tujuan pendidikan. Hal ini sejalan dengan Permendiknas Nomor 11/2005 Pasal 2 yang intinya menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, selain menggunakan buku teks pelajaran sebagai acuan wajib, guru dapat menggunakan buku pengayaan dalam proses pembelajaran dan menganjurkan peserta didik membacanya untuk menambah pengetahuan dan wawasan (Pusat Perbukuan Depdiknas, 2005:3).
Buku pengayaan di masyarakat sering dikenal dengan istilah buku bacaan atau buku kepustakaan. Buku ini dimaksudkan untuk memperkaya wawasan, pengalaman, dan pengetahuan pembacanya. Buku pengayaan diartikan sebagai buku yang memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan ipteks dan keterampilan; membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya. Buku ini dapat menjadi bacaan bagi peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya. Adapun karakteristik buku pengayaan adalah (1) Materi dapat bersifat kenyataan atau rekaan; (2) Pengembangan materi tidak terkait langsung dengan kurikulum atau kerangka dasarnya; (3) Materi disajikan secara popular atau teknik lain yang inovatif; (4) Penyajian materi dapat berbentuk deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, puisi, dialog, dan/atau menggunakan penyajian gambar; (5) Penggunaan media bahasa atau gambar dilakukan secara inovatif dan kreatif.

2. Jenis-jenis Buku Pengayaan

Berdasarkan dominasi materi/isi yang disajikan di dalamnya, buku pengayaan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu kelompok buku pengayaan: (1) pengetahuan, (2) keterampilan, dan (3) kepribadian. Setiap jenis buku pengayaan kadang-kadang sulit dibedakan, namun jika dikaji berdasarkan materi/isi yang mendominasi di dalamnya maka dapat ditetapkan ke dalam salah satu jenis buku pengayaan.

Buku pengayaan pengetahuan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, dan menambah kekayaan wawasan akademik pembacanya. Adapun ciri-ciri buku pengayaan pengetahuan adalah:
1) Materi/isi buku bersifat kenyataan;
2) Pengembangan isi tulisan tidak terikat pada kurikulum;
3) Pengembangan materi bertumpu pada perkembangan ilmu terkait; dan
4) Bentuk penyajian berupa deskriptif dan dapat disertai gambar;
5) Penyajian isi buku dilakukan secara popular.

Contoh judul buku pengayaan pengetahuan adalah:
§ Tanaman Obat Penyembuh Ajaib karya Herminia de Guzman-Ladion.
§ Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis karya Eddy Prahasta.
§ Pemugaran Candi Tikus karya Sri Sugiyanti, dkk.
§ Tumbuhan Berkhasiat karya Dadi Gundayana

Buku pengayaan keterampilan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya penguasaan keterampilan bidang tertentu. Adapun ciri-ciri buku pengayaan keterampilan adalah:
1) Materi/isi buku mengembangkan keterampilan yang bersifat faktual;
2) Materi/isi buku berupa prosedur melakukan suatu jenis keterampilan;
3) Penyajian materi dilakukan secara prosedural
4) Bentuk penyajian dapat berupa narasi atau deskripsi yang dilengkapi gambar/ilustrasi.
5) Bahasa yang digunakan bersifat teknis.

Contoh judul buku pengayaan keterampilan adalah:
§ Membuat Mesin Tetas Elektronik karya Kelly S.
§ Budidaya Ayam Bangkok karya Dudung Abdul Muslim.
§ Petunjuk Perawatan Anggrek karya Hadi Iswanto.
§ Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan karya Ny. Rusina S. Pamuntjak.

Buku pengayaan kepribadian adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya kepribadian atau pengalaman batin seseorang. Adapun ciri-ciri buku pengayaan kepribadian adalah:
1) Materi/isi buku dapat bersifat faktual atau rekaan;
2) Materi/isi buku meningkatkan dan memperkaya kualitas kepribadian atau pengalaman batin;
3) Penyajian materi/isi buku dapat berupa narasi, deskripsi, puisi, dialog atau gambar;
4) Bahasa yang digunakan bersifat figuratif.

Contoh judul buku pengayaan kepribadian:
Layar Terkembang karya St. Takdir Alisyahbana.
Merakit dan Membina Keluarga Bahagia karya W. Jay Batra dkk.
Mendidik Anak dalam Keluarga Masa Kini karya R.I. Suhartin C.
Membangun Kreativitas karya Anna Craft.
Dicabik Benci dan Cinta 2 karya Marga T.
Pedang Raja karya Yaseoulrok.
Blues untuk Bonie karya W.S. Rendra

Dengan memahami jenis-jenis buku pengayaan sebagaimana diungkapkan, seorang penulis dapat memilah fokus penulisan buku pengayaan. Apabila penulis hanya ingin menyajikan informasi tentang sesuatu hal, maka tulisan yang disajikannya termasuk ke dalam pengayaan pengetahuan. Apabila penulis, selain menyampaikan informasi ia ingin agar pembaca melakukan kegiatan atau keterampilan tertentu maka tulisan yang disajikannya termasuk ke dalam pengayaan keterampilan. Jika penulis selain menyampaikan informasi namun berharap terdapat dampak pada perubahan kepribadian pembaca atau dapat “menyentuh” psikhis pembaca maka tulisan yang dibuatnya adalah pengayaan kepribadian. Namun, ketiga jenis tulisan ini dapat memperkaya pembaca sehingga dinamakan buku pengayaan.

Berdasarkan ilustrasi di atas dapat dinyatakan bahwa seorang penulis dengan mengusung topik tertentu, mungkin saja tulisannya menjadi jenis pengayaan pengetahuan dan mungkin pula menjadi tulisan pengayaan keterampilan. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa jika seorang penulis akan mengangkat topik “Jagung Hibrida”, tulisannya mengupas secara faktual tentang ilmu pengetahuan atau teknologi yang berhubungan dengan jagung hibrida, maka tulisannya berupa pengayaan pengetahuan. Namun, jika tulisannya mengupas cara bertanam jagung hibrida maka tulisannya itu termasuk ke dalam jenis pengayaan keterampilan. Demikian pula jika jagung hibrida ditulis dalam bentuk cerita rekaan atau kisah nyata yang dapat memperkaya pengalaman batin atau psikhis pembaca maka tulisannya itu termasuk ke dalam jenis pengayaan kepribadian.

3. Teknik Menulis Buku Pengayaan

Buku pengayaan merupakan buku yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan ipteks, keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya. Buku jenis ini tidak semata-mata dimaksudkan hanya untuk peserta didik (siswa) namun dapat pula digunakan oleh pihak lain atau masyarakat pada umumnya. Buku pengayaan dapat digunakan guru dalam memperkaya hasil proses pembelajaran dan guru dapat menganjurkan peserta didik untuk membaca buku-buku jenis ini.

Keberagaman jenis buku ini masih sangat sedikit. Untuk itu sangat diperlukan pembinaan kepada para penulis atau para guru yang berminat menulis buku pengayaan. Untuk dapat menulis buku pengayaan diperlukan pengenalan teknik penulisan yang handal agar dapat meningkatkan kualitas buku tersebut dan hasilnya berfungsi sebagai pengaya bagi peserta didik.

Sesuai dengan fungsinya sebagai buku pengayaan dalam proses pembelajaran di sekolah (SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK), penulis buku pengayaan harus memerhatikan tiga aspek, yaitu yang berkaitan dengan materi/isi buku, penyajian materi/isi, kaidah bahasa atau ilustrasi yang digunakan, dan aspek grafika suatu buku yang layak untuk digunakan di sekolah.


