Jika sudah mampir silahkan tinggalkan Pesan, Kritik atau Saran pada kolom komentar. Sebagai tanda persahabatan

Sabtu, 31 Desember 2011

PENTINGNYA SEBUAH RESOLUSI

Sebentar lagi penanggalan tahun akan berganti. 2011 terlewati, dan 2012 pun menanti untuk kita lalui. Sudahkah menyusun sebuah resolusi diri sebagai panduan dalam melangkah untuk menggapai impian dan cita-cita?

Sangatlah penting untuk menyusun sebuah resolusi. Agar senantiasa kita memiliki target dan tujuan yang jelas dalam perjalanan hidup kita. Baik itu berupa karir, hubungan sosial ataupun pencapaian-pencapaian lainnya.

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, berkat resolusi yang saya susun pada awal 2011 lalu telah membuahkan hasil seperti yang saya inginkan.

Tahun 2011 keinginan saya untuk memiliki buku seperti teman-teman lainnya tercapai sudah. Sebuah buku solo, dan 23 buku antologi bisa saya hasilkan. 13 diantaranya sudah terbit. Selain itu kegembiraan yang besar juga saya rasakan, saya bisa menembus majalah BOBO. Akhirnya ada juga karya saya yang mejeng di majalah anak-anak ternama dengan ilustrasi yang keren. Ternyata saya bisa!

Namun hendaknya pencapaian-pencapaian itu tidak membuat kita cepat berpuas diri. Kita masih harus meningkatkan kualitas diri, semisal dengan target mempunyai buku yang diterbitkan oleh penerbit besar. Betapa saya masih kuat menyimpan keinginan itu. Dan semoga Allah pun meridhai apa yang saya inginkan.

Dan akhirnya sebuah resolusi hanyalah akan menjadi rangkaian kata tanpa makna jika tidak diimbangi dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah. Tulis resolusimu dan wujudkan!!

Baca Selengkapnya....!

Jumat, 30 Desember 2011

[Tips] Menembus Majalah BOBO ala Benny Rhamdani

Di bawah ini adalah sebuah tulisan cantik yang saya kopas dari blog seorang suhu penerbitan. Benny Rhamdani, dengan senang hati membagikan ilmunya supaya tulisan kita bisa menembus majalah BOBO.

Silahkan disimak,

BENNY RHAMDANI: Saya mulai menulis secara profesional kelas 3 SMP. Karya saya dimuat pertama kali di majalah BOBO. Setelah sekali dimuat, saya makin sering menulis cerpen anak, dan makin sering pula dimuat.

Tertarik menulis di BOBO? Baca dulu majalah BOBO. Kalau bisa, ya berlangganan. Kalau tidak, kunjungi kios majalah bekas. Beli dan bacalah lusinan majalah BOBO agar mengenal betul karakter tulisan yang diterima.

Sedikit tips yang dapat saya bagikan adalah:

1. Karakter/tokoh: jangan terlalu banyak. Singkirkan karakter yang cuman numpang lewat. Cukup 2-3 karakter agar pembaca bisa langsung masuk ke cerita.

2. Timeline jangan terlalu panjang. Hindari dua hari kemudian, enam belas tahun kemudian, dan seterusnya. Manfaatkan teknik kilas balik (singkat). Bobo biasanya kurang suka flashback. Lebih suka kronologis.

3. Langsung masuk cerita dengan pengenalan konflik. Jangan bertele-tele dengan deskripsi.

4. Ending jangan mudah ditebak. Pikirkan ending yang tak biasa. Jangan pernah berpikiran membuat ending yang menggantung.

5. Pikirkan beberapa alternatif setting tempat jika ada satu ide, agar tidak membosankan pembaca. Semakin unik dan jarang diangkat, semakin memperbesar lolos dari persaingan yang ketat.

6. Jangan menggurui secara verbal. Sebisa mungkin kurangi tokoh Ibu atau guru sebagai juru selamat atau penceramah.

7. Latih diksi. Jangan malas buka kamus. Diksi sangat menentukan, sudahkah tulisan kita cocok untuk segmen anak-anak.

8. Sebelum fokus pada spesialisasi genre tertentu, tetap coba menulis beberapa genre. Belum tentu yang kita pilih cocok di mata pembaca/redaksi.

9. Judul jangan asal dan normatf.

10. Hindari kesalahan sekecil apapun dalam penulisan, baik typo maupun EYD. Lakukan self editing.

Selamat mencoba, semoga berhasil.

Be O Be O ... BOBO ... Teman bermain dan belajar ...

SUMBER: Blog Benny
Baca Selengkapnya....!

Jumat, 23 Desember 2011

Kirim Naskah ke Majalah Irfan

Redaksi IRFAN menerima tulisan dari luar untuk rubrik-rubrik berikut ini:

1. Cerpen
Ketentuan:
- Tema cerpen berisi hal-hal yang dapat membangun jati diri anak Indonesia
- Bernuansa Islami meskipun tidak harus melulu dengan simbol-simbol Islam.
- Panjang naskah 600-900 kata (cek word count)

2. Flora
Berisi informasi populer dan menarik tentang dunia tumbuhan.
Ketentuan naskah:
- Diutamakan memiliki unsur keunikan tertentu yang menambah pengetahuan baru.
- Panjang naskah 500-700 kata
- Lebih disukai bila naskah disertai foto-foto penunjang, dengan besar file masing-masing foto minimal 400 KB.
- Sertakan keterangan kepemilikan copyright atau sumber jika menggunakan foto hasil karya orang lain.

3. Fauna
Rubrik yang memberikan informasi populer dan menarik tentang dunia hewan.
Ketentuan naskah:
- Diutamakan memiliki unsur keunikan tertentu yang menambah pengetahuan baru.
- Panjang naskah 500-700 kata
- Lebih disukai bila naskah disertai foto-foto penunjang, dengan besar file masing-masing foto minimal 400 KB.
- Sertakan keterangan kepemilikan copyright atau sumber jika menggunakan foto hasil karya orang lain.

4. English Story
Cerita sederhana dalam bahasa Inggris yang bertujuan mengembangkan kemampuan bahasa Inggris anak-anak (target pembaca kelas 3 SD ke atas).
Ketentuan:
- Panjang naskah 400 – 600 kata
- Menyertakan terjemahan daftar kata sulit

5. Reportase Cilik
Pengisi rubrik ini khusus hanya anak-anak usia SD. Bertujuan untuk melatih kemampuan merangkum pengalaman dan fakta dalam bentuk tulisan.

Ketentuan:
- Panjang naskah 500-700 kata
- Berisi berita ringan tentang pengalaman kunjungan ke tempat-tempat yang menarik seperti museum, tempat bersejarah, wisata alam, sekolah, dan sejenisnya.
- Disertai file foto-foto penunjang dalam format asli (bukan hasil cropping)
- Disertai keterangan kepemilikan copyright foto.

Silakan kirim naskah terbaik Anda ke redaksi@majalahanak-irfan.com.

CATATAN:
1. Naskah dikirim dalam attachment (bukan di badan email)
2. Cantumkan nama rubrik dan judul naskah sebagai subject email supaya redaksi lebih mudah mengklasifikasikan naskah.

Terima kasih.

Sumber: Majalah Irfan
Baca Selengkapnya....!

FAQ Penulisan Bacaan Anak

Tulisan ini saya copas dari Grup Ibu-Ibu Doyan Nulis Semarang yang ditulis oleh Mbak Dian Kristiani. Semoga bermanfaat.

1. Bagaimana menjaga “mood” supaya tetap konsisten dalam menulis?
Mood bisa datang dan pergi kapan saja. Kalo nunggu mood, bisa-bisa kita nggak nulis. Pasti ada aja alasannya. Yang capek lah, yang rumah kayak kapal pecah lah, yang gak ad aide lah, dll. Yang saya pribadi lakukan selama ini, meski mood lagi nggak bagus, saya tetep nulis. Mungkin tulisannya akan jadi jelek, aneh, garing bin jayus, gak apa-apa. Yang penting saya tetap menulis. Kan, menulis nggak seperti melukis? Kalo melukis kanvas mah nggak bisa direvisi.
Nanti, kalau mood saya udah membaik, biasanya saya edit, revise dan rewrite lagi. Jadi, jangan tunggu mood untuk menulis. Tetaplan menulis, meski lagi PMS. Toh, nanti bisa kita edit lagi. Dan, tulislah apa yang kalian suka. Jika lagi bosan nulis cerita anak, boleh kok nulis yang lain. Percayalah, tak ada naskah yang tak berguna. Folder naskah saya, 90% terpakai, meski itu naskah curhat dewasa, dan saya kirim ke media. Entah dimuat ato kagak, yang penting terpakai kan? Kalo dimuat mah alhamdullilah, sesuatu banget, hihi.

2. Apa rahasia membuat bacaan anak yang bagus?
Rahasianya? Ya bacalah bacaan anak yang bagus. Kalo terbiasa membaca bacaan anak yang jelek, pasti tulisan kita jelek. That simple.

3. Bagaimana menulis naskah tanpa menggurui? (baik naskah Islami, maupun tidak)
Bayangkan saja kita jadi anak kecil, bagaimana membaca cerita yang isinya Bu Guru bla bla bla, ibu bla bla bla…dst? Bisa kok dibikin cerita yang asyik, dan hikmah atau pesannya disampaikan. Boleh saja meminjam mulut orang dewasa, tapi mbok ya caranya diperhalus…smooth gitu loh.
Bisa juga dengan adegan-adegan dalam cerita itu, yang menunjukkan anak menemukan sendiri jawabannya. Anak gak harus melulu disodori jawaban oleh ortu ato guru.

4. Bagaimana membuat cerita berima yang lentur?
Tentukan dulu mau bikin berima apa? Misalnya pengen bikin berima “ing”. Kumpulkan saja semua kata berakhiran “ing” dan tuliskan dalam selembar kertas. Peras ingatanmu untuk mengeluarkan semua kata berakhiran “ing” itu. Nah, jika sudah terkumpul, bolehlah kita mengutak-atiknya. Biasanya, prosesnya akan jadi amat mudah saat kita udah ngumpulin kata berimanya. Untuk variasi rima, bisa liat di www.kamusrima.com

5. Bagaimana cara mengirim naskah ke penerbit luar negeri dengan aman?
Belum pernah ngirim, hihi…jadi maaf, kagak teu. Tapi in my humble opinion sih, sebaiknya kontek saja penerbitnya dan tanyakan kepada mereka bagaimana prosedur pengirimannya. Jika penerbit yang kita tuju cukup besar atau punya nama, insya Allah amanlah. Mereka pasti punya SOP tersendiri, dan gak berani main-main. Entah kalo penerbit tina tini alias tipu sana tipu sini ya.

6. Apa yang akan penulis dapatkan jika naskah kita yang sudah terbit di Indonesia, kemudian terbit di LN?
Kalo di surat perjanjian salah satu penerbit sih, tertulis bahwa penulis akan mendapatkan 50% dari nilai kontrak baru ke LN. Nah, masalahnya, kita kan nggak bisa tau nilai kontrak sesungguhnya berapa? Bisa sih, minta ke penerbit untuk nunjukin perjanjian kerja sama mereka ke LN itu, tapi kalo aku enggak mau ah…berbaik sangka saja. Penerbit yang baik hati tentu tak akan memlekoto penulisnya.

7. Bagaimana kita bisa tahu apakah naskah kita diterima atau ditolak oleh penerbit, tanpa harus meneror penerbit?
Setelah mengirim naskah, ada baiknya kita telepon redaksinya. Tanyakan, apakah naskah saya berjudul A sudah diterima? Jika sudah, kira-kira berapa lama redaksi akan memutuskan naskah saya layak terbit atau tidak? Nah, berdasarkan jawaban mereka, gampang kan kita tau kapan naskah kita akan terbit, atau gone with the wind?
Kalo males nelpon, ya pake cara kuno saja. Tunggu sebulan, gak ada respon? Tanyakan….
Dua bulan, tanyakan lagi, sampe 6 bulan ga ada respon, ya bikin saja surat pernyataan penarikan naskah. Jangan tanya surat ini isinya gimana ya? Bisa dong, bikin surat kayak gini. It’s a piece of cake hehe.