3.1 Aspek Materi/Isi Buku

Dalam menulis buku pengayaan (baik pengetahuan, keterampilan, maupun kepribadian) harus memerhatikan tiga kriteria pokok, yaitu:
(1) Memiliki kesesuaian dengan tujuan pendidikan;
(2) Menyesuaikan dengan perkembangan ilmu;
(3) Mengembangkan kemampuan bernalar.

Ketiga kriteria ini harus terpenuhi dalam mengusung materi atau isi buku pengayaan. Buku pengayaan dapat digunakan untuk mendidik pembaca dalam rangka mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kriteria pertama, “memiliki kesesuaian dengan tujuan pendidikan” dijadikan dasar karena materi buku pengayaan diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan pendidikan. Materi buku pengayaan harus sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tentu saja, kriteria ini tidak terungkap secara eksplisit dalam materi buku pengayaan melainkan materi atau isi buku tersebut memiliki kesesuaian dengan upaya pencapaian tujuan ini. Oleh karena itu, seorang penulis dapat mengusung materi dalam buku pengayaan berdasarkan indikator dari kriteria ini, yaitu materi atau isi (a) mendukung pencapaian tujuan pendidikan; (b) mengembangkan tujuan pendidikan, dan (c) tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan.

Kriteria “menyesuaikan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (Ipteks)” dimaksudkan bahwa materi buku pengayaan itu tidak bertentangan dengan perkembangan dan konsep Ipteks. Indikator dari kriteria ini adalah materi atau isi buku pengayaan itu (a) sesuai dengan kebenaran konsep keilmuan; (b) sesuai dengan perkembangan Ipteks; (c) sesuai dengan kondisi dan data mutakhir; (d) sesuai dengan kenyataan atau bersifat faktual. Apabila penulis buku pengayaan menyusun materi, maka materi yang ditulis harus sesuai dengan kebenaran konsep keilmuan, sesuai dengan perkembangan Ipteks, sesuai dengan kondisi mutakhir dan sesuai dengan kenyataan faktual.

Kriteria, “mengembangkan kemampuan bernalar” dimaksudkan bahwa materi buku pengayaan itu harus dapat mendorong pembacanya untuk bernalar atau berpikir. Indikator dari kriteria ini adalah mendorong pembaca untuk berpikir (a) kritis; (b) kreatif; dan (c) inovatif. Pada setiap lembaga pendidikan pembelajaran berpikir tidak secara khusus dilakukan sebagai mata pelajaran, melainkan diselipkan dalam kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Oleh karena itu, apabila menulis buku pengayaan, materi yang ditulis harus dapat menjalankan fungsi mengembangkan kemampuan bernalar.


1) Kriteria Khusus Materi Buku Pengayaan Pengetahuan

Aspek yang menjadi ciri khusus buku pengayaan pengetahuan adalah “mengembangkan nilai-nilai moral dan budaya”. Aspek ini dimaksudkan agar buku pengayaan pengetahuan itu dapat mengembangkan nilai-nilai moral bangsa Indonesia sebagai nilai luhur yang merupakan karakter bangsa Indonesia. Selain itu, nilai-nilai budaya bangsa Indonesia pun perlu terus dikembangkan termasuk materi yang diusung dalam buku pengayaan pengetahuan. Untuk itu, indikator dari aspek ini adalah materi buku pengayaan (a) mengembangkan nilai-nilai moral dan budaya bangsa Indonesia; (b) tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral bangsa Indonesia; dan (c) tidak bertentangan dengan nilai-nilai budaya bangsa.

2) Kriteria Khusus Materi Buku Pengayaan Keterampilan

Aspek yang harus diperhatikan sebagai ciri khusus dalam materi buku pengayaan keterampilan adalah bahwa materi:
(1) Memiliki manfaat bagi kehidupan; dan
(2) Mengembangkan kecakapan hidup.
Kedua aspek ini harus diperhatikan dalam menulis buku pengayaan keterampilan. Materi buku pengayaan keterampilan harus memiliki manfaat bagi kehidupan pembaca, khususnya bagi peserta didik. Dengan demikian, materi dalam buku jenis ini adalah keterampilan-keterampilan yang bermanfaat dalam kehidupan siswa harus terusung dalam materi buku pengayaan keterampilan. Oleh karena itu, indikator dari aspek ini adalah: (a) dapat digunakan untuk memecahkan masalah; (b) dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya; dan (c) dapat mendorong “jiwa kewirausahaan” atau berusaha untuk mencari dan melakukan sesuatu.

Materi buku pengayaan keterampilan juga harus dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skills) pembaca, terutama bagi peserta didik. Kecakapan hidup yang harus dikembangkan sebagai materi buku pengayaan keterampilan adalah kecakapan akademik, sosial, dan kejuruan. Oleh karena itu, indikator dari aspek ini adalah (a) mengembangkan kecakapan akademik; (b) mengembangkan kecakapan sosial; dan (c) mengembangkan kecakapan kejuruan atau motorik.


3) Kriteria Khusus Materi Buku Pengayaan Kepribadian

Dalam menulis buku pengayaan kepribadian, selain memenuhi tiga kriteria pokok di atas, materi dalam buku pengayaan kepribadian harus berupa materi yang dapat:
(1) Membangun mental-emosional;
(2) Membangun pribadi arif dan berwibawa; dan
(3) Mendorong sikap empati dan apresiasi.

Ketiga aspek ini menjadi pelengkap kriteria materi buku pengayaan kepribadian. Materi buku pengayaan kepribadian harus dapat membangun mental emosional pembaca, khususnya peserta didik. Dalam membangun mental-emosional pembaca melalui materi buku pengayaan kepribadian dapat dilakukan melalui uraian materi atau isi buku yang dapat mengembangkan jiwa sportif, sikap yang mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang merugikan, sikap percaya diri, dan kedewasaan diri, baik dewasa mental, spiritual, maupun emosional. Oleh karena itu, indikator dari membangun mental-emosional dalam menulis buku pengayaan kepribadian adalah materi atau isi buku yang (a) mengembangkan jiwa sportivitas; (b) sikap pengendalian diri; (c) sikap percaya diri; dan (d) mendorong kedewasaan mental, spiritual, dan emosional.
Materi buku pengayaan kepribadian harus dapat membangun pribadi yang arif dan berwibawa. Materi yang mencerminkan pribadi arif dan berwibawa dalam buku pengayaan kepribadian ditunjukkan melalui pesan (message) atau kisah/cerita tokoh utama sebagai figur yang memiliki sikap komitmen terhadap tugas, berjiwa solider, mandiri dan memiliki keyakinan diri, dapat dipercaya, dan konsisten. Oleh karena itu, indikator dari aspek membangun pribadi yang arif dan berwibawa dalam menulis buku pengayaan kepribadian diungkapkan melalui isi atau pesan yang dapat (a) mengembangkan sikap komitmen terhadap tugas; (b) membangun jiwa solidaritas; (c) mendorong kemandirian dan keyakinan diri; (d) mengembangkan sikap dan perilaku yang dapat dipercaya; dan (e) mengembangkan sikap dan perilaku konsisten.
Materi buku pengayaan kepribadian harus dapat mendorong sikap empati dan apresiasi. Sikap empati itu dapat ditunjukkan melalui “ikut merasakan apa yang dialami” tokoh utama, terutama ketika mengalami suatu tekanan atau kejadian menyedihkan. Sikap apresiasi ditunjukkan melalui perilaku yang dapat mengekspresikan “apa yang dirasakan orang lain” atau tokoh utama, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Sikap empati dan apresiasi juga dapat ditunjukkan oleh sikap menghargai orang lain, dalam perbedaan atau kesamaan sebagai seseorang yang memiliki jiwa demokratis atau jiwa merdeka. Oleh karena itu, indikator materi yang memenuhi aspek mendorong sikap empati dan apresiasi dapat ditunjukkan melalui isi atau pesan yang dapat (a) mengembangkan sikap “ikut merasakan apa yang dialami orang lain”; (b) mengembangkan perilaku yang mengekspresikan “apa yang dirasakan orang lain”; dan (c) mengembangkan sikap menghargai orang lain secara demokratis dan berjiwa merdeka.