8. Mana yang lebih baik, setia pada penerbit itu2 saja, atau mengirim naskah ke banyak penerbit?
Di awal menulis, aku mengirim naskah ke banyak penerbit. Dari situ aku tahu, mana penerbit yang baik hati, mana penerbit yang “aneh” dan mana penerbit yang malas. Dari situ, seleksi alam pun dilakukan. Di posisiku sekarang, aku sudah berkomitmen pada diriku sendiri, bahwa aku akan LOYAL pada penerbit yang sudah terbukti menerbitkan buku2ku dengan lancar, plus lancar pula membayar royaltinya. Semua naskahku, pertama kali PASTI akan kutawarkan ke penerbit-penerbit itu.
Menurutku, mereka sudah berkinerja baik, dan sudah seharusnya kita mensupport mereka dengan naskah2 ciamik kita.
Namun, aku juga tetap menulis sedikit-sedikit, yang kutujukan untuk penerbit yang “baru” untukku. Bukan untuk penerbit yang sudah melewati seleksi alam dariku. Jujur, penerbit2 yang gak lolos seleksi alam, tak pernah lagi kukirimi naskah. Hehe…kurasa lebih baik aku kirim ke penerbit2 lain untuk menjajaki kemungkinan baru, sambil tetap loyal pada penerbit-penerbit yang telah membesarkan aku.

9. Kenapa naskahku tak pernah dimuat?
Kemungkinannya, naskahmu jelek isi dan jalan ceritanya, naskahmu jelek tata bahasanya, naskahmu jelek cara penulisannya, naskahmu jadul, naskahmu tak ada bedanya dengan naskah-naskah yang sudah dimuat media itu sebelumnya, naskahmu ndak cocok untuk media tersebut (media satu dan lainnya, beda loh “aliran”nya), atau tema yang sama dengan naskahmu udah sering ditemukan di mana-mana. Atau, beberapa orang menulis naskah yang sama ide dan temanya denganmu. Wah, anda kurang beruntung. So, jangan mau jadi penulis yang biasa-biasa saja.

10. Gimana caranya supaya rajin nulis?
Kalo aku pribadi, memang suka menulis sih. Kalo suka, otomatis rajin kan. Suka makan bakso, otomatis rajin nongkrongin abang bakso hehe. Suka ama Bang Ray Sahetapy, otomatis kalo ndak ngliat wajahnya sehari bisa meriang. Demikian dengan menulis, Kalo cinta menulis, pasti rajin kok. Kalo kalian nggak rajin menulis dengan alasan malas, susah dsb, mungkin sebenernya kalian “memaksakan diri” menjadi penulis. Eksplorelah bakat kalian yang lain. Barangkali pemusik, penari, pelukis, atau atlet.

11. Gimana cara memulai membuat cerita anak?
Idem dengan pertanyaan sebelumnya, ya bacalah cerita anak. Dari situ, kamu bisa tahu kok bagaimana memulainya.

12. Gimana supaya cerita tak terhenti di tengah jalan?
Hmmm…kalo mau, bikin saja kerangka karangan sebelum mulai menulis. Begitu terhenti, intip saja kerangka karanganmu. Gampang kan?

13. Bagaimana cara mendapat ide?
Haiyaaaa…ide mah ada di mana-mana. Lalat terbang di hidung kita pun bisa jadi ide. Jadi penulis, harus mengasah panca inderanya dengan baik. Be sensitive booookkk….
Baca buku, baca situasi, baca TV juga bisa jadi ide loh. Tajamkan telinga, dengerkan rumpian tetangga, rumpian anak SD, rumpian tukang sayur, semuanya bisa jadi ide.

14. Bolehkah mengirim ke media lain jika naskah kita tak ada kabar?
Boleh saja, asalkan sebelumnya sudah mengirim SURAT PERNYATAAN MENARIK NASKAH.
Hanya saja, jangan baru ngirim sebulan, lalu udah ngirim surat penarikan. Ntar dipikir kita kagak serius dong.
Kalo dari pengalaman, kan ada tuh yang 1.5 tahun baru diterbitkan. Jadi, kalo kalian mau kirim ke media lain, gimana kalo tunggu 1 tahun dulu ya? Karena biasanya memang antre media itu lama, kecuali naskah kita “istimewa” dalam artian sesuai momen yang mereka cari. Tapi ya terserah, kalo mau narik naskah setelah 6 bulan, up to you. Kalo aku sih, ada yang sampai 2 tahun belum kutarik. Bukan apa-apa…wong aku ya belum tahu itu mau kuapakan? Hehe…penulis malas follow up nih aku.

15. Cerita anak yang bagus tu yang kayak apa? Gimana mengawalinya?
Yang bagus? Ya kayak buku-bukuku itu loh…hahaha…becanda ah! Yang bagus ya tentu cara penyampaiannya empuk, smooth, kata2 sederhana (bukan seadanya) dan tokoh-tokoh yang menarik. Jika ada hikmah atau pembelajaran moral yang hendak disampaikan, ya sampaikan dengan smooth melalui cerita. Bukan dengan petatah petitih secara obvious.
Gimana mengawalinya? Ya itu tadi, baca-baca dulu dong..

16. Baca-baca, baca apa dong? Baca buku siapa?
Misalnya, kamu pengen bikin pictorial book. Ya silakan liat2 pictorial book yang ada di toko. Pelajari, lalu tuliskan. Karya Arleen Amidjaja, Ali Muakhir, Endang Firdaus, bisa jadi acuan.
Kalo pengen bikin novel anak, ya baca Enid Blyton, Roald Dahl, Astrid Lindgren, atau penulis2 luar lainnya yang aku juga kagak tau haha. Kalo lokal, Kang Iwok Abqary, Tria Ayu, Ary Nilandari, dan yang terakhir Pak Deny Wibisono, bagus banget kok buku2nya.
Kalo mau membidik majalah, ya silakan baca Bobo. Girls, Mombi, dll. Pelajari, amati, lalu tuliskan ide2mu dengan gayamu sendiri, namun dengan tema yang pas untuk media yang kamu bidik.

17. Apakah harus mengandung pesan moral?
Cerita yang tidak mengandung pesan moral, bukan berarti IMMORAL. Jadi, tak harus memaksakan diri menyisipkan pesan moral dalam suatu cerita. Bisa saja menyisipkan pengetahuan, atau bahkan hanya just for fun saja. Misalnya, ceritaku tentang Nenek Rambut Panjang. Gak ada pesan moralnya kok, hanya bercerita tentang nenek yang punya rambut amat panjang. So, apakah cerita itu termasuk cerita immoral? PDA alias please dong ah..

18. Berapa lama waktu yang dibutuhkan, mulai dari mengirim sampai dimuat di media?
Jika anda beruntung, 2 hari pun bisa terima kabar. Kalo lagi kurang beruntung, bisa sampe 1.5 tahun.
Kalo ngirim naskah ke penerbit, keputusannya bisa paling cepat dalam hitungan menit, dan yang paling lama kira-kira setahun.

19. Bagaimana batasan untuk menggambarkan kesadisan dalam cerita anak, terutama fabel?
Rantai makanan dalam dunia binatang tidak bisa dihindari. Cicak makan nyamuk, singa makan rusa dll. Sah-sah saja kok dituliskan, tapi jangan dijabarkan secara detil. Misalnya: Singa mencabik-cabik rusa dengan giginya yang tajam. Leher rusa menganga, darah segar mengucur dari sana. Rusa merintih, matanya berkedip-kedip seolah menahan rasa sakit yang amat parah. Pelan-pelan, singa menguliti rusa dll dll. Hiiiiyyyy…..

20. Tips agar naskah lolos ke penerbit?
Kenali karakter buku2 penerbit itu, telpon/email redaksinya, tawarkan naskah kita (yang tentunya senafas dengan mereka) dan kirimkan.
Pastikan naskahmu benar2 rapi, lengkap, dan bagus. Be strong to your script!

21. Bagaimana cara menulis naskah anak supaya sesuai dengan usia yang dibidik?
Amati anak-anak seusia itu. Kalau yang dibidik usia 4-6 tahun, ya bahasanya tentu beda dengan anak usia 8 tahun. Kagak punya anak yang bisa diamati? Kenapa nggak ngamati buku sejenis yang ditujukan untuk usia itu?

22. Bolehkah naskah yang berbeda bahasa, dikirim ke dua media berbeda? Misalnya, Jayabaya dan Kompas?
Setahu saya, syarat mengirim ke media adalah tidak pernah dimuat di media yang lain. Namun, karena ini adalah beda bahasa, mungkin ada baiknya kamu menanyakan ke redaksi ybs. Misalnya, cerpen kamu udah dimuat di Jayabaya, tentu udah kenal dong ama redaksinya? Coba tanyakan dengan sopan, apakah jika naskah ini saya kirimkan ke media lain, masih boleh? Vice versa, saat kita mengirimkannya ke media lain (setelah dpt ijin dari Jayabaya), kasi tau bahwa ini naskah yang udah dimuat oleh Jayabaya, dalam bahasa Jawa. Intinya, komunikasikan semuanya agar tak ada pihak yang merasa tersakiti. Halah…bahasaku, haha..

23. Apakah harus punya seorang illustrator untuk menulis cerita anak?
Tergantung, jika kamu mau nulis untuk media, ya nggak perlu. Mereka punya tim illustrator sendiri. Beda halnya jika kamu mau kirim ke penerbit, dan yang kamu kirim itu pictorial book. Ada baiknya kamu mengirim naskah dilengkapi dengan sample ilustrasi. Supaya penerbit mendapat gambaran, seperti apa sih buku ini nantinya? Namun, andaikata tidak melampirkan sample ilustrasi pun, tak apa-apa kok. Siapa sih yang menolak naskah yang amat baguuuuusss, meski gak pake sample ilustrasi pun penerbit akan dengan ikhlas suka rela menerima naskahmu kok. Nantinya, penerbit akan membantu kita mencari2 ilustrator yang cocok, atau bisa juga dari tim mereka sendiri, atau kita yang disuruh nyari. So, konsentrasi dululah pada naskahmu. Hasilkan naskah yang ciamik, jangan mikiri ilustrasi dulu…nanti malah gak nulis2.

24. Bagi alamat majalah anak dong, atau list penerbit-penerbit yang OK. Yang kagak pake lama, kagak pake ribet, dan lancar bayar royaltinya.
Hmmm…semua alamat majalah, semua alamat penerbit, bisa ditemukan di masing-masing majalah, atau buku terbitan penerbit itu. Silakan dicatat, sekalian dipelajari karakter buku2 dan majalah-majalah itu.
Percayalah, hanya mendapat list tanpa mengetahui karakteristik mereka, percuma.

25. Duit saya cekak, mana bisa beli majalah atau buku2 gitu?
Pernah denger kata “perpustakaan”? Pernah denger kalimat “pasar buku loak”? Atau pernah denger kalimat “numpang baca di lapak majalah, padahal cuma beli koran seharga 2rb?”
Come on, mau dapet ikan gede ya kudu pake umpan gede dong.

26. Enak mana, jual putus ato royalti?
Kalo saya pribadi, melihat siapa penerbitnya. Jika penerbitnya Gramedia group, atau grup lain yang terpercaya (tak ada penulis lain yang mengeluhkan soal royalti), maka saya akan pilih royalti. Dapetnya jauh lebih banyak :)
Kalo penerbitnya penerbit baru, atau penerbit yang samar-samar saya pernah dengar kalo royaltinya hanya sekian puluh ribu, atau cepek cepek doang, saya akan pilih julput. Ndak pusing :)
Juga, tergantung keadaan keuangan. Kalo kantong cekak, pilih julput. Kantong tebal, pilih royalti. Haha...

Baca Selengkapnya....!

Kamis, 22 Desember 2011

SELAMAT HARI IBU, MAH!!

Ada yang istimewa di sore hari yang cerah ini. Sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan dan kira sebelumnya. Saat itu aku tengah menemani si kecil nonton TV. Anak sulungku yang baru pulang dari bermain menghampiriku.

“Mah, ini hari ibu, ya?” tanyanya.

“Ya,” aku menjawab sekedarnya. Karena memang bukan kebiasaan dalam keluarga kami untuk mengistimewakan tanggal tertentu. Kecuali mungkin Idul Fitri.

“Wah, aku lupa. Saya kira besok,” katanya seperti menyesalkan sesuatu.

“Memang kenapa, Mas?” aku tergelitik ingin tahu. Ada apa gerangan yang dipikirkan anakku.

“Hehe,” si sulung tersenyum malu-malu, lantas menjejeri tempat dudukku, beringsut duduk di sebelahku, menggamit tanganku dan menciumnya. “Selamat Hari Ibu, ya, Mah. Maafkan aku!”

Aku terpana. Sungguh. Tidak pernah menyangka kata-kata indah itu akan diucapkan anak sulungku, untuk yang pertama kalinya buatku di hari istimewa yang disebut hari Ibu. Terharu aku mengusap kepalanya.