3.2 Aspek Penyajian Materi

Dalam menyajikan materi dalam buku pengayaan (baik pengetahuan, keterampilan, maupun kepribadian) harus memerhatikan empat kriteria pokok, yaitu:
(1) Sistematikanya logis;
(2) Penyajian Materi mudah dipahami;
(3) Merangsang pengembangan kreativitas;
(4) Menghindari masalah SARA, Bias Jender, serta Pelanggaran HAM & Hak Cipta.
Keempat kriteria ini harus diperhatikan oleh penulis buku pengayaan dalam menyajikan materi/isi buku.

Penyajian materi buku pengayaan harus logis dan sistematis. Kelogisan sajian materi ini ditandai oleh penataan bagian-bagian yang disajikan secara apik, baik secara deduktif maupun induktif. Selain itu, materi buku pengayaan harus sistematis baik berdasarkan pertimbangan urutan waktu, ruang, maupun jarak yang disajikan secara teratur. Penulis buku pengayaan harus dapat mengarahkan kerangka berpikir (mind frame) pembaca melalui penyajian materi yang logis dan sistematis.

Penyajian materi buku pengayaan harus mudah dipahami. Pesan yang sangat dalam dan berharga dalam buku akan menjadi sia-sia apabila isi buku sulit dipahami pembaca karena penyajiannya “berat”. Untuk itu, seorang penulis buku pengayaan harus dapat menyajikan materi/isi dalam bentuk yang familiar (intim) dengan pembaca sasaran (siswa). Materi buku pengayaan akan mudah pula dipahami oleh pembaca jika materi disajikan dalam suasana yang menyenangkan dan tidak membuat pembaca berpikir terlalu “berat”. Selain itu, untuk memudahkan penyajian buku, penulis buku pengayaan harus dapat melengkapi materi atau isi buku dengan ilustrasi (gambar atau foto) dan pesan (ilustrasi dengan bahasa). Oleh karena itu, indikator penyajian buku mudah dipahami adalah (a) penyajian materi dalam buku familiar dengan pembaca; (b) penyajian materi dapat menimbulkan suasana menyenangkan; (c) penyajian materi dilengkapi dengan ilustrasi.

Penyajian materi buku pengayaan harus dapat merangsang kreativitas pembaca, khususnya peserta didik. Rangsangan kreativitas yang harus dapat tercipta melalui penyajian buku pengayaan, misalnya aktivitas kreatif dan akademis, fisik dan psikhis, dan dorongan untuk mencoba melakukan hal-hal yang positif. Indikator penyajian buku pengayaan yang merangsang pengembangan kreativitas ini ditandai oleh indikator penyajian materi buku yang: (a) mendorong pembaca untuk melakukan aktivitas akademik dan kreatif; (b) mengarah pada pengembangan aktivitas fisik atau psikhis; (c) merangsang pembaca untuk mencoba melakukan hal-hal yang positif. Penyajian materi buku pengayaan harus menghindari masalah SARA, bias jender, pelanggaran HAM dan Hak Cipta karena masalah-masalah ini masih sangat peka. Penulis buku pengayaan harus memprediksi masalah yang akan timbul karena perbedaan Suku, Agama, Ras (keturunan), dan Antar Golongan (SARA) sehingga dalam menyajikan materi dilakukan secara cermat. Penyajian materi buku pengayaan harus juga menghindari persoalan yang dimungkinkan dapat timbul dari diskriminasi jender (wanita atau laki-laki). Perlakuan jender secara berbeda dalam materi pengayaan dapat memunculkan permasalahan yang sangat serius. Selain itu, penyajian materi buku pengayaan harus menghindari pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Penyajian materi harus menghindari pelanggaran Hak Cipta, baik dari tinjauan orisinalitas gagasan maupun bentuk terjemahan yang perlu disajikan secara jelas.


1) Kriteria Khusus Penyajian Buku Pengayaan Pengetahuan
Aspek yang harus diperhatikan sebagai ciri khusus dalam materi buku pengayaan pengetahuan adalah bahwa penyajian materi seharusnya dapat:
(1) Menumbuhkan motivasi untuk mengetahui lebih jauh
(2) Mengembangkan kecakapan akademik

Selain empat kriteria pokok di muka, seorang penulis harus memerhatikan pula aspek-aspek ini dalam menyajikan buku pengayaan pengetahuan.
Penyajian buku pengayaan pengetahuan harus dapat menumbuhkan motivasi pembaca untuk mengetahui lebih jauh. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyajikan materi buku pengayaan yang menumbuhkan motivasi untuk mengetahui lebih jauh ditandai oleh penyajian materi yang (a) mendorong keingintahuan pembaca; (b) mendorong minat untuk mengumpulkan informasi; (c) mendorong untuk mencari buku/teks sejenis.
Penyajian materi buku seharusnya dapat mengembangkan kecakapan akademik. Menulis buku pengayaan yang mengembangkan kecakapan akademik itu ditandai oleh indikator (a) menuntun pembaca untuk menggali informasi; (b) menuntun kecakapan dalam memecahkan masalah; (c) menuntun untuk mengambil keputusan.

2) Kriteria Khusus Penyajian Buku Pengayaan Keterampilan

Aspek yang harus diperhatikan dalam menyajikan materi buku pengayaan keterampilan adalah bahwa penyajian materi seharusnya:
(1) Menyertakan kelengkapan sajian
(2) Mudah untuk diterapkan

Kedua kriteria ini harus diperhatikan dalam menulis buku pengayaan keterampilan. Dalam menulis buku pengayaan keterampilan, seorang penulis harus dapat menyertakan sajian secara lengkap dan mudah diterapkan. Apabila penyajian materi keterampilan tidak disajikan secara lengkap maka akan sulit dipahami prosedur kegiatan yang dilakukan. Oleh karena itu, dalam menulis buku pengayaan keterampilan seharusnya penulis (a) melengkapinya dengan informasi bahan yang digunakan, alat-alat yang dipakai, dan formula yang dapat ditiru oleh pembaca; (b) melengkapi materi dengan paparan tentang prosedur kerja; dan (c) melengkapinya dengan standar keselamatan kerja dalam menerapkan prosedur-prosedur yang telah dipaparkan.
Penyajian materi pengayaan keterampilan harus mudah untuk diterapkan atau diikuti langkah-langkahnya oleh pembaca. Untuk memenuhi ini seorang penulis harus memerhatikan penyajian secara (a) praktis dan mudah dilakukan oleh pembaca sasaran; (b) sederhana (tidak kompleks) tahapan-tahapan yang harus dilakukan; (c) jelas tahapan dan penerapannya.


3) Kriteria Khusus Penyajian Buku Pengayaan Kepribadian

Aspek yang harus diperhatikan dalam menyajikan materi buku pengayaan, selain kriteria pokok di atas, dalam menulis buku pengayaan kepribadian dapat “menyajikan bacaan yang sesuai” Dalam menyajikan materi dapat menggunakan referensi yang sesuai (kecuali tulisan berbentuk prosa, puisi, atau drama). Selain itu, materi yang disajikan menggunakan jenis bacaan narasi yang sesuai. Apabila penulis buku pengayaan kepribadian mengusung deskripsi atau naskah biografi dapat menggunakan contoh-contoh perilaku yang positif dari kehidupan nyata. Oleh karena itu, dalam menyajikan buku pengayaan kepribadian, seorang penulis harus (a) menggunakan referensi yang sesuai dan relevan; (b) menggunakan jenis bacaan yang sesuai; (3) menggunakan contoh-contoh perilaku positif yang ada dalam berkehidupan nyata.

3.3 Aspek Kaidah Bahasa dan Ilustrasi

Dalam menulis buku pengayaan (baik pengetahuan, keterampilan, maupun kepribadian) harus memerhatikan kriteria penggunaan kaidah bahasa dan ilustrasi, yang meliputi:
(1) Kesesuaian ilustrasi dengan bahasa
(2) Keterpahaman bahasa atau ilustrasi
(3) Ketepatan dalam menggunakan bahasa
(4) Ketepatan dalam menggunakan gambar/foto/ilustrasi

Keempat kriteria ini harus diperhatikan oleh penulis buku pengayaan agar terbangun komunikasi yang harmonis antara penulis dengan pembacanya.
Dalam menulis buku pengayaan, seorang penulis harus memerhatikan kesesuaian ilustrasi dengan bahasa. Kesesuaian ini ditunjukkan melalui proporsi antara bahasa dengan ilustrasi secara logis dan serasi. Oleh karena itu, dalam menulis buku pengayaan harus memerhatikan indikator penggunaan bahasa dan ilustrasi (a) secara proporsional dan (b) serasi.
Buku pengayaan yang ditulis harus dapat dipahami pembacanya. Untuk itu, dalam menggunakan bahasa dan ilustrasi untuk berkomunikasi dalam buku, seorang penulis harus memerhatikan perkembangan kognisi sasaran pembaca. Namun, penggunaan ilustrasi dalam buku pengayaan kadang-kadang tidak membantu memberikan kejelasan pada teks (bahasa) yang digunakan. Dengan demikian, ilustrasi perlu dilengkapi dengan keterangan. Oleh karena itu, dalam meningkatkan keterpahaman pembaca terhadap bahasa dan ilustrasi dalam buku pengayaan, seorang penulis harus menggunakan (a) bahasa dan ilustrasi yang sesuai dengan perkembangan kognisi pembaca sasaran; (b) ilustrasi yang jelas dan dilengkapi dengan keterangan.
Kaidah bahasa dalam buku pengayaan harus diperhatikan sekali oleh penulis.
Kekurangcermatan dalam menerapkan kaidah bahasa seringkali membuat komunikasi tertulis pembaca terganggu, bahkan mungkin pembaca mencampakkan buku itu. Oleh karena itu, dalam menulis buku pengayaan, seorang penulis harus menggunakan (a) ejaan secara benar; (b) kata dan istilah dengan tepat; (c) kalimat dengan baik dan benar; (d) paragraf yang harmonis dan kompak.
Ketepatan dalam menggunakan gambar, foto, atau ilustrasi dalam buku pengayaan harus tepat dan berfungsi. Penggunaan gambar yang semena-mena tidak akan dapat meningkatkan keterbacaan dan keterpahaman pembaca. Oleh karena itu, dalam menggunakan gambar, foto, atau ilustrasi dalam buku pengayaan harus menggunakan (a) ukuran dan bentuk yang sesuai dan menarik; (b) warna gambar yang sesuai dan fungsional.

4. Langkah-langkah Menulis Buku Pengayaan

Banyak penulis pemula yang sering terhambat ketika baru mulai menulis. Hal ini karena kekurangjelasan pemahaman mereka pada mekanika penulisan. Untuk mengantisipasi hambatan tersebut, di bawah ini disajikan prinsip yang dapat dijadikan acuan dalam penulisan buku pengayaan. Tahapan yang dimaksud, adalah:
1) Penulis perlu membaca buku-buku yang tergolong ke dalam klasifikasi buku pengayaan (pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian) yang digemari oleh pembaca (best seller) agar terbiasa dengan gaya tulisan yang disukai pembaca.
2) Penulis harus mengkaji asal mula gagasan penulisan yang baik muncul, misalnya gagasan terbaik yang muncul dari kehidupan langsung (kontekstual).
3) Penulis harus memahami betul untuk siapa buku tersebut ditulis. Perlu dipastikan sasaran pembaca yang diharapkan penulis dan perlu diingat bahwa buku tersebut bukan untuk diri penulis.
4) Penulis harus memahami tujuan penulisan buku. Dari awal penulis harus memastikan apakah tujuan penulisan dimaksdukan untuk tujuan memperkaya pengetahuan, keterampilan, atau kepribadian atau untuk tujuan lainnya.
5) Penulis harus memastikan hal-hal yang dijadikan pertimbangannya kepada pembaca, sehingga penulis harus memahami ketertarikan pembaca dan kebutuhan emosionalnya.
6) Penulis harus mampu membedakan antara kebutuhan literari dengan literasi (melek wacana) pembaca , dan memenuhi kedua kebutuhan ini dalam waktu bersamaan.
7) Penulis harus berpendapat bahwa pembaca sebenarnya pintar,, menyukai tantangan dan kreativitas (rima, ritme dan repetisi).
8) Penulis perlu mempersiapkan ilustrasi yang diguanakan, jika perlu sebaiknya sejak awal melibatkan seorang illustrator. Biasanya dalam menulis terdapat banyak hal yang tidak tepat jika diungkapkan dengan kata-kata, namun jika menggunakan gambar akan jauh lebih efektif.

Sebelum memulai menulis buku pengayaan, seorang penulis pemula dapat mengikuti tahapan berikut sebagai dasar dalam melatih diri secara efektif. Tahap-tahap yang dimaksud adalah:
(1) Membaca buku-buku pengayaan (pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian) yang dianggap bagus secara berulang-ulang;
(2) Membuat tulisan asli, jangan meniru gagasan atau struktur dari buku-buku pengayaan yang sudah dikenal.
(3) Memastikan tulisan akan memberi dampak emosional (pembaca harus mengalami perubahan karena membaca).
(4) Memastikan bahwa isi bacaan menarik untuk pembaca di berbagai usia, sekalipun pembaca sasaran telah ditetapkan;
(5) Menulis deskripsi dengan memerhatikan pesan “tunjukkanlah, jangan hanya menceritakan”.
(6) Penulis harus selalu ingat bahwa rahasia menulis yang baik adalah menulis ulang.
(7) Penulis harus memastikan bahwa naskah ditulis secara efektif, baik ejaan, kata, istilah, kalimat, maupun paragraf sesuai dengan kaidah bahasa dan berbahasa.
(8) Penulis pemula harus tetap yakin jika terjadi “penolakan naskah” dari penerbit maka lakukan penulisan ulang, berpikir ulang, dan kirim ke percetakan/penerbit lain.

5. Penutup

Buku pengayaan (pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian) merupakan buku yang dapat digunakan peserta didik di sekolah untuk menambah pengetahuan dan wawasannya. Selain itu, buku pengayaan juga dapat digunakan oleh tenaga pendidik dan kependidikan, komite sekolah, atau masyarakat lainnya. Buku pengayaan masih jarang yang ditulis dengan memiliki ciri-ciri sebagai buku yang memiliki kelayakan untuk digunakan di sekolah.
Buku pengayaan dapat diidentifikasi karakteristiknya berdasarkan dominasi materi/isi yang terdapat dalam buku tersebut. Apabila dalam buku tersebut lebih dominan memuat materi yang dapat memperkaya penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, dan menambah kekayaan wawasan akademik pembacanya, maka termasuk ke dalam buku pengayaan pengetahuan. Jika dalam buku terdapat bagian yang dominan memuat materi yang dapat memperkaya penguasaan keterampilan bidang tertentu maka termasuk ke dalam buku pengayan keterampilan. Demikian pula, jika sebuah buku memuat materi yang pada umumnya dapat memperkaya kepribadian atau pengalaman batin seseorang maka dinamakan buku pengayaan pengetahuan.