“Iya, Mas. Maafkan Mamah juga kalau sering marah-marah sama Mas. Belajar yang rajin, ya. Shalat yang rajin juga,” aku cium keningnya yang membuat sulungku semakin menggelendot dan memelukku erat. Dan ada yang dapat aku lakukan kecuali membalas pelukannya.

Ah, anakku, kamu benar-benar membuatku terharu, nak. Sungguh, karena aku sendiri masih malu-malu untuk mengatakan tentang perasaanku pada ibuku. Rupa-rupanya aku harus belajar banyak pada anakku ini, bukan. Namun bagaimana pun aku juga menyayangi ibuku. Walaupun tak pernah terkatakan, tapi aku menyayangi ibuku. Selamat hari Ibu, Emak!

Baca Selengkapnya....!

KASIH SEORANG IBU

KASIH SEORANG IBU

Sebuah Dongeng dari Jerman
Diceritakan kembali oleh: Koko Darjono
Penerbit: Intan Pariwara 1979

Seorang janda nelayan hidup bersama anak perempuannya yang masih kecil, di sebuah pondok di tepi pantai.

Suami janda itu telah lama meninggal, tenggelam ditelan ombak di tengah lautan, ketika sedang menjala ikan.

Tak jauh dari tempat tinggalnya beribu-ribu kulit kerang warna-warni berserakan di pantai itu. Ada yang dalamnya berwarna hitam dan luarnya berwarna biru, ada yang berwarna putih keperak-perakan. Bentuknya pun bermacam-macam pula. Ada yang bulat pipih, ada pula yang berbentuk tanduk seperti terompet. Dengan kerang-kerang itulah setiap hari anak kecil itu bermain-main menghabiskan waktunya.

Dengan gembiranya dia meloncat-loncat di pasir, berlari-lari dengan wajah cerah dielus angin laut yang lembut. Bahkan kadang-kadang, dia pun bermain berkejaran dengan ombak lautan yang dengan mesranya menjilat bibir pantai. Buih-buih putih itu seolah-olah mengajak anak kecil itu bermain berkejar-kejaran dengannya.

Tetapi, sebenarnya, ibu itu sangat cemas dengan kebiasaan anaknya. Ibu itu tidak akan bisa melupakan betapa ombak laut yang ganas itu telah membunuh suaminya. Setiap hari ibu itu selalu berpesan kepada anak satu-satunya itu,

“Nak, janganlah kamu bermain terlalu jauh. Dekat-dekat sajalah. Ingat, ombak laut itu sungguh jahat. Ayahmu telah mati ditelannya.”

“Ya, Ibu,” jawab anaknya itu selalu.

Namun jika sudah berada kembali di pantai, dia akan segera lupa pesan ibunya. Dengan gembiranya dia akan kembali bermain, berkejar-kejaran dan berkejaran dengan lidah ombak yang menjilat-jilat pantai.

Pada suatu hari, ketika ibu itu sudah selesai menyiapkan makan siang anaknya, ternyata puterinya itu belum menampakkan diri. Ibu itu dengan sabar menanti kedatangan anaknya.

Tetapi hingga sore tiba anak itu belum kembali juga. Dan mulailah ibu itu merasa cemas. Kemudian dia pergi keluar, menyusuri sepanjang pantai mencari anaknya. Beberapa lamanya dia mencari tetapi tak berhasil menemukan anaknya. Dia mulai berteriak-teriak memanggil dan bertanya kepada setiap nelayan yang ditemuinya, tetapi sia-sia saja. Tak seorang pun melihat anaknya.

Ketika malam sudah tiba dan sinar matahari sudah menghilang dari cakrawala, ibu itu masih berkelana di sepanjang pantai, mencari puteri kecilnya. Sampai tengah malam tiba, ketika seluruh badannya sudah terasa sangat lelah dan suaranya hampir habis memanggil-manggil, dia sudah berniat segera pulang ke rumah dengan perasaan sedih dan putus asa.

Pada saat itulah tiba-tiba dia mendengar suara nyanyian merdu dibawa angin oleh angin malam.

Ibu itu berdiri tegak di tempatnya. Dengan wajah terpana dia melihat seorang Putri Laut bernyanyi merdu di tengah ombak lautan:
Di dalam istana gelasku, di kamar kaca.
Di sana bermain semua anak-anakku.
Nelayan, pulanglah kamu segera.
Karena aku tidak mengijinkan mereka keluar.

Ketika ibu itu mendengar nyanyian Putri Laut yang berdendang tentang anak-anaknya di kamar kaca, dia berpikir : anaknya berada di antara mereka. Maka berlututlah dan bertanyalah dia dengan penuh harap, “Apakah Putri Laut melihat seorang anak perempuan kecil, cantik, yang setiap hari bermian-main di pasir pantai ini?”

“Apakah rambutnya pirang?” tanya Putri Laut itu.

“Ya, ya, rambutnya memang pirang,” jawab ibu itu dengan gembira.

“Dengan kaki telanjang?” kembali Putri Laut itu bertanya.

“Ya, ya, benar,” jawab ibu itu semakin gembira, seakan-akan dia merasa bahwa Putri Laut itu sudah siap untuk menyerahkan putrinya yang bertelanjang kaki dan telah hilang itu kepadanya.

Tetapi, Putri Laut ternyata berkata, “Ya, aku tahu di mana anak itu berada sekarang. Dia berada di dasar lautan ini, di dalam istana gelasku. Dia sehat seperti ikan dan bermain dengan gembira bersama anak-anakku yang lain.”

“Dia anakku!” teriak ibu itu meratap.

“Ya, dulu. Tetapi, sekarang dia telah menjadi milikku!” kata Putri Laut itu.

Kemudian ibu itu mulai menangis keras-keras. Dia meratap dan memohon pada Putri Laut untuk menyerahkan kembali anak satu-satunya itu.

Tetapi, Putri Laut itu kemudian berkata, “Baiklah. Aku kasihan kepadamu. Tetapi, orang tak akan bisa hidup di dalam lautan. Bagi mereka yang sekali berada di dalamnya, tak akan mungkin lagi bisa kembali. Namun, aku akan membawamu ke istanaku di dasar lautan. Di sana akan kuberikan kesempatan satu kali kepadamu untuk menyaksikan anakmu itu. Tetapi, apakah kamu mempunyai keberanian untuk mengikutiku jauh ke tengah lautan, dan kemudian masuk ke dasar lautan yang sangat dalam? Apakah kamu berani?

“Oh,” kata ibu itu. “Aku tak takut! Bawalah aku ke tempat anakku!”

Maka berenanglah Putri Laut itu ke tepi pantai, menggandeng tangan perempuan itu dan kemudian kembali berenang ke tengah laut.

Ibu itu berpegang erat-erat pada tangan Putri Laut yang berenang ke tengah lautan memecah ombak.

Sangat cepat! Lebih cepat dari perahu yang paling cepat. Lebih cepat dari pancaran sinar matahari musim semi.

Di atas mereka, kegelapan malam menyelimuti lautan yang luas tak terbatas itu. Mereka terus berenang di bawah gemerlipnya berjuta bintang di langit lepas. Tiba-tiba di suatu tempat di tengah lautan, Putri Laut itu berhenti. Dan, ketika memandang ke dasar lautan, ibu itu menyaksikan suatu berkas sinar gemerlapan memancar nun jauh di sana, di kedalaman laut yang luas itu.

“Di sinilah tempatnya,” kata Putri Laut itu. “Sekarang ambillah nafas dalam-dalam. Kemudian, tutuplah mata dan mulutmu rapat-rapat, karena kita akan segera menuju ke dasar lautan.”

“Apakah anakku berada di sana?”

“Ya,” jawab Putri Laut itu.

“Nah, kalau begitu bawalah aku cepat-cepat ke sana!”

Kemudian, dia menarik nafas dalam-dalam. Menutup mulut dan kedua belah matanya rapat-rapat, dan kemudian barulah dia merasa Putri Laut itu membawanya menyelam ke dasar lautan.

Ketika ibu itu membuka mata, tampak di bawahnya pancaran sinar itu semakin mendekat. Ke sanalah rupanya mereka akan menuju.

Sepanjang air yang dilaluinya, tampak bening dan gemerlap bagaikan kaca. Kemilau, terang benderang seakan-akan matahari sedang bersinar di tempat itu.

“Di sanalah anakku berada,” pikir ibu itu.

Dan, akhirnya mereka pun sampailah.

Di dasar lautan yang putih keperakan itu berdiri dengan megahnya istana Putri Laut. Istana itu terbuat dari gelas yang bening mengkilat, dengan tangga gelas berwarna kebiruan. Atapnya dari air, bening gemerlapan dengan indahnya.

Dari luar istana itu memancar seberkas sinar puth cemerlang menerangi ruangan-ruangan di dalam istana itu. Seakan-akan matahari sedang bersinar, memancarkan kehangatan sinarnya yang mengagumkan.

Di sekitar istana itu tumbuh pula tanaman laut dengan suburnya, seperti hutan perawan menghijau dengan diselingi kebun bunga warna-warni.

Setiap saat dia bisa melihat ikan-ikan berenang bebas kian kemari dengan riangnya.

“Kamu bisa menyaksikan pancaran sinar ini hingga jauh dari tempat ini,” kata Putri Laut.

Tetapi, ibu itu rupanya tak begitu tertarik dengan keindahan alam di sekitarnya. Pikirannya hanya tercurah pada anaknya yang hilang itu. Dia mulai memandang keadaan di sekitarnya. Tetapi, ternyata belum juga berhasil melihat anaknya.

“Di manakah anakku?” ibu itu bertanya kepada Putri Laut dengan perasaan tak sabar.

“Dia tidak berada di tempat ini,” jawab Putri Laut itu. “Aku akan membawamu ke kamar kaca, tampat anakmu berada. Tetapi, kamu hanya boleh melihatnya dari luar, dan tidak boleh membawanya pergi!”

Sampai saat itu dia belum berhasil melihat anaknya. Maka, berkatalah ibu itu, “Oh, kalau aku boleh melihatnya, tolonglah, bawa aku cepat-cepat ke tempat dia berada!”

Putri Laut itu kemudian menuntun ibu itu menaiki tangga istananya dan masuk ke dalamnya. Di sana ibu itu berjalan melalui suatu ruangan yang panjang dan luas. Semua dindingnya terbuat dari marmar dan kaca. Kemudian, sampailah mereka di sebuah ruangan penuh dengan suara sorak sorai maupun gelak tawa anak-anak yang sedang bermain. Riang gembira, seakan-akan tak mengenal kesedihan.

Putri Laut itu kemudian mengantarkannya sampai di depan kamar yang berpintu kaca. Dia hanya bisa berada di luar kamar itu; karena, pintunya terkunci rapat. Dari pintu kaca itu dia bisa melihat suatu ruangan yang sangat luas seperti ruang sebuah gereja. Ruangan itu penuh dengan anak-anak laki-laki dan perempuan dalam pakaian aneka warna.

Dengan riang gembira mereka bermain bersama. Berlari-larian, dan berkejar-kejaran, bernyanyi dan menari-nari, tanpa mengenal lelah.

Ibu itu menyaksikan kegembiraan anak-anak itu dengan perasaan haru, seakan-akan dia sendiri bisa merasakan betapa bahagiannya mereka.

Tetapi, pada saat yang sama, air matanya mulai mengalir membasahi pipinya. Dia sadar bahwa kedatangannya di sini ialah mencari anaknya yang hilang. Tiba-tiba, hatinya merasa tercekat, seakan-akan mau meloncat keluar melalui kerongkongannya. Karena tiba-tiba dia melihat seorang anak berambut pirang dan mengenakan rok merah.

Dialah anaknya yang hilang!

Ya, itulah anaknya. Kakinya telanjang tak bersepatu dan rambutnya pirang! Dia segera tertawa gembira, karena hatinya melonjak kegirangan tak terkira, air matanya terus mengalir membasahi pipinya.

Dia menatap sepuas-puasnya ke dalam ruangan itu, memandang anaknya yang hilang. Didorong perasaannya yang meluap karena kegembiraan itu, dia bertanya kepada Putri Laut, apakah dia boleh masuk ke dalam kamar itu.

Tetap, Putri Laut itu menjawab, “Tidak. Kamu tak boleh masuk! Bukankah aku telah mengatakannya, bahwa kamu dilarang masuk ke dalam kamar itu? Sekarang, bahkan telah tiba waktunya bagimu untuk segera kembali. Kamu telah melihat anakmu itu satu kali seperti juga telah kujanjikan kepadamu. Saya kira, sekali saja, sudah cukup bagimu!” Setelah mendapatkan kesempatan sebentar melihat anaknya, ibu itu mengharapkan untuk mendapatkan kesempatan yang lebih lama lagi.

“Baiklah!” kata ibu itu akhirnya. “Aku tak akan meminta lagi untuk diijinkan masuk ke dalam kamar itu. Tetapi, ijinkanlah aku untuk tetap tinggal di sini. Di depan pintu ini saja!”

Putri Laut itu mendengar betapa memelas dan mengharukannya permintaan ibu itu. Karena itu, timbul juga rasa belas kasihan di hati Putri Laut. Kemudian katanya, “Baiklah, kuijinkan kamu tinggal di sini, di depan kamar ini dengan pintu terkunci rapat.”

Dan ibu itu pun puas dengan ijin Putri Laut itu. Meskipun, ia hanya dapat memandangi putrinya melalui pintu kaca, memandang anak perempuannya yang bermain-main dengan gembiranya di dalam kamar itu.

Dengan asyiknya dia mengikuti setiap gerak anaknya dan setiap permainan yang dilakukannya. Siang dan malam, dia membayangkan bisa mengelus pipi anaknya yang sehat kemerahan, kakinya yang kecil, dan rambutnya yang indah kepirangan. Setiap malam, ibu itu tidur di lantai yang keras, di depan pintu kaca itu, dengan harapan di pagi harinya bisa melihat anaknya lagi. Ya, hanya sekedar melihat! Tak bisa berbuat lebih dari itu.

Akhirnya, timbul juga keberaniannya untuk mencoba meminta anaknya itu kepada Putri Laut.

Dan permintaannya itu tak dikabulkan oleh Putri Laut. Tetapi, ibu itu pun tak pernah putus asa, dan memohon terus.

Setiap hari dia bermandi air mata, merintih dengan penuh harap kepada Putri Laut itu meminta putrinya kembali. Bahkan, dia berjanji memberikan dan mengorbankan apa saja yang menjadi miliknya, atau mengerjakan apa saja yang bisa dia lakukan untuk mendapatkan kembali anaknya.

Tetapi, Putri Laut itu tetap menolak.

Pada hari berikutnya kembali ibu itu dengan tanpa jemu-jemunya menangis dan memohon pada Putri Laut itu.

“Coba dengarkan,” akhirnya Putri Laut iru berkata. “Hatiku pun tak akan sekeras batu gunung. Akhirnya timbul juga rasa belas kasihan di hatiku melihat tekadmu yang begitu besar. Aku akan bersedia mengembalikan anakmu itu kepadamu, tetapi dengan sebuah syarat.”

“Katakan apa syarat itu!” sahut ibu itu dengan cepat. “Aku akan bersedia mengorbankan segalanya, asalkan anakku bisa kembali!”

“Kamu harus memintal sebuah mantel buatku, yang terbuat dari helai-helai rambutmu sendiri!” sahut Putri Laut.

Tanpa banyak membantah ibu itu menundukkan kepalanya dan mempersilahkan Putri Laut itu memotong seluruh rambutnya yang hitam panjang itu sampai habis. Dengan kepala tanpa dihias rambut sehelai pun, ibu itu mulai memintal di depan pintu itu. Ketika rambutnya sudah habis terpintal, ternyata mantel itu belum juga jadi.

“Tidak, aku tidak mau menerima mantel yang belum selesai itu,” kata Putri Laut ketika ibu itu menyerahkan pintalan rambutnya.

“Kamu harus menanti sampai rambutmu tumbuh panjang dan menyelesaikan mantel itu hingga jadi,” kata Putri Laut itu menambahkan.

Ibu itu menangis sedih, dan memohon belas kasihan kepada Putri Laut. Tetapi, Putri Laut itu hanya menjawab, “Bukankah aku telah bersedia menyerahkan anakmu yang menjadi permintaanmu? Maka dari itu, kamu pun harus sanggup memenuhi apa yang menjadi permintaanku pula!”

“Ya, aku akan memenuhi apa yang menjadi permintaanmu,” kata ibu itu mencoba mengulur kesabarannya.

Dan diapun menanti hingga rambutnya tumbuh panjang kembali. Dan, dengan sabar pula ibu itu tetap menanti di depan pintu kaca itu. Sesekali dia meraba kepalanya untuk mengetahui apakah sudah cukup panjang rambutnya tumbuh.

Tentu saja sangat lama menunggu rambut itu tumbuh panjang kembali. Sementara itu, dia terus berusaha meminta belas kasihan Putri Laut. Tetapi, tetap saja dia disuruh menanti hingga mantel yang dijanjikannya itu selesai.

Maka, tak ada jalan lain baginya, kecuali dengan sabar menanti rambutnya tumbuh kembali sampai panjang.

Bertahun-tahun dia harus menanti di depan pintu itu, dan akhirnya rambut di kepalanya pun sudah cukup panjang. Kemudian Putri Laut itu pun datang memotongnya. Dan, dengan sabarnya ibu itu mulai memintal, meneruskan pekerjaannya yang belum selesai. Dia memintal dengan semangat yang menyala-nyala karena ia berharap akan bisa segera mendapatkan anaknya kembali. Dia memiintal dengan tekun di depan kamar kaca tempat anak perempuannya bermain dengan gembiranya bersama kawan-kawannya. Tetapi, ternyata setelah rambut itu habis terpintal seluruhnya, belum juga cukup untuk dibuat sebuah mantel. Dan, kepalanya pun sudah licin tanpa sehelai rambut pun. Dari mana dia harus mencari bahan kekurangannya?

Dia berpikir, mungkin Putri Laut itu akan merasa puas dengan mantel yang sudah hampir jadi itu. Sebab, bukankah sudah begitu banyak pengorbanan yang diberikannya untuk mewujudkan mantel itu?

Namun, ketika mantel itu diserahkan, Putri Laut itu berkata, “Aku tetap menginginkan seperti apa yang kukatakan dulu. Selesaikanlah mantel itu dahulu, barulah kuserahkan anakmu itu kepadamu!”

Dengan kesedihan yang amat sangat, ibu itu kembali ke tempat tinggalnya, di depan pintu kaca itu.

Sekali lagi dia harus menanti rambutnya tumbuh panjang kembali. Melihat penderitaan dan ketabahan ibu yang tak kenal menyerah itu, Putri Laut merasa kasihan juga. Maka, dibawanya sebotol obat kepada ibu itu. Dan, katanya, “Terimalah obat ini. Gosokkan di kepalamu. Dengan begitu, rambut yang ada di kepalamu akan tumbuh lebih cepat.”

Dalam deraan penderitaannya itu, ibu itu menerima obat itu. Air matanya berlinang penuh terima kasih yang tak terhingga. “Terima kasih atas pertolonganmu, Putri Laut yang baik budi,” katanya.

Segera digosokkannya obat itu di kepalanya, sambil menanti di depan kaca itu. Begitulah yang dilakukannya setiap hari. Menggosokkan obat itu di kepalanya dengan sabar, sambil mengawasi anaknya yang riang gembira bermain di dalam ruang kaca. “Semua ini kulakukan demi putriku,” katanya dalam hati.

Benar juga. Setelah digosok dengan obat itu, rambut di kepalanya tumbuh lebih cepat dari biasanya. Rambut yang tumbuh itu tampak mengkilat. Dan akhirnya, cukup panjanglah rambut itu untuk dipotong. Putri Laut datang memotongnnya hingga habis.

“Potonglah rambut itu. Potonglah sampai ke akar-akarnya. Aku rela menanggung semua ini demi anakku!’ kata ibu itu dengan tulus.

Dan, kembali dia memintal rambut itu untuk menyelesaikan mantelnya yang terbengkalai. Mantel yang merupakan gambaran dan pancaran cinta kasihnya terhadap anaknya. Akhirnya selesai juga mantel yang dibuat dengan pengorbanan besar dan kesabaran yang tak terbatas dari seorang ibu. Semua itu, dia lakukan demi putri yang dicintainya.

Dengan tak sabar lagi dia menghadap Putri Laut, dan menyerahkan hasil jerih payahnya yang bertahun-tahun lamanya itu.

Betapa senang dan kagumnya Putri Laut itu melihat mantel yang telah jadi itu. Mantel yang terbuat dari pintalan rambut seorang ibu. Begitu indah tak terlukiskan. Dia memuji tak habis-habisnya kesabaran ibu itu. Apalagi kalau Putri Laut mengingat penderitaan dan pengorbanan yang telah diberikan ibu itu demi terwujudnya mantel itu. Begitu besar kasih ibu itu terhadap anaknya, sehingga rela bertahun-tahun memintal mantel itu dengan segala penderitaannya. Memang benar-benar menakjubkan kasih seorang ibu itu.

Tetapi, rupanya ibu itu tak mendengarkan segala puji-pujian itu. Sebab, hanya satu yang dipikirkannya saat itu. Yaitu, dia akan segera bisa berkumpul kembali dengan anaknya. Oh, betapa senangnya!

“Berikan anakku itu sekarang juga, berikan sekarang juga!” pintanya.

“Nah, sekarang ikutilah aku!” perintah Putri Laut itu.

Dengan patuh dan kegembiraan yang meluap, ibu itu berjalan mengikuti Putri Laut. Mereka berjalan ke kamar kaca, tempat anaknya berada.

Pintunya segera dibuka. Anak perempuannya segera meloncat keluar. Sekarang dia sudah tumbuh menjadi seorang remaja. Cantik dan sehat, dengan tubuh tinggi semampai. Ibu dan anak itu segera berpelukan dengan mesra.

“Ayolah kita segera keluar!” kata Putri Laut itu.

Maka, ibu dan putrinya itu mengikuti langkah Putri Laut, berjalan keluar dari kamar itu.

“Sekarang, sudah tiba saatnya aku akan mengembalikan kalian ke tempat tinggalmu. Aku akan membawa kalian ke permukaan laut. Oleh karena itu, tariklah nafas dalam-dalam, pejamkanlah matamu, dan tutuplah mulut kalian rapat-rapat!” Ibu dan anak itu menuruti semua perintah Putri Laut itu.

Mereka menarik nafas dalam-dalam, menutup mulut dan kedua mata mereka rapat-rapat. Dengan dibimbing Putri Laut itu, ibu dan anak itu dibawa kembali berenang ke permukaan samodra.

Dari permukaan lautan itu, mereka dibawa berenang menuju pantai.

Begitu cepat Putri Laut itu berenang.
Lebih cepat dari terbang burung camar.
Lebih cepat dari anak panah yang terlepas dari busurnya.
Akhirnya sampailah mereka di pantai tempat ibu dan anak itu tinggal. Setelah menurunkan kedua orang itu di sana, bertanyalah Putri Laut kepada ibu itu, “Apakah kamu masih memerlukan obat untuk menumbuhkan rambutmu kembali?’ katanya ketika melihat kepala ibu itu masih gundul tanpa sehelai rambut pun.

“Ah, tidak, terima kasih,” jawab ibu itu tertawa gembira. “Aku telah mendapatkan kembali anakku, dan aku sudah tak memerlukan yang lain lagi!”

Dengan begitu, maka Putri Laut kembali terjun ke tengah lautan, membelah ombak, diiringi lambaian tangan ibu dan anaknya.

Den sejak saat itu, ibu itu hidup berbahagia bersama anaknya. Sedang gadis itu tak pernah lagi bermain di pantai yang berbahaya itu.

***

Baca Selengkapnya....!

Senin, 19 Desember 2011

HARI PERTAMA LIBURAN

Libur tlah tiba
libur tlah tiba
horee…
Bukan hanya siswa saja yang senang bukan main kalau libur tlah tiba, gurunya pun juga ikut senang. Sejenak rehat dari aktivitas rutin dan melepaskan lelah dengan melakukan pekerjaan apapun yang disenangi.

Kalau kebetulan berkantong tebal bisa juga merencanakan jalan-jalan. Tapi karena kantong terbatas dan kebetulan suami tidak sedang libur, maka sebaik mungkin mengatur waktu untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan. Salah satunya menengok kebun bunga yang tak seberapa besar itu. Sekedar menatap bunga kamboja saya yang banyak bermekaran. Tapi karena terlalu lama tidak disentuh, kebun bungaku jadi terlihat berantakan. Banyak pot bunga yang pecah karena sudah aus, dan banyak pula tanaman-tanaman muda yang perlu direpotting karena wadahnya kesempitan.