Dalam menulis buku pengayaan, kiranya perlu diketahui aspek-aspek yang harus diperhatikan, yaitu (1) aspek materi/isi buku pengayaan; (2) aspek penyajian materi/isi buku; dan (3) aspek kaidah bahasa dan ilustrasi. Pengenalan aspek-aspek yang diperhatikan, kriteria setiap aspek dan indikator setiap kriteria dapat membantu penulis dalam menuangkan karya menjadi buku pengayaan.


Daftar Kepustakaan

Duryatmo, Sardhi, Wirausaha Kerajinan Bambu, Puspa Swara, Jakarta, 2000.

Fachrudin, Lisdiana, Membuat Aneka Manisan, Kanisius, Yogyakarta,1998.

Muharnanto dan Aryastyani, Ria, Aneka Cetakan Lilin Hias, Puspa Swara, Jakarta, 2001.

Nelson G.C, Ceramics a Potter's Handbook, Holt, Reinhart and Winston Inc, New York, 1971.

Pusat Perbukuan (2003) Pedoman Klasifikasi Buku Pendidikan. Jakarta; Pusat Perbukuan Depdiknas.

R.A. Razak, Industri Keramik, P.N. Balai Pustaka, Jakarta, 1981.

Rasjoyo, Pendidikan Seni Rupa Untuk SMU kelas I, Erlangga, Jakarta, 1994.

Rhodes D., Clay and Glazes for the Potter, Chilton Book Company, Philadelphia, 1968.

Riyanto, Didik, Proses Batik: Batik Tulis-Batik Cap Batik Printing,CV.Aneka, Solo, 2002.

Robertson, JB., Keterampilan Teknik Listrik Praktis, Yrama Widya, Bandung, 2003.

Sahman, Humar, Mengenali Dunia Seni Rupa, Tentang Seni, Karya Seni, Aktivitas Kreatif, Apresiasi, Kritik dan Estetika, IKIP Semarang Press, Semarang, 1993 Sigar, Edi dan Ernawati, Buku Pintar Makanan, PT. Aksara Media Agung, Jakarta, 1993.

Soemarjadi dkk., Pendidikan Keterampilan, Depdikbud-Dirjendikti, Jakarta, 1991-1992. Soemarjadi, Paket BelajarIKIP/FKIP:PengetahuanTeknologiKeramik I, P2LPT& Ditjen Dikti Departemen P dan K, Jakarta, 1985.

Sulistyowati, Retno, 20 Kreasi Rangkaian Bungan Kering dari Kulit Jagung, Puspa Swara, Jakarta, 2001.

Sumarah Adhyatman, Kendi, Himpunan Keramik Indonesia, Jakarta, 1987.

_______________, Tempayan di Indonesia, Jakarta: Himpunan Keramik Indonesia, 1984.

Supriadi, Dedi (2001) Anatomi Buku Sekolah di Indonesia. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Suprapti, M. Lies, Membuat Aneka Olahan Nanas, Puspa Swara, Jakarta, 2001.

____________, Bandeng Asap, Kanisius, Yogyakarta, 2002.

Suradi, A. Prayitno, Membuat Aneka Barang Kerajinan Cideramata, Humaniora Utama Press, Bandung, 1999.

Yosalfa. Memperbaiki TV dan Radio, Puspa Swara, Jakarta, 2000

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.

Sumber : dari sini

Baca Selengkapnya....!

Senin, 16 April 2012

Persiapan Pelaksanaan PLPG 2012

Persiapan Pelaksanaan PLPG 2012. Guru yang telah dinyatakan lulus UKA Sergur 2012 sebaiknya mulai mempersiapkan semua kebutuhan yang diperlukan selama Diklat PLPG 2012.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk kegiatan PLPG biasanya antara lain sebagai berikut :
1. Surat Tugas dari Sekolah tempat bertugas
2. Perangkat Pembelajaran meliputi
Struktur Kurikulum
SAP
Silabus
RPP, sebanyak 3 RPP dengan Standar Kompetensi / Kompetensi Dasar yang berbeda.
LKS
Media Pembelajaran, sesuai RPP
Contoh Perangkat Evaluasi, Sesuai RPP
Bahan Ajar sesuai RPP yang dibuat
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
3. Laptop
4. Printer
5. Pakaian seragam harian kerja.

Materi lain yang penting yaitu mengenai model-model pembelajaran, juga materi kompetensi sesuai jurusan masing-masing untuk persiapan Uji Kompetensi Akhir.
Perangkat pembelajaran dalam bentuk file softcopy agar mudah diedit sesuai permintaan Dosen Pengampu.

Pelaksanaan PLPG 2012 menyesuaikan pada Pelaksana/Rayon Sertifikasi masing-masing wilayah.

Baca Selengkapnya....!

[Info Lomba] Resensi Buku Resensi 5 Buku Penerbit Jendela (Grup Zikrul Hakim)

Salam kreatif!

Buku saat ini bukan hanya sekedar bahan bacaan pengisi waktu luang semata. Lebih dari itu buku memiliki peran tersendiri sebagai sesuatu yang menginspirasi serta menyebarkan hal-hal positif yang tentunya berguna dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai penerbit yang konsen menghadirkan buku-buku inspiratif dan berkualitas, Jendela (Grup Zikrul Hakim) terus memberikan alternatif bacaan yang segar, menghibur, inspiratif dan tentu saja mencerahkan pembacanya. Ini dibuktikan dengan buku-buku yang telah terbit dan berhasil menarik animo masyarakat luas.

Beberapa buku yang baru saja diluncurkan belakangan ini juga tak kalah menarik, 5 buku inspiratif yang siap memberi warna berbeda pada dunia perbukuan di negeri ini. Kelima buku tersebut adalah Orang Bilang Aku Teroris (Pipiet Senja), Cintaku di Negeri Jackie Chan (Ida Raihan), Catatan Cinta dari Mekkah (Awy Ameer Qolawun), Aku Tidak Membeli Cintamu (Desni Intan Suri) dan Catatan Ibu Bahagia (Leyla Hana).

Untuk itu kami mengajak pembaca sekalian untuk berpartisipasi dalam Lomba Resensi Buku Jendela (Grup Zikrul Hakim) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Peserta adalah WNI berdomisili di mana pun
2. Membuat resensi dari 5 buku yang disebutkan di atas (boleh salah satu/semuanya) dengan ketentuan panjang naskah 2-3 halaman folio, margin 3 (atas, bawah, kanan, kiri), jarak spasi 1,5, font Times New Roma
3. Naskah dikirim ke email pipiet_senja@yahoo.com cc: remonagus@yahoo.com dalam format attachment (bukan di badan email) disertai biodata dan nomor yang bisa dihubungi dan mencantumkan LOMBA RESENSI PENERBIT ZIKRUL HAKIM GROUP_NAMA PESERTA (contoh: LOMBA RESENSI PENERBIT ZIKRUL HAKIM GROUP_TANIA PUTRI) pada subject email dan juga melampirkan bukti pembelian buku berupa scan struk pembelian.
4. Selain dikirim via email, peserta wajib mempublikasikan naskah resensi di internet. Boleh melalui blog, website atau catatan/note Facebook dengan men-tag atau share ke akun Pipiet Senja dan Remon Agus serta menyebarkan info lomba ini (boleh terpisah/menyatu dengan naskah lomba) kepada minimal 10 orang atau ditampilkan di blog atau website masing-masiing. Bisa juga link naskah resensi dicantumkan pada situswww.zikrulhakim.com di bagian buku tamu.
5. Lomba ini dilaksanakan mulai 14 Maret 2012 dan ditutup pada 16 Mei 2012 pukul 24.00 WIB
6. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.

Adapun pemenang lomba ini akan diambil 5 pemenang dengan hadiah sbb:
Pemenang pertama :Paket buku senilai Rp. 750.000,-
Pemenang kedua :Paket buku senilai Rp. 600.000,-
Pemenang ketiga :Paket buku senilai Rp. 500.000,-
Pemenang keempat :Paket buku senilai Rp. 400.000,-
Pemenang kelima :Paket buku senilai Rp. 300.000,-

Serta ada hadiah spesial untuk siapapun yang naskah resensinya dimuat di media cetak (koran/majalah).
Selamat membaca buku-buku terbaik dari Jendela (Grup Zikrul Hakim) dan berbagi kesan kepada masyarakat literasi Indonesia..

Selamat berkarya!

PJ Jendela (Grup Zikrul Hakim)
Baca Selengkapnya....!

SAYEMBARA MENULIS CERPEN ROMANCE KOREAN WAVE 2012

Annyeong Haseyo.... Demam Korea atau Korean Wave saat ini sedang melanda dunia. Indonesia pun tidak luput dari serangan virus Korea. Virus budaya kontemporer Hallyu yang mengakibatkan demam Korea memang telah menginfeksi Indonesia. K-Pop, K-Drama, masakan, fashion, hingga wisata Korea kini memiliki jutaan penggemar di Indonesia. Oleh karenanya, Ufuk Fiction dan Heart mengajak kamu mengikuti SAYEMBARA MENULIS CERPEN ROMANCE KOREAN WAVE 2012.

Syarat:
1. Peserta adalah warga negara Indonesia tanpa batasan usia.
2. Naskah berbahasa Indonesia, diketik di kertas kuarto, spasi ganda, font Times News Roman ukuran 12.
3. Panjang naskah 5-10 halaman, margins 3 cm.
4. Naskah harus asli, bukan terjemahan, saduran, atau hasil plagiat.
5. Naskah cerpen bertema romance dengan latar Korea Selatan dan budayanya, bisa terinspirasi dari boyband dan girlband, selebriti, atau drama Korea. Cerpen diharapkan mengandung manfaat/pesan moral bagi pembaca.
6. Naskah belum pernah dipublikasikan di media manapun dan tidak sedang diikutsertakan dalam sayembara lain.
7. Sertakan sinopsis cerpen di halaman terpisah, maksimal 150 kata.
8. Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari satu cerpen.
9. Setiap naskah diberi judul, nama penulis, biografi singkat penulis, no hp, e-mail, dan alamat lengkap.
10. Naskah di-print dan dikirimkan ke:
Ufuk Publishing House
Jl Kebagusan III Komplek Nuansa Kebagusan 99
Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 1252

Tulis kode: SAYEMBARA CERPEN ROMANCE KOREAN WAVE di pojok kiri amplop.
11.Batas pengiriman naskah 15 Mei 2012.
12. Akan dipilih 15 naskah terbaik untuk dibukukan.
13. Pemenang diumumkan pada 30 Mei 2012 di http://ufukfictionmagz.blogspot.com dan Facebook: Ufuk Fantastic Fiction.
14. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.

Hadiah:
Pemenang 1 uang tunai Rp 750.000,- + piagam penghargaan
Pemenang 2 uang tunai Rp 500.000,- + piagam penghargaan
Pemenang 3 uang tunai Rp 250.000,- + piagam penghargaan
Baca Selengkapnya....!

Minggu, 15 April 2012

BANSOS KEDUA

Alhamdulillah, puji syukur tak henti-henti aku panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas karunia rejeki yang tak terduga datangnya. Naskahku yang aku ikutkan dalam lomba penulisan naskah buku pengayaan tahun 2011, walaupun tidak memperoleh juara, akan tetapi naskah itu termasuk dalam kategori penerima bantuan sosial.

Bukan main senang hatiku. Mengingat untuk naskah yang itu aku merasa belum maksimal dalam menulisnya. Serasa ada sesuatu yang kurang. Namun aku tak tahu apa itu.

Selain itu pupus harapanku untuk memperoleh bantuan sosial naskah dari pusbuk untuk tahun 2011. Karena beberapa waktu yang lalu seorang temanku dari Nganjuk Jawa Timur, Ibu Iswatun Hasanah menelponku kalau dirinya dipanggil mengikuti pertemuan di Surabaya dalam rangka sosialisasi penerima bantuan sosial dari Pusat Perbukuan. Sedangkan pada waktu itu diriku tidak mendapat kabar apa pun. Aaku sih tahu diri saja karena memang merasa naskahnya kurang bagus.

Lagi pula kabar selanjutnya yang kuterima dari Bu Iswatun yang telah mengikuti sosialisasi adalah, jatah penerima bansos untuk tahun ini menurun karena anggarannya tidak ada. Bener, waktu itu sudah pasrah diri. Karena dari Pusbuk juga sudah memberikan review tentang kelemahan naskahku.

 Dan kemarin pagi tiba-tiba aku ditelepon sahabat dekatku, kolegaku di TK Larasati Bandungrejo tempat mengajarku dulu. Dia mengatakan kalau ada surat dari pusbuk untukku. Aku pikir mungkin saja piagam yang tahun 2010. Karena untuk lomba tahun itu aku belum menerima piagamnya. Oh ya, surat-surat dari Pusbuk masih diterimakan di sekolah lamaku karena aku dulu mengirimnya masih dengan alamat TK lama. Baru mungkin untuk tahun ini aku mengirimnya atas nama sekolahan yang baru.

Eh tapi sempat pula terlintas dalam benakku, andaikan itu surat pemberitahuan penerima bansos? Tapi andaikan tidak pun tak mengapa. Berarti bukan rejeki aku, kan? Terlebih saat melihat amplopnya yang besar. Wah, pasti piagam, nih, pikirku. Dulu waktu menerima pemberitahuan penerima bansos, amplopnya kecil sih.

 Dan ketika amplop dibuka, Subhanallah, ternyata benar. Pemberitahuan penerimaan bantuan sosial untuk naskah tahun 2011. Alhamdulillah, rejeki Allah tak dapat diduga darimana datangnya.

Menerima bantuan sosial untuk naskah novel anak yang ini benar-benar luar biasa. Bukan maslah nilai nominalnya. Akan tetapi artinya bagiku adalah bahwa naskahku ternyata tidaklah terlalu jelek-jelek amat. Karena toh masih masuk rangking dalam penerimaan bansos. Alhamdulillah. Oh ya, penerima bantuan sosial dari Pusbuk berdasarkan pada perangkingan naskah setelah diadakan penjurian. Alhamdulllillah sekali lagi, berarti naskahku mash bisa dipoles lagi. Semangat, karena aku harus mengirimkan perbaikan naskahnya ke Pusbuk paling lambat tanggal 14 Mei 2012. Sementara untuk penyerahan surat perjanjian atau kontrak paling lambat tanggal 30 April 2012. Semangat dan selamat kepada teman-teman yang juga menerima bantuan sosial dari Pusbuk. Mari kita menulis naskah yang lebih bagus lagi untuk Pusbuk. Demi kemajuan pendidikan di Indonesia. Dan demi generasi penerus bangsa. Jangan sampai mereka dicekoki bacaan seperti Bang Maman dari Kali Pasir, serta si Angkri yang nggak sesuai dengan norma-norma budaya bangsa Indonesia. Berkaryalah guru-guru penulis Indonesia, dan majulah literasi Indonesia!!

Baca Selengkapnya....!

Sabtu, 14 April 2012

9 Hal Menarik Tentang Karimunjawa

Pulau Karimunjawa, surga yang belum terjamah. DI bawah ini adalah fakta menarik seputar kepulauan Karimunjawa. Mudah-mudahan berkenan untuk membacanya.