Alhasil acara nengok kebun bunga, berubah jadi terjun langsung mengganti beberapa pot, membuang rumput-rumput liar yang mengganggu dan menata kembali pot-pot itu agar enak dipandang mata.

Alhamdulillah, setelah hampir empat jam berkutat dalam kebun, akhirnya bunga-bungaku jadi enak dipandang mata. Mudah-mudahan besok lagi memiliki waktu untuk tetap menatanya.Jadi kangen nih sama mawar wangi saya yang telah almarhum, wah mana susah lagi ya nyari bunga mawar wangi. Yang ada juga bunga mawar hibrid yang indah namun tidak wangi.

Baca Selengkapnya....!

Sabtu, 17 Desember 2011

HARI PENERIMAAN RAPORT

Hari ini 17 Desember 2011 anak-anak TK wilayah Jawa Tengah menerima laporan perkembangan semester 1. Di TK kami pengambilan raport dimulai pukul 8 pagi sampai dengan pukul 11 siang. Pengambilan raport dilakukan oleh wali murid dengan harapan adanya komunikasi aktif anatar guru dan orang tua perihal perkembangan putra putrinya selama belajar satu semester di sekolah.

Pukul 8 pagi suasana masih sepi, kendati semua guru sudah standby di ruang kelas masing-masing untuk menerima wali murid. Baru jelang jam 9 kelas mulai ramai. Namun syukurlah mereka datangnya tidak bersamaan sehingga guru punya waktu untuk berbincang lebih leluasa tentang perkembangan anak.

Dan dari sekian banyak obrolan dengan wali murid, yang paling banyak dikeluhkan adalah tidak lancarnya anak membaca. Terutama membaca huruf mati. Orang tua resah dan khawatir sehingga mereka berinisiatif untuk memasukkan anak ke les privat membaca. Sebuah fenomena yang terus menerus terjadi. Anak-anak TK itu dipaksa mahir membaca dengan alasan supaya mereka bisa masuk ke sekolah-sekolah pavorit yang mempersyaratkan tes calistung untuk bisa diterima belajar di sana.

Saya bingung juga menjelaskan situasi dilematis seperti ini. Di satu sisi membaca tidak diajarkan di Taman Kanak-Kanak. Namun di sisi lain orang tua menghendaki anak-anak diajari membaca. Dan jika melihat kurikulum dan tes untuk anak kelas satu SD, saya rasa wajar kalau orang tua menjadi khawatir.

Sepertinya perlu mengkaji ulang sinkronisasi antara kurikulum TK dan kurikulum SD. Biar tidak terjadi miss komunikasi dalam memberikan pembelajaran kepada anak. Dan biar para guru dalam mengajar ini juga enak.

Baca Selengkapnya....!

MATIKAN MESIN DI LAMPU MERAH

Kemarin saya berkesempatan melakukan perjalanan keluar kota. Meski bukan perjalanan yang menyenangkan karena mengantar jenazah suami seorang teman menuju tempat peristirahatannya yang terakhir, namun banyak yang bisa saya petik dalam perjalanan kali ini.

Termasuk diantaranya saat melewati tol baru Semarang-Ungaran yang dalam pembuatannnya haru membedah gunung batu. Exiting, karena baru pertama kali aku akan melewatinya. Sudah lama tidak mengadakan perjalanan luar kota ke arah Selatan, jadi maklum kalau ketinggalan berita.

Selain lewat tol layang yang menyeberangi jurang dan membelah gunung, banyak pemandangan indah di sekitar. Di antaranya buah –buahan macam rambutan dan durian yang ada di sepanjang jalan. Saking banyaknya seakan buah itu jadi tidak berguna karena sudah merah menyala masih juga di biarkan di atas pohon. Padahal kalau di Demak per kilo bisa dihargai empat ribu rupiah. Mungkin karena faktor mahalnya transfortasi sehingga buah-buah itu tidak dipetik untuk didistribusikan. Karena dengar-dengan dari teman, dari petani ke pengepul hanya dihargai sembilan ratus rupiah.

Selain buah rambutan yang matang di pohon, banyak juga buah sawo yang juga dibiarkan membusuk di atas pohon. Wah, serasa eman-eman sekali. Jadi teringat dengan hobi tanam menanam yang tumbuh liar dalam diriku. Hanya karena nggak ada lahan hobi menanam ini jadi terpaksa dipendam dalam hati. Dan hanya bisa bersyukur melihat aneka tanaman di sepanjang perjalanan yang aku lalui.

Tapi bukan hanya itu yang menarik minatku dalam perjalanan kali ini. Ada yang lebih spesial lagi. Apakah itu? Ketika itu mobil kami bersisian jalan dengan sepeda motor yang dikendarai mungkin seorang anak muda yang cinta banget sama lingkungan, dan peduli agar bumi ini lebih baik lagi walau dengan tindakan yang mungkin dianggap tidak berarti. Yakni tiap kali sepeda motor itu berhenti di lampu merah (terutama lampu merah yang ada timer-nya) dia mematikan mesin. Aku perhatikan tingkah dia begitu unik. Sambil menunggu lampu menjadi hijau kembali dia mematikan mesin. Luar biasa! Mungkin dia tidak ingin menambahi polusi udara yang kian mengental menghantui atmosfer kita. Sekali lagi luar biasa! Hanya tindakan kecil namun menurut saya sangatlah luar biasa.

Kepeduliannya pada bumi menurut saya luar biasa. Patut dicoba sepertinya. Mematikan mesin saat di lampu merah!!

Baca Selengkapnya....!

Jumat, 16 Desember 2011

BERITA DUKA CITA

Hari ini baru saja pulang takziyah dari Boyolali. Mengantarkan jenazah suami teman sejawat saya yang Rabu malam mengalami kecelakaan kendaraan bermotor. Beliau ditabrak roda dua saat hendak menyeberang pertigaan sepulang menjemput istrinya memberi les ngaji. Keadaannya cukup parah dengan banyak kebocoran di kepala. Sehingga hal itu sempat mengkhawatirkan kami semua saat kemarin membezuk beliau di ruang ICU Rumah Sakit Sultan Agung Semarang. Saat itu kami tidak diijinkan masuk karena jam bezuk sudah lewat. Namun mendengar cerita dari para kerabat dan teman sejawat korban, sungguh sangat memilukan.

Dan pagi tadi saat aku sedang mencuci, seorang teman menelpon mengabarkan kematian suami teman saya. Subhanallah, apa yang kami kawatirkan kemarin akhirnya terjadi. Sedih membayangkan kejadian itu. Ngeri sekaligus kasihan. Betapa kematian itu sangat pasti datangnya. Dan betapa waktunya tak bisa kita duga. Bisa menimpa siapa saja. Tua muda semua bisa saja dipanggil oleh-Nya.

Ingatanku pun melayang pada dua orang putri korban yang saat ini masih membutuhkan banyak perhatian. Tak terbayang mereka menjadi yatim piatu dalam waktu yang tak begitu lama. Beberapa tahun yang lalu mereka baru kehilangan ibu kandung. Dan sekarang mereka kehilangan bapak kandungnya. Walaupun masih ada teman saya selaku ibu tirinya, betapa malangnya nasib anak-anak itu. Semoga Allah senantiasa memberikan ketabahan kepada keluarga yang ditinggalkan dan memberikan tempat terbaik untuk almarhum.

Melihat kondisi jalan raya kita sekarang ini dan para pengendaranya pantas membuat kita jadi merasa prihatin. Jalan raya bukan lagi tempat yang aman untuk kita lalui. Lengah sedikit kitalah yang menjadi korbannya. Kebut-kebutan, pelanggaran lalu lintas masih menjadi pemandangan yang sangat biasa di jalan raya kita. Terutama para muda (anak-anak ABG) yang suka ugal-ugalan dan membahayakan nyawa pengendara lain. Main serobot seenaknya tanpa peduli keselamatan orang lain. Betapa mental para pengendara kita masih perlu dibenahi. Agar nantinya tidak lagi membahayakan dan merugikan orang lain. Kematian memang sudah diatur oleh Tuhan yang Maha Esa. Namun tidak ada salahnya kita selalu berhati-hati.

Ingatanku kembali melayang pada kejadian yang menimpa bapak mertua setahun yang lalu. Saat itu beliau ditabrak oleh pengendara motor ABG (anak-anak SMP yang notabene belum boleh mengendarai kendaraan bermotor) saat hendak menyeberang. Saat itu luka bapak tidaklah parah. Hanya mengalami luka sobek di telapak kaki. Namun beliau harus menjalani operasi dan menelan biaya yang tidak sedikit. Harapan kami bapak dapat sembuh dan menunaikan ibadah haji yang sudah lama diimpi-impikannya. (Bapak tinggal menunggu antrian untuk berangkat). Namun Allah berkehendak lain. Enam bulan setelah kecelakaan, Bapak dipanggil yang Maha Kuasa. Sedih hati kami semua.

Apa mungkin kita seperti negara Jepang saja? Kemana-mana berkendaraan sepeda ontel. Lebih aman dan tentu saja lebih sehat. Tidak boros bahan bakar, dan tidak menambah polusi. Saya tak habis pikir. Mereka yang memproduksi motor, tapi kenapa justru tidak menggunakan motor untuk kendaraan sehari-hari mereka. Mungkin nggak ya, kita seperti mereka. Rasanya kok seperti pungguk merindukan bulan.

Mengingat pertumbuhan sepeda motor di negeri kita ibarat jamur di musim hujan. Yah, mau bagaimana lagi? Dengan uang kurang dari satu juta kita sudah bisa pulang membawa motor. Jadi tak pelak lagi kalau menjelang jam kerja jalanan dipenuhi kendaraan roda dua. Apalagi untuk bisa mengendarai motor tak perlu susah payah. Asal punya keberanian kita sudah bisa membawa motor ke jalan raya. Soal SIM kan bisa diatur. Bereslah.

Sepertinya ujian SIM perlu diperketat lagi ya. Tidak hanya mengurusi bagaimana kita bisa bermanufer layaknya pembalap, namun yang tak kalah penting adalah ujian mental para pengendara. Siap atau tidak mereka membawa motor ke jalan raya. Agar saat mereka berkendara tidak lagi membahayakan orang lain. Bagaimanapun tindakan ceroboh dalam berkendara dapat mengakibatkan nyawa melayang.

Turut berduka cita atas meninggalnya Bapak Wahyono, SE. Apt. Suami dari Ibu Himatul Millah, dan Ayah dari Winda (15 th), dan Dini (12 th). Semoga Allah memberikan tempat terbaik untuk beliau. Dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan. Amin.
Baca Selengkapnya....!

Rabu, 14 Desember 2011

TESTIMONI PARA PENGGUNA ABACA FLASH CARD



Alhamdulillah, banyak yang berhasil mengajarkan membaca pada anak usia dini dengan menggunakan media Abaca Flash Card. Berikut kesaksian para pengguna yang telah merasakan mudahnya mengajar anak membaca dengan Abaca Flash Card.