9 Fakta Menarik Tentang Karimunjawa
Karimunjawa adalah surga wisata laut di Pulau Jawa. Kehidupan bawah laut dengan berbagai biotanya yang luar biasa, pantai-pantai berpasir putih nan indah, pulau-pulau kecil mempesona, serta masyarakat yang ramah dan bersahaja menjadi daya pikat taman laut nasional ini. Berikut 9 fakta menarik yang mungkin Anda belum tahu tentang Karimunjawa, The Lost Treasure in Java:

1. Kepulauan Karimunjawa yang terletak 230 km utara Yogyakarta terdiri atas gugusan 27 pulau, 22 di antaranya adalah pulau tak berpenghuni cantik dengan pantai berpasir putih yang menawan.

2. Taman Laut Nasional Karimunjawa adalah salah satu Taman Laut Nasional di Indonesia dengan luas total 111.625 ha. Dari luas itu, 98,6% merupakan wilayah perairan sementara 1,4% wilayah daratan.

3.Karimunjawa memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, antara lain 69 marga karang keras, 353 spesies ikan karang dan 300 hektar hutan mangrove (Nababan, Mangaraja Gunung, dkk. 2010. Status Ekosistem di Taman Nasional Karimunjawa. Wildlife Conservation Society-Indonesia Program)

4.Kepulauan Karimunjawa adalah salah satu dari sedikit tempat untuk menemukan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Hijau (Chelonia Mydas) dan Elang Laut Perut Putih (Haliaetus leucogaster) yang merupakan hewan yang terancam punah.

5.Terdapat kolam penangkaran ikan hiu di Pulau Tengah dan Pulau Menjangan Besar yang juga menjadi salah satu daya tarik wisata. Penggemar kegiatan yang memacu adrenaline bisa mencoba kesempatan untuk berenang bersama predator berbahaya ini.

6.Banyak terdapat gosong di perairan Karimunjawa, yaitu daratan pasir yang menyembul di tengah laut atau di tepi pulau yang nampak pada pagi hari dan kemudian menghilang ketika air laut pasang.

7.Fenomena global warming menyebabkan peningkatan suhu air laut hingga 1 derajat Celcius per tahun, mengakibatkan terjadinya coral bleaching dan matinya terumbu karang, termasuk terumbu karang di perairan Karimunjawa.

8.Penduduk Karimunjawa mempergunakan generator sebagai pembangkit tenaga listrik. Keterbatasan sumber tenaga ini menyebabkan listrik hanya menyala dari jam 6 sore hingga jam 6 pagi.

9.Keindahan Karimunjawa yang begitu mempesona bisa dinikmati oleh siapa saja karena banyaknya tour agent yang menawarkan paket wisata murah (kurang dari Rp 500.000/orang untuk paket 4 hari 3 malam).

Masih banyak fakta-fakta mengagumkan tentang kepulauan indah ini. Kunjungi Karimunjawa dan temukan sendiri hal-hal unik dan menarik yang akan membuat Anda tercengang.

Baca Selengkapnya....!

Senin, 09 April 2012

Contoh Langkah-Langkah Mendongeng

Dongeng merupakan salah satu hal yang paling disukai anak-anak. Tak terkecuali muridku. Tiap akhir jam pelajaran mereka selalu menagih untuk dibacakan dongeng. Jadi mau tak mau diriku harus rajin berburu buku-buku dongeng yang cocok untuk anak-anak. Beruntung nih sekolahku dekat dengan perpustakaan daerah, jadi setiap saat aku bisa hunting buku-buku kegemaran muridku.

Namun setelah sekian lama hanya berani mendongeng dengan membaca buku cerita, sekali-kali ingin juga mendongeng tanpa buku. Alias berimprovisasi sendiri. Untuk itu mesti belajar juga bagaimana teknik mendongeng yang baik.

Setelah buka buku di sana-sini akhirnnya terangkum juga contoh-contoh langkah untuk mendongeng. Mudah-mudahan bermanfaat untuk para guru dan juga ortu yang suka membacakan dongeng untuk buah hatinya. Selamat membaca :

Bercerita Tanpa Alat:
1. Guru mengatur posisi tempat duduk anak
2. Guru merangsang anak agar mau mendengarkan dan mem perhatikan isi cerita.
3. Guru mulai bercerita dengan terlebih dahulu menyebutkan judul cerita.
4. Setelah selesai bercerita, guru memberi tugas pada anak – anak, untuk menceritakan kembali isi cerita tersebut secara bergantian.
5. Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum bisa.

Bercerita dengan alat peraga langsung:
1. Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan.
2. Guru memberikan pendahuluan dengan membicarakan tentang alat peraga seekor kelinci dan daun kol , misalnya tentang warna bulu kelinci, nama , jumlah kaki, bentuk telinga, makanannya, berjalannya bagaimana, dsb. Sambil memberi kesempatan anak untuk memegang dan membelai kelinci tersebut.
3. Setelah cukup memberi penjelasan tentang alat peraga kelinci, guru lalu memasukkan kelinci ke dalam kandang, lalu guru mulai bercerita.
4. Guru merangsang anak untuk mendengarkan cerita.
5. Setelah selesai bercerita guru memberikan pertanyaan kepada anak.
6. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menjawab pertanyaan guru tersebut.
7. Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum bisa.

Bercerita dengan gambar - gambar:
1. Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan ( gambar – gambar )
2. Guru mengatur posisi tempat duduk anak sesuai yang direncanakan.
3. Guru merangsang anak agar mau mendengarkan dan mem perhatikan isi cerita.
4. Guru bercerita dengan memperlihatkan alat peraga satu persatu sesuai dengan bagian yang diceritakan.
5. Guru memberikan pertanyaan tentang isi cerita pendek tersebut kepada anak satu persatu (bertahap) kepada anak secara bergantian.
6. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menjawab pertanyaan guru tersebut.
7. Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum bisa.

Bercerita dengan menggunakan papan planel:
1. Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan.
2. Guru mengatur posisi tempat duduk anak sesuai yang direncanakan.
3. Guru menunjukkan alat peraga yang telah disiapkan dan kemudian menyebutkan nama –nama tokoh yang ada dalam isi cerita yang akan disampaikan.
4. Guru merangsang anak untuk mendengarkan cerita.
5. Guru menyebutkan judul cerita.
6. Sambil bercerita, guru meletakkan potongan – potongan gambar pada papan planel yang sesuai dengan adegan yang akan diceritakan.
7. Agar tidak membingungkan anak diusahakan supaya tidak terlalu banyak adegan yang sekaligus ditempelkan di papan planel pada saat yang sama.
8. Setelah selesai bercerita guru memberikan pertanyaan kepada anak.
9. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menjawab pertanyaan guru tersebut.
10.Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum bisa.

Membacakan Cerita ( Story Reading ):
1) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan.
2)Guru mengatur posisi tempat duduk anak sesuai yang direncanakan.
3)Buku dipegang oleh guru di tangan kiri dan posisi buku diatur sedemikian rupa , sehingga gambar dan tulisan dapat dilihat dengan jelas oleh anak.
4)Guru merangsang anak untuk mendengarkan cerita.
5)Sebagai pendahuluan, guru memperlihatkan gambar yang ada pada sampul sambil menyebutkan judul cerita dan membicarakan isi gambar.
6) Guru membacakan cerita setiap halaman dengan intonasi suara, irama yang menarik dan ucapan yang jelas.
7)Setelah membacakan cerita, guru memberi kesempatan kepada anak untuk menceritakan kembali isi cerita secara bergantian.
8)Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum bisa.