Mogok Les Baca gara-gara Ketagihan Game Panen Es Krim pada ABACA Flash Card Seri 1
Putri saya AISHA usia 4.5 th,saat ini msh sekolah di TK kecil dan setiap hbs bubaran TK di lanjutkan dg les baca s.d jam 11.30,tp semenjak dia mulai mengenal ABACA Flash Card dia tidak mau lg ikut les dan bilang ke ibu gurunya mau belajar di rumah aja sama mama lebih seru, klo belajar sama ibu guru bosan gt katanya,ternyata dia sdh ketagihana” permen” ama” es krim” buatan mbak din. Tinggal mamanya aja yg kdg2 nggak punya waktu utk melajarin (ngajarin)..he..he.. (Aisha Yasmin, Kandangan, Kaltim)

Rekor ABACA, Usia Baru 2,5 tahun Tapi Udah Bisa Baca Pake ABACA Flash Card
Mba, anakku (Hazna 2,5th) bisaaa … tapi (teknik belajarnya aku modifikasi dikit) jadi mengenalkan suku katanya nggak langsung semua suku kata di box 1 (yg terdiri dari 15 suku kata). Jadi aku mulai 5 kartu dulu, udah lulus 5 kartu aku tambah 1 lagi, sampai dia hafal 6 kartu aku tambah lagi 1 kartu, dst. Kemarin aku pikir udah nggak bisa karena belum cukup umur, tapi anaknya ngajak main terus. Hehehe senangnya hatiku (anakku udah bisa baca) (Febria Soraya, Bandung)

Akhirnya Hati Alfian Takluk pada ABACA Flash Card Setelah Mamahnya Nyaris Putus Asa Mencarikan Media Belajar Membaca yang Tepat
Ada satu hal yg bikin aku seneng. Kemarin siang paket sampe tp ga sempet aku buka.
Malem2 abinya pulang… penasaran kayanya. Dibukalah tuh paket. Jam setengah 12 malem Alfian masih pecicilan. Lihat abinya buka paket langsung nanya, “Itu apa bi? Kok ada es krimya?? Buat belajar ya bi?” Aku sibuk baca petunjuk permainannya…si abang udah bawel banget minta praktekin. Krn berisik jd aku lemot mikirnya…stlh paham aku praktekin. And thaaaaaannnnn … yyiiihhhaaaaaa… si abang suka, dalam 20 menit hafal 30 suku kata. REKORrrrrrr!!!
Padahal sebelumnya Alfian kurang suka sama yg berbau bacaan…lbh seneng ke audio visual dimulai flash card, board book, sampe dibeliin koleksi buku pustaka lebah sama abinya dia kurang suka tapi yg ini (ABACA Flash Card) dia suka. Td pagi udah nanya lagi, “Bun..abang mau belajar dong
tapi yang ada permen sama es krimnya ya” (Rika Afwaja Ahmad, Jakarta)

Jadi Bintang Gara-gara ABACA Flash Card
Mba sy deg2an nih..diminta kepala sekolah TK nya Zaheed untuk mempromosikan cara mengajarkan Zaheed dgn Flashcard ABACA dihadapan orangtua2 murid lainnya. (Note: gara-gara prestasi yang diperoleh Zaheed (yang bisa membaca dalam waktu 3 minggu) akhirnya Bundanya Zaheed diminta memeragakan metode belajar dengan menggunakan ABACA Flash Card). (Mba Fitry, Jakarta Utara)

Meski Ngantuk Tetep Semangat Main ABACA Flash Card
Keluar kamar dengan mata 5,5 watt,
Najwa langsung ngomong gini,,
“Bunda, ajwa mau belajar.”
dan emak pun menjawab, “belajar apa naak??”
“Ajwa mau belajar baca..”
Ohohoho,, saia paham sekarang,
Najwa udah ketagihan dapet permen n es krim kertas
bikinan mak Diena Ulfaty rupanya…..
eheu….. ;D (Rieka Amalia, Padang)

Susah Disetop Belajar Gara-gara Kecanduan Game pada ABACA Flash Card
ABACA flash card sangaaat efektif untuk anak saya. Ga rempong lagi nyuruh dia belajar baca, yang ada emaknya rempong nemenin karna susah disuruh stop belajarnya hahahah.. (Nora elpianti, Tangerang)

Kisah Seru Aji dan Aldo Saat Bermain dengan ABACA Flash Card
Mbaaak, serius nihhh,
kartu ini TEPAT SASARAN bangeet
buktinya, anakku Aji 5 tahun, langsung suka.
maap, saya nerapkannya pakai modifikasi dikit2 sesuai karakter anak saya
makasih ya, semoga barakah dan makin sukses.
(Note: Sebelumnya mba Heni tidak tertarik dengan metode mengajari membaca menggunakan FalshCard atau Kartu Baca. Walaupun itu diutarakan oleh Kak Seto di tivi melalui Metode Glenn Doman. Bagi Mba Heni yang udah gede pun, metode tunjuk kartu di depan anak itu , membosankan. Namun ABACA Flash Card ini berbeda, karena mengkombinasikannya dengan Papan permainan seperti Monopoli. Keunikan yang dimiliki ABACA Flash Card terbukti membuat putra Mba Heni nggak jadi malas belajar membaca. Kisah seru Aji saat bermain game Panen Es Krim dan Stroberi bisa dilihat pada http://www.facebook.com/notes/ayo-belajar-yuk-aby/​belajar-baca-sambil-panen-es-krim-stroberi-diintegrasikan-dengan-belajar-matemat/314923508523196 ) (Heni, pemilik Olshop Jilbab Orin, Surabaya)

Si Cerdas yang Lulus ABACA seri 1 dan 2 Kurang dari Seminggu
Alhamdulillah, putra saya M. Altaf 4 th udah bisa baca loh. Padahal anaknya aktif dan udah bosan. Tapi alhamdulillah daya ingatnya sangat kuat, jadilah aku pilihkan metode baca yang sesuai dengan karakternya, dengan flash card yang ada game panen es krim. Kemarin baru nerima paketannya, Altaf senang banget dengan panen es krim dan udah bisa semua suku kata akhiran “a” dan “i” (lulus ABACA seri 1). Dan alhamdulillah, udah bisa baca. Akhirnya lanjut ke ABACA seri 2, lha tapi masalahnya ABACA seri 3 kok masih nunggu 2 bulan terbitnya yah. Nggak apa2 deh saya doakan cepat terbit yah mba. Makasih. (Yuni, Surabaya)

Baru Kenal ABACA, Langsung Nyandu Gamenya
Alhamdulillah, paket bacanya udah diterima. Anak saya senang sekali. Susah berhenti kalau udah main..” ( Bunda Ariyati (from sms), Samarinda)

Usia 2,7 Tahun Sudah Bisa Baca “Fa” pada Tulisan FaceBook
Mbak Terbukti anakku yg 3th kurang, udah apal semua suku kata yg ada di box 1A dan 1 B. Subhanallah ga nyangka lo..sekarang kalo emaknya buka facebook..dia langsung teriak2 ‘Fa’..”Fa”…baca tulisan facebook..hehehehe dasar emaknya ga pernah lepas dari ReOS. Ditunggu infonya ya mak?? (Nana, Jakarta)

ABACA Flash Card Bikin Anak Ketagihan, Bahkan yang Udah Bisa Baca Sekalipun!
Walau Shidqi udah bisa baca (4th.11bln), trnyata kartu games ini ttp bikin penasaran lho, krn berisi permainan ‘kumpulin es krim (seri I)’ dan cerita menarik dlm ‘rumah strobery (seri II)’.. Saking antusiasnya smp2 malah kami yg menemaninya yg tepar, hehe..ampuuun deh!
Flashcard ini bukan hny kartu suku kata, tp games-nya lah yg mmbuat anak jd betah duduk, tanpa sadar mereka pun ketagihan belajar baca. Berbagai testimoni yg sudah merasakan anaknya jadi kerajinan main kartu baca ini dan jd gampang diajari membaca. (Lia, pemilik olshop BundaShidqi Lia, Bogor)

Anak Malas pun Jadi Susah Berhenti Belajar Pakai ABACA Flash Card
ponakan saya (laki2) udah hapal semua suku kata seri 1, kata Mama nya dia seneng banget maen Abaca, pdhl kl disuruh belajar membaca dia malas. (Paramita, pemilik olshop Aimi Baby’s, Semarang)

Si Moddy yang Kemajuannya Pesat Setelah Pakai ABACA Flash Card
Alhamdulillah yaa.. Dr tgl 2-10 november Azka dah hapal 4 box (ABACA Flash Card seri 1). Td antusias bgt tlp ayah minta dibeliin es krim krn dia pinter katanya he he. Kmrn smpt pesimis coz dia anaknya mood2an,smpet 4hr mogok belajar tp sekalinya minta,suku kata berakhran i bisa semua. Subhanalloh..” (Suyati, Depok)

Makin Mahir Membaca Setelah Pakai ABACA Flash Card
Kebetulan sblm beli ini, anakku emang dah bisa baca dkt2, tp baru yg ba bi bu be bo ampe ha hi hu he ho nyah…n sering ketuker-tuker…tp pke games ini, dia jd seneng bgt, krn ada hadiah es krimnya itu, n dah jarang ketuker2 lg skrg, btw……ini terbagi dlm brp seri? Ada yg paket lanjutannya ga? Yg terdiri dr kosakata semisal trans, ban, tan, (yg suku katanya dah terdiri dr 3 huruf n diakhirnya dah ada huruf konsonannya) (Rena Puspa, Ibu Rumah Tangga, BalikPapan)

Kisah Sukses Balita Aktif yang Bisa Membaca dalam Waktu 3 Minggu!
Mbak, 3 minggu anak saya (Zaheed) 4 tahun 5 bulan, udah sukses bisa baca (Pake ABACA FlashCard). Kayaknya dia kepincut panen es krimnya deh (ABACA seri 1), secara dia hobi… banget …makan es krim hehehe. Jazakillahu khoir ya mba. (Note: Zaheed adalah anak yg sangat aktif, beberapa metode baca udah diterapkan ibunya tapi gagal terus. Akhirnya sang ibu membeli ABACA dan metodenya sangat cocok dengan karakter Zaheed yang sangat aktif dan suka bergerak).
(Fitri, pemilik OlShop Rumah Bunda Balita, Jakarta Utara)

Anak Aktif dan Cepet Bosan Pun LUlus ABACA FlashCard seri 1 dalam Waktu KURANG dari SEBULAN!
Anakku udah 4 tahun lebih, udah masuk TK. Dulu mau ambil FlashCard yg dari A**k p****r, tapi belum sempet-sempet. Eeh sekalinya disarankan pake ABACA FlashCard, coz kebetulan ada anak temen saya di Jawa yang udah make. Katanya sih anaknya seneng banget, jadi nggak pake acara bosan belajar karena (belajar membacanya) sambil manen es krim sih (ABACA seri 1). (Note: Putri mba Sulityani ini termasuk yg sulit diajak belajar membaca, dia itu angin-anginan dan semaunya sendiri, agak susah diatur lagi. Mbak Sulistyani agak putus asa juga karena si anak nggak mau diajak kerjasama, akhirnya dia menghubungi saya (Diena) untuk memesan ABACA Flash Card atas rekomendasi temannya di Jawa. Dan hasilnya? Setelah belajar membaca pake ABACA Flash Card, putri mba Sulistyani bisa membaca (lulus ABACA seri 1) KURANG dari Sebulan! Mba Sulistyani senang bukan main dan langsung mau jadi reseller karena ternyata banyak temen2nya yang pesan ABACA Flash Card ke mba Sulistyani dan ingin sukses seperti anaknya mba Sulistyani).
(Sulistyani, Ibu Rumah Tangga, Sangatta)

Rasyid, Si Cerdas yang Lulus Belajar ABACA Seri 1 KURANG dari SEMINGGU!
Alhamdulillah Rasyid udah sampai box 3 (padahal baru 2 hari belajar pake ABACA FlashCard), dan dia udah mulai lancar baca 4 huruf berakhiran “a” dan “i” digabungkan.
(Rina Marliana Ningsih, Bidan, tinggal di Tangerang Selatan)

Bayi < 3 Tahun Pun Suka Dengan ABACA dan Hafal Baca Kartunya!
Efektif lho metodenya (ABACA FlashCard), anakku yang usianya kurang dari 3 tahun udah mulai hafal baca-baca kartunya.
(Nana, pemilik Aina’s Shop, Jakarta Selatan)

Langit, Fast Learner yang Lulus ABACA Seri 1 dalam Hitungan JAM!
Mbak hari ini (8 agustus 2011) Langit udah menyelesaikan seluruh kartu (ABACA FlashCard) dengan benar. Nggak sabar pengen main yang seri 2. Nggak sabar juga pengen ajarin Air (adiknya Langit).
(Wina, Pemilik online shop Airin Clodi, Jakarta Selatan)

Kisah Sukses dari Jepang: Anak saya bisa membaca hanya dalam waktu seminggu!
Alhamdulillah, sekarang Afif sudah bisa membaca. Saya benar-benar terharu. Tidak sampai seminggu lho. Pake …metode yang ditawarkan oleh ABACA Flash Card (kartu belajar membaca Balita), pertama yang dikenalkan a sampai za. Ternyata a-za itu dasarnya yah begitu a-za lancar yang lain mengikuti. Surprise banget, dengan memisahkan huruf yang mirip, Afif akhirnya bisa membedakan b dan d, m dan w, p dan q. Saya ucapkan jazakumullahu khoir. Barokallahu kartu (ABACA Flash Cardnya) dan metodenya.
(Marita Fadhilah, Jepang)

Si CErdas yang Hafal Semua Suku Kata Berakhiran “a” dalam waktu 30 Menit
Putri saya, Zakiyah (4 tahun) bisa menghafal semua suku kata berakhiran “a” hanya dalam waktu 30 menit (15×2 menit). Alhamdulillah dia sangat menyukai game Panen Es Krim pada ABACA Flash Card sehingga belajar menjadi tidak membosankan.
(Ummu Zakiyah, Bandung)

Game Panen Es Krim ABACA FlashCard Digemari anak 3 tahun dan Kelas 2 SD
Kartunya udah kuterima. Anakku Raysah senang bgt. Walaupun mulai belajar baca, tapi semangat betul. Kakaknya Arya yang kelas 2 SD malah ikut-ikutan pengen coba. Sampai-sampai Raysah ngambek karena ngerasa itu punya dia aja. Aku sampai sembunyiin dulu amplop kartu 2, 3, 4, 5 nya karena Raysah pengen buka cepat-cepat wkwkwk… padahal amplop 1 nya aja belum habis. Mudah-mudahan laris manis usahanya ya mba. (Tri Wahyuni Rahmat, penulis buku tinggal di Bontang, Kaltim).

Sukses Belajar Membaca hanya dalam waktu 2 Minggu
Putriku Nabilah (4 tahun) sukses belajar membaca dalam waktu dua minggu. Saya sempat kaget dengan keefektifan kartu ini. Bahkan dia masih terus minta bermain kendati sudah bisa membaca. Dan sekarang gantian saat bermain, sayalah yang menjadi muridnya. Anakku menjadi gurunya. Subhanallah. (Sri Wahyuti, Pemilik Edu-Kidz Shop, Guru TK, Ibunda Nabilah Sabilil Haq, tinggal di Demak)

Si cerdas yang Suka Es Krim dan LUlus seri I dalam 2 Minggu
Nabil antusias banget (dapat ABACA FlashCard). Saya heran cuma dikasih gambar es krim kok dia girang yah? hihihi. Nanti malam mau menuhi janji pada Nabil beli es krim beneran. Makasih mbak Diena Ulfaty Nabil udah selesai manen es krimnya (Lulus ABACA seri 1 setelah sekitar 2 mingguan belajar)
(Cicik Sri Winarni, Jakarta)

Aci, si fast learner yang Kecanduan ABACA Flash Card
Paket kartu ABACA udah dibuka 3 box. Dan Aci (3 th 7 bulan) sudah bisa 95%. Yang saya suka karena dia nggak bosan padahal kalo belajar dengan buku cepat bosan. Ini semangat terus, yang tua yang capek hihihi.
(Aning, pemilik toko clodi Aciica, Nganjuk Jawa Timur)

Tyo, si Anak Aktif yang CErdas LUlus ABACA seri 1 dalam waktu KURANG dari Seminggu
Alhamdulillah, Tyo udah bisa semua sampai box 5. Yang kesulitan hanya xa, xi, ya, yi, dan qa, qi (padahal baru 2 hari belajar dengan ABACA Flash Card)
(Luluk Purwati, guru Matematika SMAN 1 Dringu, Probolinggo, Jatim)

Dalam 1 hari, Anakku udah bisa hafal 32 Suku Kata
Alhamdulillah paket (ABACA FlashCardnya) udah saya terima kemarin sore, Luthfi anak saya senang sekali, sekarang dia sudah hafal kartu box IB (udah hafal 32 suku kata padahal belajarnya bari 1 hari). Saya yang kewalahan (karena Luthfi ngajak main ABACA terus) padahal saya juga punya bayi umurnya 4 bulan, makasih banyak yah.
(Itas, Kalimantan Timur)

Jangan sampai ketinggalan!!!

Yang berminat dapat menghubungi diriku via sms di 085867486151

Atau email di wahyuti.tklarasati@gmail.com

Hanya Rp. 45.000,- per seri (Plus Ongkir bagi luar kota)
Baca Selengkapnya....!

Selasa, 13 Desember 2011

Hasil Seminar National Compaign 11-13 Desember 2011

Hasil Seminar National Compaign 11-13 Desember 2011
By : Eli Maslikhah
http://elimaslikhahefendi.blogspot.com/2011/12/hasil-seminar-national-compaign-11-13.html?spref=fb

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PRAKTIK

1. Perlu penguatan konten yang ada dalam kurikulum tanpa perlu menjadi mata pelajaran baru, menambah jam pelajaran, serta mengubah kurikulum; cukup menyesuaikan dengan KTSP
2. Perlu revitalisasi strategi pembelajaran pendidikan karakter di satuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan pendidik dan penciptaan iklim belajar yang kondusif.
3. Pendidikan dilaksanakan secara inklusif di lingkungan sekolah serta melaksanakannya secara sinkron dengan Pendidikan keluarga
4. Perlunya keteladanan dari guru, orangtua dan tokoh-tokoh masyarakat
5. Perlunya Pembelajaran yang komprehensif yang menekankan aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku secara proporsional.
6. Perlu penyebarluasan informasi tentang UU tentang bendera, Bahasa, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan sebagai upaya pembangunan karakter bangsa.
7. Perlu dikembangkan pendidikan karakter yang bermuatan pengembangan nilai profesionalitas dan moralitas secara seimbang.

PERAN BALITBANG KEMDIKBUD
ü Mengembangkan model pendidikan karakter di satuan pendidikan antara lain melalui strategi: (a) Mengintegrasikan dalam mata pelajaran, (b) Muatan Lokal, dan (c) Pengembangan Diri (kegiatan ekstrakurikuler dsb)
ü Melaksanakan rintisan (Piloting) pendidikan karakter pada jenjang, jalur, dan jenis pendidikan di satuan pendidikan di berbagai kota/kabupaten di seluruh Indonesia
ü Menyampaikan rumusan rekomendasi kebijakan peningkatan pendidikan karakter berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan
ü Pengembangan model dan panduan penilaian berbasis kelas yang secara komprehensif dapat menilai aspek kognitif, psikomotorik dan afektif peserta didik; sekaligus member peluang penilaian peserta didik terhadap guru.

UN antara harapan dan kenyataan

LATAR BELAKANG MASALAH
1. Pengadaan naskah masih dilakukan oleh pihak yang tidak kompeten, hanya memenuhi persyaratan administrasi dan masih terjadi kebocoran naskah.
2. Ada indikasi guru/pihak lain menyebarkan kunci jawaban, memberi kesempatan kepada siswa berbuat curang. Sekolah membentuk tim sukses untuk membuat kunci jawaban dan mengganti jawaban siswa.
3. Terdapat indikasi Provinsi, kab/kota berupaya mengubah jawaban siswa. Pemindaian yang dilakukan oleh PT kurang teliti.
4. Pengawasan di ruang ujian tidak mengikuti POS (guru meninggalkan kelas, membiarkan siswa membawa HP dan melakukan kerjasama).
5. Hasil Ujian Nasional belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh sekolah karena tidak dilakukan sosialisasi oleh dinas kab./kota.
6. Dari segi organisasi, UN diselenggarakan oleh BSNP bersifat adhoc dan tidak mempunyai sumber daya manusia dan sarana prasarana yang memadai untuk melaksanakan Ujian Nasional.
7. Penyelenggaraan di daerah dilakukan oleh unit kerja yang bersifat adhoc dan tidak profesional di bidang pengujian

Rekomendasi

1. Perbaikan manajemen UN agar kredibel, dipercaya dan aman (tidak terjadi kebocoran) dan menghindari adanya kecurangan-kecurangan dalam pelaksanhaan UN.
2. Perlu penyiapan naskah dan distribusi UN yang lebih professional.
3. Pelaksanaan ujian di sekolah dengan menggunakan paket tes yang berbeda untuk menghindari kecurangan.
4. Pengumpulan LJUN lebih disederhanakan dan dilaksanakan oleh pihak yang independen
5. Hasil Ujian Nasional perlu dimanfaatkan untuk sertifikasi, diagnostik, dan seleksi.
6.UN perlu diselenggarakan oleh lembaga independen yang profesional (tidak bersifat adhoc) dan memiliki kewenangan, serta otoritas mulai dari tahap awal persiapan sampai pelaporan hasil ujian.
7. SDM lembaga independen terdiri atas tenaga profesional dalam bidang pengujian/penilaian yang ada di pusat dan daerah.
8.Penyelenggaraan di daerah dilakukan oleh unit kerja yang merupakan bagian dari lembaga independen pusat.
9.Perlu dilakukan kesepakatan semua pihak untuk melaksanakan UN secara jujur, kredibel dan professional dan tidak digunakan sebagai sarana politik pemenangan danb pencitraan di daerah.
10. Perlu pengkajian tentang pemanfaatan hasil UN di berbagai satuan pendidikan.

PERAN BALITBANG KEMDIKBUD
1. Balitbang (Puspendik) bersama BSNP mengelola dan mengembangkan bank soal untuk kebutuhan UN.
2. Mengolah dan mempublikasikan hasil UN.

Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK

LATAR BELAKANG MASALAH
Posisi Indonesia dalam pemanfaatan TIK untuk pendidikan masih tertinggal di negara-negara Asean. Hal ini tercermin dari Konten pendidikan yang masih minim. Akses internet untuk konten pendidikan masih rendah. Anak-anak lebih banyak mengakses facebook. Ini tercermin dari posisi Indonesia di peringkat ke-4 pengguna facebook setelah china, jepang, dan India.

REKOMENDASI
1. TIK perlu dimanfaatkan/diperbedayakan untuk pembelajaran karakter (KARAKTER BERBASIS TIK)
2.Perlu meningkatkan akses pembelajaran berbasis TIK yang dapat dijangkau secara luas dan bersifat merakyat.
3. Pemanfaatan TIK dapat digunakan sebagai penilaian portofolio untuk jangka panjang
4. Perlu penyatuan pengelolaan terhadap berbagai konten pendidikan yang dikembangkan oleh unit-unit di lingkungan Kemdikbud
5. Perlu membangun dan memasyarakatkan jejaring sosial produk bangsa Indonesia sehingga tidak menyedot devisa Negara.

PERAN BALITBANG KEMDIKBUD
1. Melakukan penelitian dan pengembangan pemanfaatan TIK
2. Mengembangkan Website untuk manajemen dan pembelajaran di satuan pendidikan.

Conclusion

Balitbang telah berperan dalam pembangunan karakter bangsa melalui berbagai penelitian dan pengembangan, memberikan saran kebijakan serta model peningkatan mutu pembelajaran karakter serta melaksanakan piloting pendidikan karakter di satuan pendidikan pada jalur, jenis, dan jenjang pendidikan di berbagai kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Peran Balitbang tersebut masih perlu terus ditingkatkan, terutama tentang bagaimana hasil-hasil Libang dapat didayagunakan dalam pengambilan keputusan, serta peningkatan kerjasama dengan pihak-pihak terkait baik di pusat maupun daerah untuk memperkuat jaringan penelitian dan pengembangan.
Baca Selengkapnya....!

LAUNCHING DAN BEDAH BUKU FOR THE LOVE MOM & AMAZING 30

Untuk yang berdomisili di Bandung hadirilah Launching dan Bedah BUku For The Love Of Mom. Gratis!!!

Ada tulisanku di sana.

Waktu : Kamis, 15 Desember 2011, Pukul 09.00 WIB - Selesai

Tempat : RM. Dinasty Minang, Jalan Sukajadi, Bandung (seberang RS. Hasan Sadikin, di pertigaan mau ke Jln. Sederhana)

Agenda : 09.00 - 10.00 : Pembukaan/Peresmian Program KITABACA-IIDN 2012

10.00 - 12.00 : Launching, bedah buku/talkshow For The Love of Mom (dydie prameswarie) dan buku Amazing 30 (beta kun natapradja)

12.00 - 13.00 : ISOMA

13.00 - 14.00 : Sharing tentang 'Internet Sehat' oleh Telkom Multimedia

14.00 - 15.00 : Hiburan (nyanyi, baca puisi, games dan bagi2 doorprize)

Pengisi Acara : MC : Ratna M Iwan

Pembedah/moderator : Ratna M Iwan & Indari Mastuti

Baca Puisi : Epiest Gee, Ratna, Rani

Pemateri : Dyah Prameswarie dan Beta Kun Natapradja

Akustikan (masih dalam konfirmasi)

Dimeriahkan oleh Bazzar :
1. Bazzar Baju Anak Murah Meriah @ Rp. 12.500,00/pcs
2. Empek-empek @Rp. 6,000/paket
3. Buku2 cantik dan seru dari Indscript Creative
(**) : bagi seluruh peserta, panitia dan undangan yang hadir, diharapkan sudah mempunyai AKUN TWITTER (yang belum punya, bikin yaaaaa..) karena kita akan LIVE TWEET dari Lokasi ! seruuuuuu ..... Jangan lupa aktifkan Twitter SMSnya bagi yang memiliki hape tanpa fasilitas internet..hehehehe ...

ACARA INI GRATIS UNTUK UMUM. Makan siang silahkan pesan dan bayar masing2 di lokasi.