Sandiwara boneka dengan panggung boneka :
1) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan.
2)Guru mengatur posisi tempat duduk anak sesuai yang direncanakan.
3)Guru memberikan prolog / pendahuluan.
4)Guru melaksanakan dialog / percakapan antar boneka. Diantara dialog/percakapan tersebut diberi pengiring.
5)Setelah dialog yang dilakukan sudah selesai, layar panggung ditutup apabila tidak ada layar boneka turun ke bawah panggung baik melalui sebelah kiri maupun sebelah kanan.
6)Guru memberikan tugas kepada anak untuk menceritakan kembali isi cerita sederhana.
7) Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum bisa.

Senam Fantasi Menurut Cerita:
1. Dalam senam fantasi menurut cerita anak – anak melakukan gerak – gerik seolah – olah menjadi pelaku dalam sebuah cerita, atau sedang mengalami suatu peristiwa.
2. Dalam senam menurut cerita dapat juga diperguna kan alat – alat jika perlu. Selanjutnya harus juga diperhatikan dalam bentuk senam seperti di atas jangan sampai terlalu banyak cerita/percakapan dan terlalu sedikit bergerak.

Mudah-mudahan bermanfaat.

Dikutip dari berbagai sumber.
Baca Selengkapnya....!

Jumat, 06 April 2012

Penerbit Imania dan Etera

Penerbit Imania dan Etera memburu naskah berupa:

1. Fiksi, dalam bentuk novel; untuk remaja dan dewasa
2. Nonfiksi, dalam bentuk kisah inspirasi, memoar, keislaman (populer), kesehatan, perempuan; untuk remaja dan dewasa

Kriteria naskah:
1. Naskah harus karya asli
2. Belum pernah dipublikasikan penerbit lain.
3. Memiliki cerita yang unik dan tidak pasaran.
4. Memiliki peluang pasar (marketabilitas) yang bagus.
5. Harus menyertakan sinopsis

Prosedur Pengajuan Naskah:
Jika naskah telah memenuhi kriteria tersebut di atas, kirimkan beserta:
1. CV (Daftar Riwayat Hidup) dengan alamat lengkap nomor telepon yang dapat dihubungi.
2. Naskah diketik komputer:
* untuk fiksi dewasa, minimal 200 halaman, ketik 1.5 spasi, font times new roman 12.
* untuk nonfiksi, minimal 200 halaman, ketik 1,5 spasi, font times new roman 12.
4. Kirim ke: etera_imania@yahoo.com

Keterangan: * Jangka waktu evaluasi naskah maks. 2 bulan.
* Apabila naskah layak terbit, kami akan kabari via e-mail dan telepon.
Dilanjutkan dengan pembuatan Surat Perjanjian Kontrak Penerbitan.

Baca Selengkapnya....!

Kamis, 05 April 2012

AZAB WANITA

Di copas dari status seorang teman di facebook. Sebagai pengingat diri agar selalu terjaga keimanan dan tidak terpeleset ke jurang kenistaan neraka jahanam. Subhanaallah, semoga bermanfaat wahai saudaraku sesama kaum wanita.

Bismillaah

(tlg ingatkan kpd semua kaum perempuan yg anda kenal) Assalamu'alaykum waråhmatullååh hi wa baråkaatuh
Saudara dan saudari kaum muslimin dan muslimat
Renungan
khususnya untuk para wanita dan diriku sendiri.....

Sayidina Ali ra menceritakan suatu ketika melihat
Rasulullah saw menangis manakala ia datang bersama Fatimah.

Lalu keduanya bertanya mengapa Rasulullah saw menangis. Beliau menjawab,
"Pada malam aku di-isra'- kan , aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya.

Putri Rasulullah saw kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. "Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih.

Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya.

Aku lihat perempuan tergantung kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking.

Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri.

Aku lihat perempuan yang telinganya pekak dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta.

Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar,
beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malikat memukulnya dengan pentung dari api neraka,"kata Nabi saw.

Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka disiksa seperti itu?

*Rasulullah menjawab, "Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya.

*Perempuan yang digantung susunya adalah istri yang 'mengotori' tempat tidurnya.

*Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.

*Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.

*Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.

*Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking padanya karena ia bisa shalat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi junub.

*Perempuan yang kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami."Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis.

Dan inilah peringatan kepada kaum perempuan.

Sekarang Anda mempunyai dua pilihan:

1.. Biarkan info ini tetap dalam blog sy nih.
2. Share info ini ke sejumlah orang yang anda kenal dan Insya Allah redha Allah akan dianugerahkan kepada setiap orang yang anda kirim.

Salam Ukhuwah...
※Silahkan tag bagi yang belum※
Baca Selengkapnya....!

Senin, 02 April 2012

Ayo Belajar Membaca sambil Memanen Es Krim dan Menjelajah Dunia Stroberi dengan Guncangan Dinamit !

BEST SELLER TERJUAL LEBIH DARI 1000 PAKET SEBULAN

Ribuan anak telah menggunakan ABACA Flash card, mereka ketagihan bermain panen es krim dan sebagian lagi sudah tak sabar menjelajah dunia stroberi dengan guncangan dinamit.

ABACA Flash Card seri 1

Dengan ABACA flash card seri 1, putra dan putri Anda bisa belajar suku kata sambil memanen es krim.
Setiap kali putra/putri Anda mampu menebak suku kata dengan benar maka dia akan memanen es krim dan kuda-kudanya bisa berjalan di atas papan monopoli es krim. Terdiri dari 44 suku kata, 1 lembar A4 papan bermain panen es krim, 1 lembar A4 halaman reward yang berisi sekitar 50 gambar es krim, dan 2 buah kuda-kuda.


ABACA Flash card seri 2

Dengan ABACA flash card 2, putra-puteri Anda bisa belajar suku kata sambil menjelajah dunia stroberi dengan guncangan dinamit. Setiap bertemu dengan kartu dinamit, bunda akan diminta membacakan cerita seru mengenai stroberi, seperti kisah raja Loius Perancis yang maniak stroberi, atau tentang legenda di balik nama stroberi. Terdiri dari 44 kartu suku kata, 8 kartu dinamit, 1 lembar A4 papan cerita stroberi, 1 lembar A4 halaman reward yang berisi sekitar 45 gambar stroberi.

ABACA Flash Card berbeda dari flash card (kartu belajar membaca) yang ada di pasaran, karena kartu ini disusun secara sistematis. Dari 44 kartu yang ada di seri 1 dan 2, diklasifikasikan lagi ke dalam 5 box. Sang penemu menggunakan landasan bahwa menyusun kartu secara acak ataupun berurutan tanpa klasifikasi yang jelas akan menurunkan tingkat keberhasilan pengguna.

Itulah sebabnya ABACA flash card mampu mengatasi masalah :
1. Anak kesulitan menghafal suku kata dan sering terbalik2 antara suku kata ba dan da, pa dan qa, ma dan wa, dll.
2. Anak pintar tapi malas belajar.
3. Penderita ADHD yang memiliki rentang perhatian pendek, tidak bisa mendengar, kesulitan berkonsentrasi, dll. Tapi ABACA telah terbukti mampu membuat penderita ADHD middle duduk tenang selama 1 jam sambil bermain ABACA Flash Card dan mampu membaca kata kaca, jaka, dll.

Harga hanya Rp. 45.000 per paket (plus ongkos kirim untuk luar kota)

Hubungi SRI WAHYUTI (AGEN KUDUS) di 085867486151


Dibuka lowongan untuk reseller.

Ada diskon menarik untuk reseller. Cek ketentuan di bawah ini.
Jika ada yg mau daftar jd reseller resmi maka berlaku harga berikut
Beli 8-10 harga @36000
Beli 11-25 harga 33.750
Beli min 26 harga @31.050

Baca Selengkapnya....!