Tersedia banyak DOORPRIZE cantik dan seru untuk peserta yang hadir, dengan sponsor dari IIDB, Penerbit, Indscript, Telkom, dll. Ayo tunggu apalagi, ajak teman, saudara, sahabat, keluarga, anak, suami, dll..... BANJIR DOORPRIZE !

Bagi yang berminat untuk ikut memberikan doorprize silahkan kontak panitia, hehehehehehe ...

Ayo daftar di sini, biar panitia bisa menentukan jumlah kursi yang disediakan pada hari H.

Panitia Plus Markom

Lygia Pecanduhujan
Baca Selengkapnya....!

Senin, 12 Desember 2011

LOMBA PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BAGI MAHASISWA DAN GURU BERPRESTASI DI BIDANG PEMBELAJARAN MANDIRI BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK SISWA JENJANG TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, DAN SMK/MAK

Rasional

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.

Bentuk-bentuk stimuIus bisa dipergunakan sebagai media diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realita gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam. Kelima bentuk stimulus ini akan membantu pembelajar mempelajari bahasa asing. Namun demikian tidaklah mudah mendapatkan kelima bentuk itu dalam satu waktu atau tempat.

Teknologi komputer adalah sebuah penemuan yang memungkinkan menghadirkan beberapa atau semua bentuk stimulus di atas sehingga pembelajaran bahasa asing akan lebih optimal. Namun demikian masalah yang timbul tidak semudah yang dibayangkan. Pengajar adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merealisasikan kelima bentuk stimulus tersebut dalam bentuk pembelajaran. Namun kebanyakan pengajar tidak mempunyai kemampuan untuk menghadirkan kelima stimulus itu dengan program komputer sedangkan pemrogram komputer tidak menguasai metode pembelajaran.

Jalan keluarnya adalah merealisasikan stimulus-stimulus itu dalam program komputer dengan menggunakan piranti lunak yang mudah dipelajari sehingga dengan demikian para pengajar akan dengan mudah merealisasikan ide-ide pengajarannya.

Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajaran. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu, media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.

Multimedia pembelajaran mandiri bagi siswa adalah bahan belajar multimedia yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam proses pembelajaran mandiri yang berisi satu topik sajian yang utuh dari standar kompetensi dan kompetensi dasar tertentu yang dikembangkan dengan menggunakan berbagai software aplikasi (contoh: PowerPoint, Flash, Authoware, Frontpage, Photoshop, Foxpro, dll) dan atau bahasa pemrograman (contoh: Visual Basic, Clipper, dll) dan kesemuanya dikompilasi dalam satu paket aplikasi.

Persyaratan Karya

Persyaratan karya multimedia yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:
Mencantumkan kurikulum yang digunakan, sasaran kelas/semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator serta petunjuk penggunaan program.
Materi lomba merupakan satu indikator atau lebih dari standar kompetensi dan atau kompetensi dasar mata pelajaran TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.
Disajikan dengan menggunakan Bahasa Indonesia, kecuali mata pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa.
Hasil karya dilengkapi dengan petunjuk penggunaan program dalam bentuk 3 (tiga) sajian, yaitu print out petunjuk pengunaan, CD (3 keping CD copy) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Karya original dalam ide dan kreasi yang dibuktikan dengan surat pernyataan bermeterai.
Bila dalam pembuatan media, peserta perlu mencuplik karya orang lain sebagai referensi/ bahan pelengkap sajian, maka peserta harus mencantumkan sumber cuplikan tersebut.
Setiap bahan ajar yang diikutsertakan dalam lomba bila memenuhi persyaratan akan mendapatkan panggilan untuk presentasi dan menjadi hak milik Panitia.
Bagi peserta (GURU) karya yang dibuat sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan dan jenjang sekolah dibuktikan dengan surat pernyataan mengajar dari sekolah berdasarkan mata pelajaran dan jenjang mengajar.

Komponen CD Interaktif

Desain CD interaktif meliputi komponen sebagai berikut:
Judul.
Pengembang (Nama Pengembang dan Instansi Tempat Bekerja/Studi).
Tujuan Pembelajaran.
Apersepsi.
Uraian materi pembelajaran yang komunikatif (termasuk: contoh, analogi atau ilustrasi, serta simulasi yang relevan dan kontekstual).
Latihan (soal), tes, dan umpan balik korektif secara kreatif.

Kriteria Penilaian

Penentuan kejuaraan dari lomba ini mengikuti kriteria sebagai berikut:
Kelengkapan komponen CD Interaktif (seperti pada Poin C nomor 1 - 6)
Relevansi dan konsistensi antara komponen desain CD Interaktif dengan RPP (tujuan, materi, aktivitas pembelajaran dan latihan/tes)
Interaktivitas
Mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya
Ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/tool untuk pengembangan
Memfasilitasi pencapaian hasil belajar pada jenjang berpikir yang tinggi (Taxonomy Bloom)

Prosedur Pendaftaran

Berikut adalah prosedur pendaftaran peserta Lomba Pengembangan Multimedia Pembelajaran:
Mengisi formulir yang sudah disiapkan dapat diperioleh di Panitia Lomba Pengembangan Multimedia Pembelajaran FKIP, USD, Yogyakarta atau dapat di download di sini.
Formulir pendaftaran dan produk multimedia diantar langsung atau dikirim melalui pos ke panitia lomba paling lambat pada Hari/Tanggal: Senin, 9 Januari 2012 (Cap Pos).
Biaya Pendaftaran Lomba: "GRATIS"

Peserta Lomba
Lomba Pengembangan Multimedia Pembelajaran ini diperuntukan bagi:
Guru Jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK dan sederajat se Jawa Tengah-DIY.
Mahasiswa LPTK/FKIP se Jawa Tengah-DIY.
Lomba bersifat perorangan.

Hadiah Lomba

Berikut hadiah yang disediakan untuk masing-masing jenjang/kategori:
Guru TK/RA/SD/MI
Juara I: Sertifikat dan Uang Pembinaan Rp.2.000.000,00
Juara II: Sertifikat dan Uang Pembinaan Rp.1.500.000,00
Juara III: Sertifikat dan Uang Pembinaan Rp.1.000.000,00

Guru SMP/MTS
Juara I: Sertifikat dan Uang Pembinaan Rp.2.000.000,00
Juara II: Sertifikat dan Uang Pembinaan Rp.1.500.000,00
Juara III: Sertifikat dan Uang Pembinaan Rp.1.000.000,00

Guru SMA/MA/SMK/MAK
Juara I: Sertifikat dan Uang Pembinaan Rp.2.000.000,00
Juara II: Sertifikat dan Uang Pembinaan Rp.1.500.000,00
Juara III: Sertifikat dan Uang Pembinaan Rp.1.000.000,00

Mahasiswa LPTK/FKIP
Juara I: Sertifikat dan Uang Pembinaan Rp.2.000.000,00
Juara II: Sertifikat dan Uang Pembinaan Rp.1.500.000,00
Juara III: Sertifikat dan Uang Pembinaan Rp.1.000.000,00

Seminar ICT

Kegiatan Lomba Pengembangan Mutlimedia Pembelajaran akan ditutup dengan acara seminar, berikut ini informasi tentang seminar tersebut:
Tema Seminar "Cerdas dalam Pemanfaatan Information and Communication Technology (ICT) dalam Pembelajaran".
Seminar tersebut akan diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal: Sabtu, 28 Januari 2012.
Pukul: 08.00 s.d. 12.00 WIB.
Bertempat di Ruang Koendjono, Lantai 4, Gedung Administrasi Pusat, Kampus II Realino, Mrican, Yogyakarta.

Peserta Seminar ICT adalah:
Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma.
Mahasiswa FKIP/FIP/LPTK di luar USD.
Umum/Guru/Dosen/Pemerhati Pendidikan.
Peserta Lomba Pengembangan Multimedia Pembelajaran.

Selain pembicara, para Juara I Lomba Pengembangan Multimedia Pembelajaran dari masing-masing kategori diminta untuk mempresentasikan hasil karyanya dalam seminar tersebut.

Kontribusi Peserta Seminar:
Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma: Rp. 25.000,-
Mahasiswa FKIP/FIP dari luar USD: Rp. 35.000,-
Umum/Guru/Dosen/Pemerhati Pendidikan: Rp. 50.000,-
Pembayaran kontribusi seminar dilakukan pada hari pelaksanaan seminar disaat registrasi peserta.

Fasilitas Seminar:
Seminar Kit (Materi Seminar, Block Note dan Pena).
Konsumsi selama seminar.
Sertifikat.

Sekretariat Lomba dan Seminar

RUANG DEKANAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA LANTAI 2, KAMPUS I, MRICAN UNIT SELATAN
Jl. Affandi (Gejayan), Mrican, Yogyakarta.
Telp. (0274) 513301 ext: 1413
Fax. (0274) 562383
Email: fkip@staff.usd.ac.id

Contact Person
Antonius Irianto Sukendar: 087 838 187255
Setya Tri Nugraha: 081 579 05756
Agustinus Heri Nugroho: 081 227 62592; 081 125 41241

sumber :http://www.usd.ac.id/lipsus.php?noid=42
Baca Selengkapnya....!

Senin, 05 Desember 2011

MENGASAH EMPATI DI BULAN MUHARAM

Bulan Muharam sepertinya saat yang tepat untuk menumbuhkan empati di kalangan anak-anak. Mengajari mereka tentang indahnya berbagi dengan saudara-saudara yang kurang beruntung. Dalam rangka menyambut 10 Muharam yang terkenal dengan bulan santunan untuk anak yatim, TK Muslimat NU Demak mengadakan acara kunjungan ke Panti Asuhan dan Panti Wreda setelah sebelumnya mengadakan santunan untuk anak yatim, piatu di kalangan murid TK Muslimat NU sendiri.

Bersamaan dengan kunjungan ini anak-anak diajak berkeliling kota dengan menaiki andong. Betapa anak-anak sangat gembira. Mereka begitu antusias mengikuti acara ini. Alhasil 12 andong disewa untuk mengangkut kurang lebih seratus lima puluh anak. Dengan kapasitas 12 anak plus satu guru dalam satu andong. Lumayan berhimpitan, akan tetapi anak-anak sangat senang. Dan karena jumlah guru yang tidak sesuai dengan jumlah andong maka pihak sekolah meminta bantuan wali murid yang kebetulan menunggui anaknya. Jadi nggak fair nih, karena sebelumnya anak-anak diwanti-wanti untuk mandiri. Tapi terpaksa karena keadaan mendesak. Akan lebih berbahaya lagi membiarkan anak-anak dalam andong sendirian tanpa kawalan.

Setelah acara santunan selesai dilaksanakan di sekolah rombongan andong ini menuju lokasi pertama yakni di Panti Wreda yang terletak di Kawedanan. Acara silaturahmi ini berlangsung singkat. Maklumlah anak-anak biasanya kurang suka kalau harus mengikuti acara seremonial yang menuntut mereka duduk manis mendengarkan orang pidato. Tapi mereka cukup senang saat diajak salaman berkeliling dengan kakek nenek penghuni Panti Wreda. Jadi trenyuh mengingat masa-masa tua yang akan datang. Terpikir betapa tidak berharganya mereka sebagai manusia. Disingkirkan begitu saja setelah tidak berdaya guna. Alhamdulillah kehadiran anak-anak ini mampu membuat senyum tua mereka kembali terkembang.

Setelah itu acara dilanjutkan menuju ke Panti Asuhan yang masih dalam naungan Yayasan Pendidikan Nahdlatul Ulama. Jadi masih dalam satu yayasan yang menaungi TK Muslimat NU. Sayang sekali pada saat kami sampai di Panti Asuhan, suasana terlihat sepi. Maklumlah karena semua anak asuh sedang bersekolah. Jadi anak-anak TK yang polos dan penasaran seperti apa sih yang disebut anak yatim itu, tidak bisa memuaskan keingintahuan anak-anak. Karena ada saja yang bertanya padaku, “Bu Guru, anak yatim itu yang seperti apa, sih?”

Namun setelah dijelaskan bahwa anak-anak yatim itu pun sama seperti mereka hanya saja mereka kurang beruntung karena telah tidak memiliki ayah atau juga ibu, bahkan mungkin keluarga, anak-anak itu pun mengangguk mengerti. Semoga bisa menimbulkan rasa empati di hati anak-anak yang masih polos ini. Dan semoga perjalanan ini memiliki arti bagi mereka kelak di kemudian hari. Agar mereka kelak pun tumbuh menjadi manusia yang peduli dan bisa berempati terhadap penderitaan sesamanya.
Baca Selengkapnya....!